TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 13
Perlahan disentuhnya mata,hidung,pipi, dan terakhir bibir Stephanie, kemudian mendekat kewajah Stephanie dan mengecup keningnya pelan, membuat Stephanie terbangun dari tidurnya yang nyenyak di pelukkan nya itu.
Stephanie atau panggil saja Step wanita yang sekarang tertidur di pelukkan Nathan itu. Perlahan dia membuka matanya. Sejuk terasa hatinya pagi-pagi sudah disambut oleh senyuman Nathan yang indah, lelaki yang sangat ia cintai.
Step membalas senyuman Nathan. Kemudian Nathan yang mendapat balasan senyuman itu pun langsung mengecup ulang kening Step, kini kecupan itu terasa sangat lembut dan penuh kasih sayang.
Kebahagiaan terpancar dari raut wajah sepasang kekasih itu. Pagi yang mereka lewati bisa dibilang sangat lah romantis.
Nathan dan Stephanie sudah berpacaran saat Nathan baru masuk kuliah. Mereka sudah sangat dekat jadi bukan lah hal baru bagi mereka jika tidur bersama dalam satu ranjang.
Mereka sudah sering melakukan hal itu. Mereka selalu menyempatkan satu malam untuk tidur bersama bagaikan pasangan suami istri. Karna itu juga Nathan membeli Apartemen Pribadi untuk dirinya menghabiskan waktu bersama Stephanie.
Bagi Nathan maupun Stephanie, tidak lah masalah melakukan itu semua karna toh mereka juga akhirnya akan menikah.
"Sayang, kamu kok udah bangun?" ucap Step yang masih setengah bangun sambil mengucek matanya.
"hmm, apa aku membangunkan dirimu?" ucap Nathan mencubit pelan hidung Step.
"Engga kok sayang....aku juga sudah mau bangun" jawab Step tersenyum memeluk Nathan dan kembali menenggelamkan wajahnya didada bidang milik Nathan. Nathan pun membalas dengan memeluknya erat.
"Aww.....aku tidak bisa bernafas sayang, lepaskan..."
"Tidak mau...." ucap Nathan, yang tetap tidak mau melepaskan Step.
"Aku mau buang air nih....." Step beralasan agar dilepaskan oleh Nathan.
Mendengar itu pun Nathan langsung melepaskan pelukkanya. setelah dilepaskan Step dengan cepat langsung beranjak bangun dan berlari menuju pintu dan membukanya.
"hahaha......ayo buruan bangun aku buatkan kamu sarapan sayang" Step menertawai Nathan yang bisa dibodohinya, lalu dia keluar dari kamar dan tak lupa menutup pintu.
Nathan yang melihat tingkah Step hanya tersenyum dan bangun dari tidurannya. kemudian dia berlalu menuju kekamar mandi.
Dia mencuci wajah dan tak lupa menggosok giginya. Setelah itu dia kembali kekamarnya dan mengambil pakaian casual dilemarinya lalu memakainya.
Didapur Step sibuk dengan masakannya, dia berusaha membuat sarapan yang enak dan pastinya disukai oleh Nathan.
"aku buat apa yah.....coba aku lihat dulu ada apa yah dilemari es!!"
"Ok.....aku buat sandwich aja deh" Step memutuskan untuk membuat Sandwich, dirinya pun mengeluarkan semua bahan-bahan dari dalam kulkas.
Tak berselang lama sekitar sepuluh menit akhirnya selesai, karna yang dibuat hanya sandwich dan susu hangat saja. Kini Step sedang menatanya dimeja makan.
Step tak menyadari jika sedari tadi Nathan sedang memandanginya saat masak dari kejauhan. Nathan perlahan mendekati step yang sedang menata sarapan dimeja makan dan langsung memeluknya dari belakang secara tiba-tiba membuat Step terkejut.
Step pun langsung berbalik, dan kini posisinya Step sedikit bersandar dimeja makan sedangkan Nathan masih memeluknya. Mereka saling menatap satu sama lain,kemudian Nathan langsung mengecup bibir Step dengan lembut begitu pun Step membalasnya. Sungguh Morning kiss yang romantis.
Setelah melakukan morning kiss, mereka berdua pun sarapan dengan mengobrol santai tentang pesta pernikahan mereka yang tertinggal 3 hari lagi.
***
Tiga hari berlalu setelah morning kiss yang romantis waktu itu. Sekarang tiba lah hari yang sangat mereka berdua tunggu-tunggu selama ini.
Nathan berdiri didepan cermin didalam kamarnya yang ada dirumah utama. Dia menatap dirinya sendiri yang sekarang mengenakan setelan jas berwarna merah maroon serta dalaman kemeja yang berwarna hitam membuat dirinya nampak sangat tampan dan ber karismatik.
"Step....tunggu lah sebentar lagi kita akan benar-benar menyatu dan tidak akan pernah berpisah! Aku akan menjadi pria yang sangat bahagia dihari ini, karna aku telah mendapatkan wanita sempurna seperti dirimu...." Ucap Nathan pelan.
Cklekk!
terdengar suara pintu terbuka dan suara langkah kaki seseorang mendekati dirinya. Kemudian orang itu memegang pundaknya.
"Nathan sayang apa kau sudah siap nak.? Stephanie sudah menunggu dibawah, mamih antar kamu kebawah yah" Ucap wanita yang mendekatinya tadi yang tak lain adalah Nyonya Barbara.
"hmm, baik mih" Nathan mengiyakan ajakkan mamihnya.
Mereka berdua pun keluar untuk menemui semua orang yang sedari tadi menunggu.
Kini sampailah Nathan pas diteras depan rumahnya. Dia menoleh kesana kemari mencari sosok yang sangat dirindukannya itu.
"Dimana Step mih?" Nathan bertanya dengan raut wajah cemas.
"Sabar sayang sebentar lagi Step akan keluar juga...." jawab Nyonya Barbara tersenyum melihat tingkah anaknya yang tidak sabaran itu.
"Itu lihat Stephanie sudah datang..." ucap nyonya Barbara lagi sembari menunjuk arah pintu kedua.
Nathan menoleh, alangkah terkejutnya dirinya tak bisa berkata apa-apa. Nampak Stephanie berjalan keluar pintu dengan anggunnya. Dia nampak sangat cantik dan menawan mengenakan gaun pengantin berwarna merah maroon. Riasan wajahnya yang terbilang natural tidak terlalu banyak make up membuat dirinya sangat fresh dan cantik.Gaun itu dengan penutup kepala yang berwarna hitam berbayang, sangatlah serasi dengan Nathan.
"Ya tuhan....terima kasih sudah memberikan wanita yang begitu sempurna untukku" Batin Nathan.
Stephanie berjalan kearah Nathan dengan senyuman yang membuat Nathan jatuh cinta padanya. Setelah dekat satu sama lain Step pun menggandeng lengan Nathan.
"Sayang kok kamu bengong! ayo kita pergi kegereja, aku sudah tidak sabar lagi" Ajakan Step yang membuyarkan lamunan Nathan.
"Baiklah sayang....sabar sedikit" Jawab Nathan sembari mencubit hidung Step dengan pelan.
Nathan pun menoleh kearah nyonya Barbara.
"Mih Nathan bersama Step pergi kegereja bersama...."
"Tapi nak-- ....Sebaiknya kevin akan mengemudi untuk mengantar kalian yah" ucap nyonya Barbara sedikit cemas, karna ini adalah hari spesial untuk Nathan dia tidak mau sesuatu terjadi. Sungguh batin seorang ibu itu memang benar adanya, jika mereka merasa tidak enak hati pasti ada musibah yang akan terjadi.
"Tidak usah mih! Nathan akan menyetir sendiri bersama Step! Mamih ngga usah khawatir dan ikutin saja Nathan dibelakang bersama Kevin" tolak Nathan yang semakin membuat Barbara cemas.
"Tapi Nathan...Mamih takut....."
"sssshhhuuutt! Nathan ngga mau mendengar omelan dari Mamih, bentar lagi Nathan menikah Mih!! Nathan bukan anak kecil lagi..." Nathan menyela omongan dan menutup mulut Barbara dengan telunjuknya.
"Baiklah terserah kau saja lah! Tapi ingat jalan pelan-pelan saja yah sayang" Ucap Barbara mencoba mengingatkan kembali.
"Ok....."
Nathan dan Stephanie pun menaiki mobil pengantin utama. Begitu pun Kevin yang membukakan pintu mobil kedua untuk dinaiki oleh Barbara. Hati Barbara gelisah dan dia mulai cemas, Entah mengapa perasaannya sangat tidak karuan.
Keadaan didalam mobil yang dikemudikan Nathan bersama Stephanie.
"Sayang apa kamu bahagia?" Tanya Stephanie yang menoleh kearah Nathan.
"Ofcourse! Kenapa kau bertanya seperti itu sayang?" Jawab Nathan bertanya balik.
"Tidak apa-apa sayang! Aku hanya tidak menyangka jika kita akan segera menikah"
"Yah kau seharusnya juga bahagia mendapatkan pria sempurna seperti diriku ini! hahaha" Nathan tertawa dan disambut juga oleh Step dengan tertawa mendengar betapa narsisnya lelakinya itu.
"Dont worry anything! Aku akan selalu membuat mu bahagia" Ucap Nathan sembari menatap dan menggenggam tangan Step dengan lembut penuh kasih sayang.
Step membalas Senyuman Nathan dan semakin erat memegang tangan Nathan.
Nathan (abduction)