Penakluk Ranjang Bos Mafia
Memiliki tubuh ideal, postur tinggi langsing, badan semok montok dan wajah cantik pun belum tentu menjadi patokan satu kebanggaan dan kebahagiaan bagi seorang wanita, apalagi jika otaknya kosong tak ada isinya.
"Abang!"
Dialah Joanna Eden, yang terlihat sempurna dari luar namun punya banyak kekurangan ditingkat kecerdasannya.
"Rendahkan suaramu Anna, Abang sedang bekerja ini." Seorang pria gagah yang sedang konsentrasi penuh, seolah tidak terusik dengan kedatangan adik satu-satunya itu, dan kedua matanya terus saja fokus dilayar laptop miliknya.
"Sudah pulang dari Kantor pun masih saja bekerja? Sebenarnya Abang itu kerja apa dikerjain sih?" Anna langsung duduk disamping Jordan sambil bergelayut manja dibahu Abangnya.
"Hush, kamu ini sembarangan aja kalau ngomong, ini tugas negara tau nggak!" Jawab Jordan yang hanya bisa geleng kepala saat melihat sifat adik satu-satunya itu.
"Bang, gimana kalau aku jadi Polisi aja kayak Abang?"
Kali ini ucapan Anna cukup membuat Jordan mengalihkan konsentrasinya, karena setahu dia adeknya itu tidak ada bakat sedikitpun menjadi anggota kepolisian.
"Kamu ini kuliah aja nggak bener, mau sok-sokan jadi Polisi segala, belajar sana biar pinter, nilai ujian setiap semester saja selalu merah terus, silau mata Abang ngelihatnya!"
Beberapa kali dia sampai dihubungi langsung oleh Dosen pembimbing Anna, karena nilai adeknya merah terus, tugas yang dia kerjakan pun selalu asal-asalan.
Namun Jordan tidak bisa berbuat apa-apa, karena sudah capek dia bertengkar dengan adiknya tentang masalah nilai.
Bukannya merasa benci dengan adiknya sendiri, justru Jordan sebenarnya merasa prihatin dan kasihan juga dengan adiknya, karena memang sejak SMP dia kurang bimbingan dari orang tua, sedangkan dia dari dulu sering bertugas diluar kota dan jarang ada dirumah untuk menemaninya.
"Abang Jordan yang paling tampan sejagad raya komplek, justru karena aku tidak pintar makanya aku berencana ingin resign kuliah aja dan bekerja kayak Abang untuk menghasilkan uang." Dia pun heran, sebenarnya semua fasilitas dirinya sudah Jordan berikan, namun entah mengapa otaknya itu sering susah sekali diajak kompromi.
"Hei.. susah payah Abang kumpulkan uang buat biaya kuliah kamu, tapi kamu malah mau resign, urusan mencari uang itu tugas Abang, kamu hanya perlu belajar, belajar dan belajar, paham kamu? Sebenarnya apa yang ada didalam pikiran kamu itu Joanna Edaaan!" Jordan selalu saja gemas saat melihat kelakuan adiknya, badannya sudah besar namun pikirannya masih seperti anak kecil.
"Joanna Eden namaku Bang, ganti-ganti nama kasian almarhum orang tua kita tau nggak!"
Joanna memang tumbuh menjadi dewasa hanya ditemani oleh sosok Abangnya itu saja, tanpa saudara mara, karena memang dulu almarhum kedua orang tuanya merantau keluar kota dan Jordan pun mendapatkan tugas sebagai anggota kepolisian dikota itu.
"Kalau begitu cepat pergi dari hadapanku, dan isi pikiranmu itu dengan materi pelajaran dari kampus, kamu tahu artinya Tong kosong nyaring bunyinya bukan?"
"Tau." Jawab Anna dengan wajah seriusnya.
"Apa coba?" Jordan sampai menjelingkan kedua matanya, karena ingin tahu jawaban adiknya yang sering diluar nalar itu.
"Tong yang kosong bisa diisi lagi, tapi kalau dompet kosong baru bikin sakit hati."
"JOANNA!"
Jordan ingin sekali marah setelah mendengarnya, namun marah dengan adiknya itu tidak akan ada gunanya, karena perkataan adiknya itu sebenarnya lucu.
"Abang, otakku ini sudah sulit sekali untuk mencerna pelajaran, dia sudah sangat lelah aku pergunakan untuk berfikir sejak SD, SMP sampai SMA, kasihan loh Bang jika harus dipaksa kuliah bertahun-tahun lagi." Celetuk Anna yang membuat Jordan langsung menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, agar darahnya tidak terlalu mendidih saat ini, dia hanya takut kalau terlalu sering marah dengan adiknya, rambutnya akan cepat beruban.
"Astaga Joanna, apa kamu ini memang adikku?" Dan akhirnya Jordan memilih menyandarkan kepalanya dibahu kursi, sambil memijit tengkuk lehernya yang tiba-tiba terasa pegal.
"Menurut Kartu Keluarga sih begitu, tapi aku sempat nggak percaya juga, lihat saja kulitku yang putih mulus dan berseri-seri ini, tapi kulit Abang hitam, berbulu dan kasar lagi, dih.. aku kayak terhina gitu saat dibilang satu gen dan sedarah sama Abang." Salah satu kecerdasan Joanna satu-satunya, hanyalah memancing perkara dan amarah dengan Abangnya.
"Woah, suara kamu begitu empuk tapi sangat menusuk ya, itu karena Abang latihan fisik setiap hari tau nggak? jadi sekarang lebih baik kamu, PERGI DARI HADAPAN ABANG ATAU KEPALA KAMU AKAN MELAYANG!" Jerit Jordan yang sudah tidak tahan lagi.
"Hehe, ampun Bang! Aku hanya bercanda, Abang itu sebenarnya tampan kok, hanya saja jika dilihat saat mati listrik total tanpa sinar rembulan!" Celetuk Anna tanpa rasa takut sedikitpun.
"JOANNA!"
"Ahahahaha, Abang jelek sekali kalau sedang marah, pantas saja Abang sudah tua tapi kagak laku-laku!" Ledek Anna sambil berlari menjauh dari Jordan, karena sudah berhasil membuat wajahnya memerah karena marah.
"Bisa diam nggak kamu, hah!"
"Makanya Bang, biarkan aku ikut pendidikan Polisi sama kayak Abang, aku tidak mau lanjut kuliah Bang, please, aku mohon Bang." Otak Anna seolah benar-benar sudah tidak sanggup lagi menerima pelajaran setiap harinya.
"Apa kamu pikir jadi Polisi itu mudah?"
"Kan ada Abang." Jawab Anna yang memang tidak pernah mau berpikir ribet.
"Joanna, pendidikan menjadi anggota kepolisian itu tidak mudah, selain harus kuat fisik kamu juga harus kuat mental."
"Aku juga bisa kuat Bang, santai aja, kalau kata Pak Ustad itu, innamal a'malu binniyat, sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan aku niat banget sekarang jadi Polisi Bang." Bahkan Anna sampai mengepalkan kedua tangannya keudara, seolah menunjukkan rasa semangatnya yang berkobar.
"Hahahaha, luar biasa sekali bocah yang satu ini!" Dan hal itu membuat tawa Jordan sudah tak bisa tertahankan lagi.
"Kok malah ketawa sih Bang, bantuin napa Bang, resek banget punya Abang sebiji aja!" Padahal niatnya bersungguh-sungguh, tapi Abangnya malah menjadikan hal itu sebagai ajang ledekan untuknya.
"Jadi polisi itu harus bisa bangun pagi, nah kamu tidur aja kayak Kingkong, kalau alarm belum bunyi tujuh kali belum bangun, dasar pemalas."
"Itu aku memang sengaja Bang, kalau cuma bangun pagi bisa diatur!" Dia mulai pandai bersilat lidah.
"Dan apa kamu tahu, selama pendidikan dasar sebagai anggota kepolisian, kamu harus berlatih fisik ditengah-tengah teriknya sinar cahaya matahari tanpa pandang waktu, sedangkan saat matahari baru muncul saja kamu sudah heboh pakai sunscreenlah, bedak UV lah, lotion dan segala tetek bengeknya, begitu mau jadi Polisi kamu? peh... jangan mimpi kamu, bangun sana, tidurmu ileran!" Dia langsung mendekat kearah adeknya dan menjepitkan kepala adiknya dibawah ketiak miliknya.
"Aaaaaaaa... Abang menyebalkan, lihat saja nanti, akan aku buktikan, bahwa aku bisa membuat Abang bangga dengan semua yang ada pada diriku, cam kan itu!" Sekuat tenaga Anna berusaha meloloskan diri dari kokohnya jepitan tangan Abangnya.
"Hoerk! Kalau ngayal itu jangan tinggi-tinggi Dek, noh nanti kesamber pesawat trus jatuh kesakitan, paling bisanya juga cuma nangessssss!" Ledek Jordan terus menerus.
"Awas kamu Bang, buah kesemek asem rasanya."
"Hmm, lalu?" Jordan masih dengan mode ledekannya.
"Ya udah, asem aja rasanya kayak Abang, tapi ingat satu hal Bang, spion dulu diri kita, baru klakson orang lain, huh!" Joanna langsung melengos dan memilih masuk kedalam kamar miliknya.
"Pfftthh, dasar bocah nggak jelas!"
Jordan Eden dan Joanna Eden adalah kakak beradik, mereka berdua memang selalu bertengkar dan beradu mulut setiap harinya, namun jauh didalam hati, mereka sama-sama ingin saling melindungi satu sama lain, karena mereka berdua sudah yatim piatu, ayah dan ibunya sudah lebih dulu meninggalkan mereka dari dunia ini.
♡♡♡♡♡♡♡
HAI SEMUA, JUMPA LAGI DI NOVEL TERBARU DARI AUTHOR, JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL SUBSCRIBE YA MAN TEMAN, BIAR DAPAT NOTIF TERBARU.
SELAMAT MEMBACA, SEMOGA KALIAN SUKA🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
KEREENNNNN thoorrr 👍👍👍
2024-02-21
0
Eli Aryanti
Suka ceritanya walaupun baru baca bab 1 tapi , menurut ku bagus
2023-12-12
0
nie
lgsg d subscribe thor
2023-11-28
0