Kisah gadis imut dengan sejuta kenakalannya yang sebenarnya sudah memiliki suami namun tanpa dia ketahui dengan seorang Gus yang memiliki sifat sangat bertolak belakang dengan dirinya.
"Katanya bukan Muhrim kok megang megang sih Dasar Gus Gila! ."
(Alexandra keyla Salsabila.)
"Bahkan tubuhmu sudah halal untukku Zaujati."
(Zio Aqeel Asna Nafis Al Fath)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ido fawaiz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASIH SAMA
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,,,,,
Sebaik baik bacaan adalah membaca Al-Qur'an 🥰🥰🥰
*****
Happy reading guys 😘😘😘
Seusai Janji Zio, setelah masuk kelas sesudah Isya' Zio membawa Echa ke Alun alun untuk membeli seblak.
"Gus,, serius mau beli disini?" tanya Echa.
"Katanya mau Seblak."
"Ih,,, tapi disini itu gak higenis, kata Ayah nanti sakit perut."
"Ikut saja."
Zio menggenggam tangan Echa membawanya ke tempat Seblak dan jajanan lainnya.
"Gus ini apa ?" tunjuk Echa pada Abang penjual Bakso Aci yang menggunakan wadah gelas plastik.
"Bakso Aci." jawab Zio.
"Tapi,, kenapa wadahnya tempat minum." heran Echa.
Tidak ingin berlama lama Zio juga membelinya, tidak lupa Zio membeli telur gulung favorit Adik dan Ibunya, dia ingat cerita Abinya saat Mommynya pertama kali dibawa ke Alun alun dan betapa sukanya pada telur gulung.
Sampai di Rumah Zio memberikan beberapa belanjaannya pada Azmi dan juga memberikan telur gulung pada Gus Alzam.
"Terimakasih Nak." ucap Gus Alzam.
"Sama sama Abi."
Dengan membaca Basmalah Gus Alzam memakan telur gulung ditangannya.
"Masih sama,tidak berubah sama sekali." ucapnya pelan.
Zio dan Azmi menatap Abinya, yang terlihat tersenyum namun mereka tahu dibalik senyum itu menyimpan kerinduan yang mendalam pada Mommynya.
"Abi merindukan Mommy?" tanya Azmi.
"Sangat, tapi sekarang Mommy kalian pasti sudah bahagia."
"Nak, jika nanti Abi telah pergi,Abi minta kalian berdua harus akur jangan bertengkar saling menjaga dan menyayangi, Zio kamu sebagai Abang harus bisa membimbing Adik adik kamu."
"Abi jangan pergi juga seperti Mommy." ucap Azmi,entah betapa hancurnya dia jika sampai Abinya juga pergi seperti sang Mommy.
Gus Alzam tersenyum kemudian memeluk Azmi, menepuk bahu Azmi lembut.
"Zio kamu itu calon penerus Abi,kamu yang akan menggantikan Abi di pesantren juga Perusahaan."
Zio tersenyum membalas ucapan Abinya, dia masih belum siap jika harus ditinggal Abinya, selama ini dia selalu di bimbing Abinya dalam memimpin perusahaan.
Sementara Echa yang bari kembali dari kamar mandi langsung duduk di sebelah Zio, tadi setelah pulang dari alun alun dia langsung berlari ke kamar mandi katanya sakit perut.
"Makan nanti dingin gak enak." ucap Zio.
Dengan semangat Echa memakan Seblak nya, namun Echa dibuat bingung untuk memakan Bakso Aci di tangannya itu.
Dengan Bodohnya dia malah menggunakan sedotan, membuat Azmi yang melihatnya langsung tertawa melihat kebodohan Echa.
"Hahahaha,,, Kamu kira itu minuman Cha?"
"Kimi kiri itu minimin Chi,," Echa menirukan ucapan Azmi dengan kesal.
Tanpa banyak kata Zio membantu Echa membuka tutup Gelas plastik itu kemudian memberikan sendok kepadanya.
"Abi istirahat dulu ya Nak, jangan tidur malam malam supaya tidak telat sholat tahajud."
"Iya Abi."
Sampai di dalam kamar air mata yang sedari tadi Gus Alzam tahan langsung luruh,tidak terbendung kerinduan nya pada sang istri yang telah menguasai seluruh hatinya.
"Maafkan hamba ya Allah yang terlalu berlebihan mencintai ciptaan mu." ucap Gus Alzam.
Dia mengambil Wudhu dan membaca Alqur'an, sebagai pengobat rindu pada sang istri.
"Humaira,,," Gus Alzam mengusap bantal yang biasa digunakan Queena.
Tanpa Keluarga nya ketahui rutinitas setiap malam Gus Alzam akan mencium bantal Queena,bahkan sarung bantalnya tidak dia izinkan untuk diganti dari terakhir Queena gunakan.
******
Kegiatan setelah sholat subuh berjamaah yaitu pengajian kitab yang diisi oleh Gus Alzam.
Gus Alzam dengan penuh wibawa menerangkan pada santri santri nya, meskipun banyak santri yang masih sangat mengantuk tapi karena diisi oleh Gus Alzam maka tidak ada yang tidur bukan karena takut tapi mereka amat sangat menghormati Gus Alzam.
Termasuk Echa, dia sangat mengagumi sosok mertuanya itu, tidak pernah dia melihat kemarahan terpancar di wajahnya.
Setelah selesai Echa yang memang sekarang memliki piket kebersihan di pesantren maka dia langsung mengambil sapu membantu yang lainnya.
"Adduh,,, Echa capek." keluh Echa.
"Semangat dong Cha, inikan masih pagi, sekalian olah raga." ucap Aurel.
"Semangat semangat apanya,males Echa."
Tidak heran lagi setiap piket Echa memang begitu, dia malas malasan kalau urusan nyapu.
Setelah selesai piket Echa bergegas pulang,di kamarnya Zio terlihat masih membaca kitab di tangan nya yang Echa tidak apa nama kitabnya.
Tanpa babibu Echa langsung merebahkan kepalanya dipangkuan Zio.
"Gus lagi apa?" tanya Echa, tapi Zio tetap diam tidak menjawabnya.
"Gus baca kitab apa?" tanya Echa.
"Fathul Izar." jawab Zio.
"Kitab apa itu?"
"Mau belajar ini?" tanya Zio balik. " Atau mau langsung praktek.?"
"Itu kitab seperti Kimia jadi Praktek?" tanya Echa yang tidak paham.
"Ya."
"Kimia ada kitabnya juga tah."
"Kamu belajar kitab ini setelah itu langsung praktek."
"Emang apa sih isinya Gus?" tanya Echa setengah sadar karena sudah sangat mengantuk.
Mata Echa semakin memberat saat Zio mengelus kepalanya.
"Inti isi kitab Fathul Izar ini edukasi pendidikan tentang Bersenggama, tata aturan, adab berhubungan, posisi kenikmatan dan larangan, dan hari atau malam-malam yang diperbolehkan berhubungan suami istri sesuai dengan anjuran agama Islam." Jelas Zio.
Zio terus mengelus kepala Echa, tumben istrinya ini diam, apa dia merasa malu, sebenarnya ada pelajaran Fathul Izar di kelas Echa tapi Echa tidak pernah masuk selalu bolos.
"Cha,,," panggil Zio.
Zio mencium kitabnya kemudian meletakkan di meja sebelahnya, kemudian Zio mencoba membalik Echa dan ternyata Echa sudah tertidur pulas.
"Astaghfirullah,,, pantas saja tidak berkomentar apapun ternyata sudah tidur.
"Kalau tidur seperti ini kamu seperti kelinci Imut,tapi kalau sudah bangun kamu seperti kelinci liar."
******
Waktu terus berlalu kini Echa sudah sedikit ada perubahan, garis bawahi sedikit tidak banyak.
Semenjak Zio mengenalkan Echa pada makanan pedagang kaki lima sejak saat itu dia jadi doyan dan selalu minta imbalan jajan pada Zio saat dia berhasil menghafal hafalannya.
Echa sudah selesai melakukan ujian akhirnya hanya tinggal menunggu hasilnya saja.
"Gus nanti kalau Echa lulus dapat hadiah apa?" tanya Echa.
"Echa maunya hadiah apa?" tanya Zio balik.
"Em,,, Echa mau ,,," Echa berpikir sambil menepuk nepuk pipinya menggunakan hari telunjuknya.
"Gus coba senyum." ucap Echa.
"Gus Ih,,, coba senyum." Ulang Echa soalnya Zio hanya menarik Bibir nya sedikit.
"Gus Kok bisa beda ya, Kak Zia murah senyum, Azmi juga murah senyum, Abi apalagi, tapi Gus itu loh ngalahin beruang kutub,tidak bisa senyum sama sekali."
"Kamu samain saya sama Beruang kutub?"
"Tuh,,, gitu aja langsung marah."
Echa mencium Pipi Zio, membuat tubuh Zio langsung membeku seketika,padahal ini bukan kali pertamanya Echa bersikap seperti itu.
"Echa gemesh deh sama suami Echa, tampan banget sih,,, tapi sayang gak bisa senyum."
Echa berpindah yang tadinya duduk di samping Zio,kini dia bangun dan duduk di pangkuan Zio dengan tangannya yang memainkan rahang Zio yang di tumbuhi bulu bulu halus.
"Hahahaha,,,geli geli tapi Echa suka." Tawa Echa yang merasa geli.
Zio hanya pasrah dengan tingkah Absurd Echa, tapi Echa tidak menyadari jika telah membangunkan sesuatu yang telah lama tidur.
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘
te²p semangat ya thoorrr smoga lancar trus up nya