NovelToon NovelToon
Wanita Spesial Milik CEO

Wanita Spesial Milik CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.5
Nama Author: Tsabita

Menjadi CEO di saat usia yang masih mudah, membuat seorang Cakra Damendra tubuh sebagai pengusaha terkaya dan cukup terkenal di berbagai negara. Memiliki sikap yang dingin, kejam dan sikap yang sulit untuk ditebak. Bersama para sahabatnya, ia terkenal sebagai pria anti wanita.
Ketika ia bertemu dengan Ayara Bellamy, seketika membuat kehidupan Cakra berubah. Namun tidak bagi Ayara, "Bertemu dengan kalian, membuat hidupku berantakan!"
Akankah Ayara dan Cakra bersatu? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WSMC.13

"Argh! Le lepas tuan." Ayara meringgis menahan rasa sakit akibat genggaman tangan Cakra.

Seketika Cakra melepasnya karena melihat Ayara meringgi dan berteriak, dengan cepat Cakra kembali meraih tangan Ayara dna menyingkap lengan pakaian yang ia gunakan secara paksa.

"Tu tuan, jangan. Jangan tuan." Ayara menahan pakaiannya, namun tenaga Cakra lebih dominan sehingga lengan pakaian Ayara robek.

Srekh!!

Betapa kagetnya Cakra dan Yuri melihat itu semuanya, tangan ayara terdapat beberapa lebam depan luka. Tanpa meminta persetujuan dari orangnya, Cakra langsung menggendong tubuh Ayara dan membawanya masuk ke dalam mansion.

Begitu pun Yuri, ia segera meminta para pelayannya untuk menyiapkan kotak obat dan juga air hangat beserta handuk kecil.

"Apa yang terjadi padamu? Katakan!" Ucapan Cakra begitu tegas dan terkesan membentak Ayara.

"Nak, jangan begitu. Kamu menakutinya." Tegur Yuri.

"Ayara, katakan." Kembali Cakra menanyakan pada Ayara.

Dalam keadaan seperti itu, Ayara menjadi ketakutan. Ingin dirinya mengatakan jika ia baik-baik saja, namun rasa sakit pada kepalanya sangat tidak tertahankan. Yang pada akhirnya, keluar cairna merah dari hidung Ayara.

"Ayara!" Panik Cakra yang langsung mengambil beberapa tissue untuk menghapus cairan tersebut dan bersih tubuh Ayara agar bersandar pada dirinya.

"Saya tidak apa-apa, tuan." Dalam keadaan kedua mata yang tertutup, Ayara berusaha menyakinkan semuanya.

"Bodoh!"

"Sudah nak, kamu semakin menakutinya. Nak, ini minum dulu obatnya. Tubuhmu sangat panas sekali." Yuri pun ikutan menjadi panik.

Tanpa membantah lagi, Ayara menerima pemberian dari Yuri dengan mata yang masih terpejam. Dokter keluarga pun sudah dihubungi untuk segera datang, disaat Cakra membaringkan tubuh Ayara di atas tempat tidur.

Dan lagi, Cakra mendapatkan luka pada kepala Ayara. Dan itu semakin membuat rasa amarah dalam dirinya segera meledak, rasa penasaran akan penyebab itu semua semakin besar. Ia bermaksud untuk menanyakan kembali kepada Ayara, namun dengan cepat Yuri mencegahnya.

"Biarkan dia tenang dulu nak." Melihat Ayara terpejam dan tenang, membuat keduanya mengira jika Ayara sedang tertidur setelah meminum obat yang diberikan.

Cakra tersulut emosinya, dari sikap yang ditunjukkan oleh putranya itu. Membuat Yuri yakin, jika Cakra memiliki sesuatu pada ayara. Tak lama kemudian, dokter tiba dan langsung memeriksa keadaan Ayara. Dokter tersebut merupakan adik dari Yuri, yang tak lain adalah om bagi Cakra bernama Matteo.

"Sudah berapa lama dia tertidur?" Dari wajah dokter tersebut terlihat keteganggan.

"Sudah sekitar tiga puluh menit, om." Jelas Cakra dengan memandangi Ayara.

"Segera bawa ke rumah sakit, dia pingsan terlalu lama dan kalian membiarkannya!"

Baik cakra maupun Yuri terdiam, mereka tidak menyangka jika Ayara pingsan dan bukan tertidur.

"Kenapa diam! Cepat bawa!" Tegas Matteo dengan menyentil kening Cakra.

"Om!" Cakra bermaksud protes, namun ia mengingat kondisi Ayara.

Mereka pun segera menuju rumah sakit dengan menggunakan mobil keluarga Damendra, didalamnya Ayara menggunakan beberapa alat medis sebagai pertolongan pertama.

Saat tiba dirumah sakit, Matteo bergegas membawa Ayara untuk mendapatkan pertolongan. Serangkaian pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, lalu setelah selesai ia ditempatkan di ruang perawatan dengan fasilitas terbaik yang ada di rumah sakit tersebut. Tentunya dengan jaminan nama keluarga Damendra.

"Bocah batu, sini." Matteo meminta Cakra untuk mendekat.

"Ayolah paman, aku bukan bocah lagi." Protes Cakra dengan apa yang di ucapkan.

Kelakuan paman dan keponakan itu selalu saja membuat orang yang melihatnya geleng-geleng kepala. Yuri selalu tidak habis pikir dengan keduanya, dari umur saja sudah berbeda.

"Pacarmu?" Tanya Matteo dengan tatapan penuh selidik.

"Bukan, calon istri." Jawab Cakra dengan cepat.

Plak!

"Paman!"

"Akhirnya, mengaku juga. Jaga baik-baik, karena saat ini keadaannya sedang tidak baik dan harus segera dilakukan tindakan operasi."

"Operasi??!" Yuri dan Cakra membeo mendengar penjelasan dari Matteo.

"Ada gumpalan darah di kepalanya, sepertinya itu dampak dari benturan keras. Banyak juga terdapat luka dan lebam, apa dia baru mendapatkan siksaan? Dan kau, wanita sendiri tidak tahu keadaannya bagaimana." Tendangan kaki Matteo pada kaki Cakra tidak terasa.

Mendengar semua penjelasan dari Matteo, membuat kemarahan Cakra semakin besar. Kepalan tangannya sangat menakutkan, Yuri menyadari keadaan anaknya dan segera menyadarkannya.

"Cakra, nak."

"Mom, tolong jaga Ayara. Lakukan yang terbaik untuk kesembuhannya, paman menyebalkan!" Lalu Cakra berlalu dari ruangan tersebut dan menghilang.

"Kenapa dia?" Matteo tidak mengerti mengapa Cakra pergi begitu saja.

"Kakak tidak tahu, sepertinya wanita ini sangat berarti untuknya. Kasihan sekali, pertama berjumpa denganku saja. Anak ini sudah terluka, tapi kakak merasa jika hidupnya dipenuhi kesedihan."

Sejenak, Yuri menceritakan awal pertemuannya dengan Ayara pada saat acara arisan bersama teman-temannya kepada sang adik. Dan setelahnya, persiapan untuk operasi telah disiapkan. Ayara kini sedang berada di dalam ruang operasi yang dilakukan oleh Mattek dan tim nya.

"Sayang." Damendra hadir dan menghampiri Yuri.

"Dad, sudah selesai rapatnya?" Yuri menyambut kehadiran sang suami disana.

"Ya, dimana Cakra? " Damendra tidak melihat keberadaan putranya disana.

"Tidak tahu, sepertinya anakmu itu sedang emosi." Yuri mengajak Damendra duduk bersama.

Menjelaskan dan menceritakan semuanya yang telah terjadi, begitupun dengan ungkapan sang putra yang sedang menyukai seseorang pada suaminya.

"Syukurlah, akhirnya anak itu bisa keluar dari dunia yang membuat dirinya terluka. Daddy penasaran, seperti apa wanita telah merubah Cakra seperti ini."

"Nanti daddy akan tahu, mommy juga sangat menyukainya dari awal bertemu dan perasaan mommy juga seakan mengatakan jika dia yang akan mengisi hidup putra kita." Yuri begitu antusiasnya.

"Ya, semoga saja."

1
Fahmi Fahmi
laki2 gilaaaa
Fahmi Fahmi
pawangnya serem2
Fahmi Fahmi
pawangnya serem2
Fahmi Fahmi
tegang
Jumiati Cantik
Luar biasa
Eka Sri lestari
ga jelas anjirr makin acak acakan alurnya
Jenny Novia Fitri
typo
Vinsensius Elang
Lumayan
Rianti Dumai
hadeuh,,,tinggal Khan az knaPa,Thu rumah,,,
Vita Bayu
Luar biasa
Rianti Dumai
aQ gak suka klok peran cewek'a lemahh,,,
Emak Kam
oh bayi tua yang lucu. bagus seru ceritanya 👍👍👍
Dilan dah
oh....
bipolar
etna winartha
Biasa
etna winartha
Buruk
Akun Tiga
wkwkkw ni cerita gimana sih maksudnya gak jelas kwkwkwkkw
Queen Za
👍👍👍👍👍
Natalia Luis Naik0fi
Lbih baik keluar aja dri pda tinggl dng paman
Mirna Lesti
Luar biasa
Ani Maryani Naryani
terlalu keras kepala dua duanya tapi pada sayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!