NovelToon NovelToon
Cinta Monyet Belum Usai

Cinta Monyet Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Teman lama bertemu kembali / Office Romance / Ayah Darurat / Ibu susu
Popularitas:46.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

Sequel "Dipaksa Menikahi Tuan Duda"
Cerita anak-anak Rini dan Dean.

"Papa..."
Seorang bocah kecil tiba-tiba datang memeluk kaki Damar. Ia tidak mengenal siapa bocah itu.
"Dimana orangtuamu, Boy?"
"Aku Ares, papa. Kenapa Papa Damar tidak mengenaliku?"
Damar semakin kaget, bagaimana bisa bocah ini tahu namanya?

"Ares..."
Dari jauh suara seorang wanita membuat bocah itu berbinar.
"Mama..." Teriak Ares.
Lain halnya dengan Damar, mata pria itu melebar. Wanita itu...

Wanita masa lalunya.
Sosok yang selalu berisik.
Tidak bisa diam.
Selalu penuh kekonyolan.
Namun dalam sekejab menghilang tanpa kabar. Meninggalkan tanya dan hati yang sulit melupakan.

Kini sosok itu ada di depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Hubungan yang Sehat

Damar berjalan ke dapur dengan niat ingin minta kopi sebagai teman kerja. Tapi bukan kopi yang ia temukan, melainkan sosok Mama Rini yang tengah sibuk di meja dapur.

“Ma, kok di dapur? Bibi mana?” tanya Damar heran.

Mama Rini tersenyum. “Mama lagi pengen masak ayam kecap. Itu kan masakan kesukaan Stacy dulu. Bibi masih mama minta untuk belikan bahan puding, Ares suka puding coklat.”

Damar ikut tersenyum. “Sayang banget sama calon mantu, nih.”

“Pasti dong. Dari dulu Mama sudah berharap Stacy jadi menantu mama. Dia baik, entah kenapa dari pertama lihat saja Mama langsung bisa sayang.”

“Kok bisa gitu?” Damar bertanya sambil menuang air dingin ke gelas.

“Awal Mama lihat Stacy, Mama jadi ingat sama kakakmu, Adam, waktu masih kecil. Kakakmu itu pernah memendam beban besar sampai menyerang psikologisnya. Kamu dengar sendiri dari cerita Papamu kalai dulu Papa menikahi Mama karena Mama kakak Adam sangat membutuhkan Mama untuk terus berada disisinya.”

Damar mengangguk pelan, "Ya, Papa pernah cerita.Kata Papa, Papa merasa beruntung karena mama ternyata wanita yang tepat, meski pernikahan kalian diawali bukan dari cinta."

“Ya, tapi bukan itu initi yang ingin mama sampaikan. Saat ini, meski ibu kandung kakak Adam akhirnya bisa dekat lagi, tapi di hati Mama, Adam tetap seperti anak Mama sendiri. Bukan lahir dari rahim Mama, tapi tetap anak Mama. Dan Mama bersyukur dia bisa lepas dari trauma, bisa jalanin hidup dengan baik.”

“Terus hubungannya sama Stacy apa, Ma?”

“Mama lihat Stacy juga menyimpan sesuatu yang besar, sesuatu yang dia sembunyikan rapat. Dan dia butuh seseorang yang bisa menolong dia keluar dari beban itu. Mama masih bisa merasakan hal itu sampai sekarang.”

Damar terdiam. Ingatannya melayang pada masa SMP: sering kali ia memergoki Stacy menangis diam-diam, tapi beberapa detik kemudian gadis itu bisa kembali tersenyum seolah tak ada apa-apa. Beberapa waktu lalu dikantor juga sempat terjai lagi. Dan sampai sekarang, penyebab semua itu masih jadi misteri.

“Kalau kamu serius sama Stacy,” lanjut Mama Rini, “tolong jaga dia. Jaga juga hatinya. Stacy kelihatan kuat, tapi sebenarnya rapuh.”

Damar mendekat, lalu memeluk mamanya dari belakang. “Damar serius, Ma. Mama tahu sendiri, Damar nggak pernah bisa berhenti mikirin Stacy, bahkan selama dia menghilang.”

Mama Rini tersenyum, mengusap lembut rambut putranya. “Kalau begitu jadilah laki-laki yang gentle. Jangan pernah sakiti wanita. Contoh saja papamu, dia tahu cara menghargai perempuan.”

Belum sempat Damar menjawab, tiba-tiba suara berat terdengar dari pintu dapur.

“Ada apa ini? Siapa yang peluk-peluk istri Papa?”

Papa Dean muncul sambil menatap pura-pura cemburu. Mama Rini terkekeh, sementara Damar cepat-cepat melepas pelukannya dan menyalami papanya.

“Kenapa nggak kabarin kalau pulang hari ini? Bukannya harusnya Papa baru pulang besok?” tanya Damar.

“Kenapa? Kamu senang Papa lama-lama di luar kota biar bisa manja sama istri Papa, ya?” Papa Dean meledek.

“Ck, posesif banget. Masak anak nggak boleh manja sama mamanya?” Damar menggerutu.

“Hey, umurmu sudah 25 tahun. Kalau mau manja, ya manjanya ke istri sendiri, bukan ke Mama.” Papa Dean menepuk bahu anaknya.

“Ya ampun, kalian berdua ini. Nggak anaknya, nggak bapaknya, sukanya ribut mulu,” potong Mama Rini.

Papa Dean langsung merangkul istrinya. “Sayang… kangen…”

“Ingat tempat, Pa…” Damar menyindir.

“Syirik aja. Cepat cari istri, biar bisa manja kayak Papa.”

“Tunggu sebentar lagi, Pa…” Damar menjawab kalem.

Papa Dean langsung mengerutkan dahi. “Hah? Kamu sudah ada calon? Nggak nunggu cinta monyetmu kamu lagi?”

“Cinta monyet?” Mama Rini menoleh bingung.

“Ya, kan dulu mereka masih bocah, Ma,” jawab Papa Dean sambil terkekeh.

“Ya nggak bocah-bocah amat, Pa. Lagian Stacy sekarang sudah di sini.”

“Stacy? Di sini?” Papa Dean terbelalak. “Papa ketinggalan berita apa, nih?”

Mereka bertiga lalu duduk di meja tak jauh dari dapur. Damar menceritakan semua yang ia tahu, mulai bagaimana Stacy sekarang bekerja di Starlight, juga tentang Ares yang hadir di tengah mereka.

“Lalu, apa rencanamu?” tanya Papa Dean.

“Damar mau bikin Stacy nyaman dulu. Ada banyak hal yang harus Damar lakukan buat dia. Yang penting sekarang, Damar mau pastikan dia bahagia.”

Papa Dean menepuk pundak anaknya, tersenyum bangga. “Papa selalu percaya kamu bisa jadi pria yang bertanggung jawab. Hanya satu pesan Papa: kendalikan dirimu, bangun hubungan yang sehat.”

“Maksud Papa?” Damar mengerutkan kening.

“Ck, kamu itu sama kayak Papa. Kalau sudah pakai hati, nggak bisa lepas, maunya nempel terus.”

Mama Rini menimpali sambil tertawa, “Betul. Sama-sama pria bucin. Lihat tuh, Papamu. Manja terus sama Mama. Mama yakin kamu nanti juga begitu.”

Papa Dean membisikkan satu kalimat lagi ke telinga putranya. “Ingat, pacaran yang sehat. Harus tahu batas.”

Damar berdecak pelan, kesal tapi juga tak bisa menahan senyum karena tahu papanya sedang menggoda.

“Damar ke atas dulu ya, Pa, Ma,” ucapnya sambil berdiri.

“Mau ke mana?” tanya Mama Rini sambil tetap mengaduk masakannya.

“Ke ruang kerja, Ma. Ada kontrak yang harus aku cek.”

“Oh iya, terus Stacy di mana?”

“Damar minta dia istirahat di kamar Damar.”

Kening Mama Rini langsung berkerut. “Lho, kok di kamarmu? Kan sudah Mama minta Bibi siapkan kamar tamu. Jangan aneh-aneh ya, Dam.”

Damar terkekeh kecil. “Tenang saja, Ma. Anak Mama ini masih tahu batas.” Ia melirik Papanya dengan tatapan nakal, seolah sengaja menegaskan jawabannya pada peringatan barusan. “Damar minta Stacy di kamar supaya kalau Ares bangun, dia nggak bingung karena merasa di tempat baru.”

Papa Dean terkekeh, menepuk bahu putranya. “Heh, kenapa melirik ke Papa? kayak sengaja nyindir peringatan Papa tadi.”

“Ya memang,” jawab Damar enteng sebelum akhirnya benar-benar melangkah pergi.

Begitu langkah Damar menghilang di tangga, Mama Rini menoleh ke arah suaminya sambil geleng-geleng kepala. “Dasar, Pa. Anakmu itu kalau lagi jatuh cinta, nggak kalah bucin sama kamu.”

Papa Dean menyeringai bangga. “Syukurlah, berarti dia nurun sifat terbaik dari papanya.”

“Terbaik apanya?!” Mama Rini menepuk lengan suaminya gemas. “Yang ada bikin repot, kalau dulu Papa manja-manjaan sama Mama, sekarang anakmu itu gantian bikin Mama dag-dig-dug mikirin calon menantu.”

Papa Dean tertawa mendengar istri. Namun dahinya tiba-tiba berkerut setelah melihat ponselnya berdering dan menampilkan nama putra pertamanya.

"Siapa, Pa?" Tanya Mama Rini.

"Adam."

"Angkat, tapi loud speaker ya Pa... Mama kangen banget sama Adam. Ditinggal 2 hari ke Malang rasanya seperti berbulan-bulan."

Papa Dean tersenyum dan segera menjawab telfon dan menekan loud speaker sesuai permintaan istrinya.

"Ya, Kak. Ada apa?"

"Pa, Adam mau menikah hari ini. Papa bisa bantu Adam?"

1
arniya
nano nano, campur rasa
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Erna Fadhilah
hayo kamu cy tenangin tu singanya biar ga ngamuk karna cemburu😀😀😀
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Erna Fadhilah
alkhamdulillah di posisi yang berat seperti saat ini ada Damar yang selalu menjaga Stacy, pak hadi menyesalpun percuma tp jangan berkecil hati kamu harus ttp jaga Stacy dan Ares dari jangkauan orang jangan
nonoyy
nah kau harus menjaga sisi dam, takutnya si ular betina akan mengincar calon istrimu
arniya
penyesalan.....
nonoyy
nikmati ajaa karmamu hadi dgn kebodohanmu selama ini wkwk
Ade Bunda86
kayaknya Wulan jadi jodonya Andreas deh
Reni Anjarwani
lanjut thor
Erna Fadhilah
kamu tenang aja dulu pak hadi jangan emosi, kamu harus bikin strategi secepatnya kamu alihkan hartamu atas nama Stacy semua agar kalau ada apa-apa sama kamu hartamu jatuhnya ke tangan anak kandungmu bukan anak haram dan ulat bulu
partini
balas lembut tapi mematikan buat kejutan yg dahsyat untuk mereka y penghianat
Erna Fadhilah
pak hadi terlalu percaya pada ulat bulu udah di kasih selakangan jadi ga ingat anak dan istri
nonoyy
sudah telat hadi telat.. menyesal pun tak guna
arniya
kebenaran terbuka lagi
Erna Fadhilah
alkhamdulillah pak hadi merestui Damar sama Stacy, semoga hanna ga ganggu acara Damar dan Stacy
Ade Bunda86
lanjut dulu thor
Erna Fadhilah
ga adam ga Damar sama-sama udah pada ngebet pengen nikahi pasangannya 😁😁😁
Nur Mila
damar ngabet kawin🤣🤣🤣🤣🤣
wo te
udh 2 hri ga up,kmna ja kak 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!