"Aku dibenci nggak mati, kamu gak suka aku juga nggak tutup usia, selagi rasa nggak suka dan bencimu tidak menutup pintu rezekiku, aku tidak perduli." celetuk Joanna Eden dengan tatapan santai seolah tanpa beban dosa.
Awal mulanya dia masuk kedalam dunia mafia hanya karena sebuah misi pertolongan dengan membantu kakaknya Jordan Eden yang berprofesi sebagai anggota Kepolisian untuk melakukan tipu daya agar bisa meringkus seorang Bos Mafia, tapi siapa sangka hal itu justru membuat Joanna terjerumus dalam gelombang asmara, lalu bagaimanakah kisah cinta Joanna? akankah dia bahagia atau nyawa yang akan jadi taruhannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.Modal Harta.
Sore itu benar-benar menjadi kenangan indah yang tidak akan terlupakan bagi sosok Joanna Eden, selain pemandangan yang indah dan hidangan seafood yang terasa nikmat, dia juga melihat sosok lain dari Jay sang bos mafia, karena Jay sempat menyuguhkan beberapa gelintir senyuman yang jarang sekali terlihat, walau Anna harus berpura-pura lugu dan polos, bahkan terlihat bego dihadapannya.
"Mr. J, apa kamu tidak menyadarinya?" Setelah selesai makan mereka berdua duduk santai sambil memandangi lautan lepas yang ada dihadapannya.
"Tentang apa?"
"Anda terlihat tampan sekali saat tersenyum, tapi kenapa anda lebih suka menampilkan wajah dingin itu?" Sebelum Anna berhasil dengan misinya, dia akan terus mengeluarkan aji-aji pamungkasnya dalam menaklukan sosok bos mafia itu.
"Aku memang tampan sejak lahir dan itu mutlak." Pungkasnya dengan singkat, padat dan jelas.
Astaga, selain sombong, pria ini juga terlalu percaya diri sekali, tapi yasudah lah, anggap saja ini ibadah, karena membuat hati orang lain senang.
"Hm, lalu kapan rencananya kita akan pergi kencan untuk yang kedua kalinya, siapa tahu anda berkenan untuk mengajakku pulang ke kediaman rumah anda, biar lebih akrab gitu?" Tahu tentang segala kepribadian dari Jay adalah tujuan utama Anna saat ini.
"Tapi bisnismu sedang terkendala, kenapa kamu malah memikirkan hal yang tidak penting seperti itu?" Tanya Jay dengan tatapan anehnya, kemarin dia menggebu-gebu meminta pertanggungjawaban, tapi kenapa sekarang malah memikirkan soal kencan pikirnya.
"Dih, justru kencan dengan anda itu yang lebih penting, karena harta itu bisa dicari, tapi kebahagiaan hati itu tidak terganti."
"Heh?" Selalu ada kata yang mampu membuat Jay menoleh kearah Anna.
Apa aku terlalu kelihatan modusnya? tapi aku harus gerak cepat ini, jadi sepertinya ikutan sombong seperti dia juga perlu, ampuni aku Gusti, ini hanya skenario demi kebaikan banyak orang.
"Em, maksudnya soal harta aku sudah punya banyak, bahkan nggak akan habis tujuh turunan dan tiga kali tanjakan, jadi soal bisnis ini bisa kita tunda saja jika memang sedang terkendala." Anna tidak ingin membuat semuanya terlalu transparan, walau tidak cerdik dalam hal akademis namun setidaknya dia akan menjadi orang berguna jika dia mampu menyelesaikan misi ini dengan cepat dan tanpa masalah.
"Tapi---" Dia sebenarnya juga tidak keberatan akan hal itu, bahkan jauh dilubuk hatinya dia pun ingin selalu melihat Anna secara langsung.
"Maaf menganggu Sir, tapi ini darurat." Tiba-tiba anak buah Jay datang dengan jalan yang terlihat terburu-buru.
"Kenapa? apa yang terjadi?" Jay langsung menangkap hal lain.
"Markas kita dikepung oleh anggota kepolisian."
"Apa?" Jay merasa aneh, karena menurutnya dia belum melakukan transaksi apa-apa saat ini.
Astaga, apa itu Abang Jordan dan Uncle Ghavin? Aduh.. kenapa mereka harus bertindak gegabah saat ini, tidak ada gunanya juga mereka beroperasi sekarang, karena belum ada bukti yang akurat dari kejahatan mereka.
Anna langsung mencengkeram ujung baju yang dia kenakan, dia merasa khawatir dengan keselamatan dirinya sendiri dan juga dua pria tampan yang selalu ada untuknya.
"Kita harus segera kembali." Jay langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Hm, tapi bagaimana dengan---" Anak buah Jay melirik kearah Anna yang ikut terdiam dalam lamunan.
"Em, apa anda harus pergi sekarang?" Anna mengubah raut wajahnya setenang mungkin, walau rasa takutnya sudah tak menentu.
"Iya."
"Okey tidak masalah, aku akan pulang sendiri." Anna langsung mempersiapkan diri untuk segera pergi.
"NO, biar anak buahku yang mengantarkan kamu pulang." Tolak Jay seketika.
"Tidak perlu, tempat ini cukup ramai dengan kendaraan umum, tinggal jalan sedikit kedepan aja ada tukang ojek disana, jadi santai saja, selesaikanlah urusan anda, aku pergi." Walau tempat itu cukup jauh dari rumahnya, namun itu tidak masalah baginya, dia tinggal menghubungi Abangnya untuk meminta pihak kepolisian setempat untuk mengantarnya pulang, selesai ceritanya.
"Tukang ojek? Maksudnya kamu mau naik motor berdua dijalanan terjal yang naik turun begini?" Entah apa yang Jay pikirkan, namun dia seolah tidak rela jika Anna satu motor dengan pria lain, apalagi jalanan naik turun begini, sudah pasti mereka akan duduk berdempetan.
"Hm, tidak masalah karena aku pecinta offroad juga, jadi kondisi jalanan seperti apapun itu, aku sudah terbiasa."
Dasar gadis gila, setelah menggodaku habis-habisan, apa dia mau naik motor berdua dengan tukang ojek dijalanan terjal begini, apa dia berharap bisa berpelukan saat jalan turunan? O.. tidak akan aku biarkan hal itu terjadi!
"Jangan mimpi kamu, cepat masuk mobil sana!" Perintah Jay seolah tak terbantahkan.
Aduh, kalau aku diantar oleh sopirnya, aku tidak bisa turun langsung dirumahku, jadi aku harus pulang kemana nanti, repot amat dah!
"Tidak perlu, bukannya anda sedang terburu-buru?" Anna langsung menolaknya, karena belum punya rumah cadangan dalam misi penyamarannya.
"Bukan hanya kamu yang kaya, aku pun lebih kaya darimu, dan asal kamu tahu saja, bahwa sopir pribadiku bisa lebih banyak daripada jerawat yang ada diwajahmu." Ledek Jay saat melihat beberapa jerawat yang tumbuh di kening Anna.
"Haish, ini karena aku mau datang bulan, biasanya juga mulus kayak jalan tol, sembarangan aja kalau ngomong!" Anna langsung menutupi wajahnya yang memang tumbuh beberapa jerawat disana.
"Cepat naik ke mobil, jangan banyak drama kamu!"
"Tapi janji satu hal dulu denganku, besok kita atur kencan berdua lagi." Pinta Anna dengan manjanya.
"Hei, siapa kamu berani meminta hal itu dariku." Dia ingin bilang 'YA' tapi gengsinya selalu dia utamakan lebih dari segalanya.
"Ck, bukannya kamu gebetanku? Aku sudah berjanji akan mengejarmu, jadi kita harus sering-sering kencan berdua, karena pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang, okey?"
"Naiklah sekarang!" Jay sedikit memaksa Anna agar dia cepat masuk kedalam mobil itu.
"Kalau anda tidak menjawab, itu artinya anda setuju Mr. J?" Dia tetap bersikeras, sampai titik penghabisan keringat dalam misinya.
"Pastikan dia pulang kerumahnya dan suruh sopir lainnya untuk menjemputku sekarang." Namun Jay seolah tidak memperdulikan rengekan Anna karena dia harus segera kembali ke Markas untuk mencari tahu tentang apa yang terjadi saat ini disana.
"Baik Sir!"
"Mr. J?" Anna masih terus mencari perhatian Jay, walau kini dia sudah duduk dikursi belakang.
"Diamlah!"
"Besok anda mau kemana?" Anna melongokkan wajahnya keluar dan menyandarkannya dijendala mobil untuk kembali menatap wajah Jay.
"Jangan banyak tanya, aku sibuk, jadi pulanglah!" Jawab Jay dengan ketus, seperti biasa.
"Kalau nggak kemana-mana berarti kita cocok, kan kalau jodoh emang nggak bakalan kemana-mana, ya kan?" Entah mengapa stock rayuan gombalnya seolah tak habis-habis untuk Jay, apalagi saat lawannya tidak bisa membalas rayuannya, seolah ada kesenangan tersendiri bagi Anna.
"Cepat bawa pergi gadis ini!" Jay yang selalu dibuat mati gaya langsung berkacak pinggang dan melotot, tapi bukan kearah Anna, melainkan kearah sopirnya, agar segera melajukan mobil itu.
"Hehe, see you on our next date Mr. J, saranghaeyo." Anna tersenyum dengan riangnya bahkan sengaja membentuk tanda love dengan kedua tangannya yang dia tautkan diatas kepala, saat mobil yang membawa dirinya sudah bergerak pergi meninggalkan tempat itu.
"Huft, gadis itu benar-benar meresahkan! Tapi kenapa pasukan berseragam itu mengepung Markasku, bukannya aku tidak mencari masalah dengan mereka? Argh sial, lihat saja nanti, kalian akan mendapatkan balasan yang setimpal karena sudah berani menganggu kencanku, ehh.. tapi, sudahlah!"
Jay bahkan seperti orang yang sedang dihipnotis oleh semua tentang Anna, dia menjadi seseorang yang berbeda dari biasanya. Karena selama ini dia tidak pernah memikirkan seorang wanita dihidupnya, jika dia butuh pelepasan nafsu dunia, dia hanya tinggal menghubungi agen langganannya saja, dan sudah pasti diberikan yang terbaik menurut versi mereka, bukan dengan CINTA tapi dengan modal HARTA.
Suatu saat nanti, kita akan paham tentang skenario Allah yang terbaik, karena disaat kita tidak berniat mencari sesuatu, tapi Allah justru menghadirkan anugerah terindah yang tidak pernah kita sangka sebelumnya.
semangat berkarya thor...
ditunggu karya selanjutnya
yaaaa aammpuunnnnn...
kocak abiz mereka itu...
btwxakhirnya up date...
mkasi byak ya aa kaakkkk
❤❤❤❤