Rayana adalah seorang gadis ceria, dan juga ramah.
Namun saat itu entah kenapa Rayana tiba-tiba bisa dikejar oleh rentenir, dan bukan itu saja Rayana juga diteror oleh orang-orang pinjol mereka meminta agar Rayana membayar hutangnya jika tidak mereka mengancam Rayana dengan menyebarkan datanya dan juga foto-fotonya yang sudah mereka edit sekian rupa.
Pada akhirnya Rayana bertemu dengan Felix Mahendra seorang pemuda seorang CEO di perusahaan ternama, CEO muda dan terkenal cuek tak tersentuh, namun karena kakek Felix terus-terusan mendesak Felix untuk menikah, akhirnya Felix pun bertemu dengan Rayana dan mereka pun menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda_Cahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Unik
Mobil Felix kini sudah sampai di jalan Kasturi di persimpangan gang ke kosan Rayana.
"Saya turun disini aja! Mobil gak bisa masuk!" cetus Rayana.
"Kamu tinggal di kosan yang ada di gang ini?" tanya Felix.
"Hemmm...." sahut Rayana.
Felix melihat gang itu dengan intens.
"Kamu sudah lama tinggal disana?" tanya Felix.
"Baru satu minggu," jawab Rayana.
"Emangnya selama ini kamu tinggal dimana?" tanya Felix.
"Isshhh... Kepo banget!" seru Rayana dengan mencebikkan bibirnya.
"Ya udah saya turun dulu," ucap Rayana yang akan membuka pintu mobil.
Dengan cepat Felix menarik tangan Rayana dan Rayana pun menoleh kearah Felix.
"Besok kamu selesai kuliah jam berapa?" tanya Felix.
"Emmm... Jam 02.00 sore udah selesai," jawab Rayana.
"Besok jam 02.00 sore saya jemput kamu," ucap Felix.
"Di kampus?" tanya Rayana
"Hmmm...." sahut Felix.
"Baiklah," jawab Rayana.
Rayana pun turun dari mobil Felix, dan berjalan menyusuri gang sempit itu dan mobil Felix pun meninggalkan tempat itu.
Rayana masuk kedalam kosannya dan melemparkan tubuhnya keatas kasurnya.
"Hah!" Rayana menghela napas.
"Mending gue telepon papa, dan kasih tahu kalau gue akan menikah, lagian tu cowok nyebelin banget sih, bisa-bisanya kalung gue sama dia," cetus Rayana yang merasa kesal dengan Felix.
Rayana pun mengambil ponselnya dan akan menghubungi papanya.
Tut... Tut... Tut....
Panggilan telepon Rayana tak di terima oleh papanya.
"Ck, papa kemana sih? Kok susah banget dihubungi," gumam Rayana yang mencoba menghubungi papanya kembali.
Tut... Tut... Tu....
Panggilan telepon Rayana lagi-lagi tak ada tanggapan dari papanya.
"Kemana sih papa? Gak mungkin udah tidurkan?" tanya Rayana pada dirinya sendiri.
Akhirnya Rayana memutuskan untuk tidur tanpa mengganti pakaiannya, karena ia benar-benar lelah hari ini, lelah karena memikirkan yang tiba-tiba dia akan menikah dalam waktu 3 hari.
Sedangkan Felix kini sedang berada disebuah club bersama dengan teman-temannya.
"Kenapa lo dari tadi diam aja lihatin tu kalung?" tanya Galang.
"Sebentar lagi bakalan ada yang jadi pengantin baru." Bukan Felix yang menjawab, melainkan dokter Arya.
"Yang benar lo Ar, bukannya Felix tidak pernah pacaran, bagaimana bisa tiba-tiba menikah?" tanya Kevin teman Felix juga.
"Yoi," sahut Arya.
"Tapi kenapa lo lihatin kalung itu terus Fel? Apa mulai tertarik dengan gadis itu?" tanya dokter Arya yang juga penasaran karena Felix terus melihat kalung itu.
Arya dan Felix memang berteman karena Arya sering ikut ayahnya sewaktu mengobati keluarga Felix, dan Arya selalu bermain dengan Felix jika ikut dan juga sekolah disekolah yang sama, makanya mereka akan memanggil tidak formal jika diluar jam kerja masing-masing.
"Eh lo tahu gak? Dia itu gadis yang unik," ungkap Gavin tanpa mengalihkan pandangannya dari kalung itu.
"Gadis unik? Unik gimana?" cicit Arya, Kevin dan Galang bersamaan.
"Gue tawarin hutangnya lunas, dan gue bilang ganti kalung yang lebih mahal lagi dia gak mau, dia bersikeras mau cari kalung ini," jelas Felix.
"Hutang? Gadis itu berhutang sama bos?" tanya Galang.
Felix menyimpan kalung Rayana kedalam kotak yang sudah ia siapkan agar kalungnya tidak rusak, dan Felix kini mengalihkan pandangannya yang semula memandangi kalung milik Rayana, kini beralih menatap ketiga sahabatnya.
"Lo semua tahu gak? Dia bela-belain ngutang sama gue demi bayar biaya rumah sakit kakek gue, dan tadinya kalung ini dia tinggal dirumah sakit demi kakek gue, agar kakek gue di obati selayaknya," jelas Felix.
"Kok bisa gadis itu yang bayar biaya pengobatan kakek lo?" tanya Kevin yang belum mengerti dengan penjelasan Felix.
Felix pun menceritakan bagaimana pertemuan Rayana dengan kakeknya dan sampai akhirnya dirawat dirumah sakit milik kakeknya, lalu kalungnya ia tinggal diresepsionis hingga akhirnya kalung sampai ditangan Felix.
"Tapi Fel, lo udah kenal sama tu cewek sebelum dikenalin kakek Anton? Apa lo memang sudah pacaran sama tu cewek?" tanya dokter Arya yang menatap Felix dengan tatapan mengintimidasinya.
"Awalnya gue bawa tu cewek mau gue kenalin sama kakek sebagai pacar gue, tapi setelah ketemu kakek, malah disuruh nikah dalam waktu 3 hari lagi," jawab Felix yang itu entah merasa senang atau mengeluh dia pun tak tahu.
"Wah kayaknya beruntung banget tu cewek bisa dapatkan Felix," ucap Galang.
"Bukan cewek itu yang beruntung mendapatkan Felix, tapi Felix yang beruntung mendapatkan tu cewek," ujar dokter Arya.
"Loh kok Felix yang beruntung?" tanya Galang.
"Dari yang gue lihat dari awal tu cewek bawa kakek Anton kerumah sakit, sampai gue dengar cerita Felix dan lihat waktu dirumah kakek Anton tadi, dia gadis baik, dan juga sangat peduli dengan orang lain, dia tak memikirkan dirinya sendiri yang penting orang lain selamat," jawab dokter Arya dengan menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya.
"Lo dengar sendiri cerita Felix tentang kalung itu kan? Dia menyerahkan kalung kesayangannya demi menyelamatkan kakek Anton," lanjut Arya menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya.
"Mungkin karena ketulusannya gue merasa tertarik dengan Rayana dan saat bibirnya menyentuh bibir gue tadi, itu terasa sangat manis, gue merasa jantung gue seperti ingin keluar dari dalam," batin Felix.
"Lain kali gue akan melakukannya dengan benar," batin Felix yang kini tersenyum tipis, sangat tipis sehingga tak ada yang menyadarinya kalau Felix sedang tersenyum.
"Gue mencium aroma-aroma orang yang sedang jatuh cinta," celetuk Galang.
"Memang luar biasa itu cewek, baru kenal Felix bisa mengobrak abrik hati Felix," sambung Kevin.
"Iya benar, akhirnya ada juga cewek yang bisa merobohkan tembok es si kulkas," celetuk Arya.
"Apa benar gue jatuh cinta sama tu cewek? Atau gue hanya penasaran dan kagum aja?" tanya Felix dalam hatinya.
"Masa iya gue jatuh cinta dengan gadis itu dalam waktu yang singkat, belum ada sehari," pikir Gavin.
"Guys, gue mau pulang," pamit Felix.
"Eh Fel, cepat banget lo pulangnya, udah kayak anak perawan aja lo," ledek Kevin.
"Bukan anak perawan, gue darah manis," seloroh Felix membalas Kevin.
"Cieee elah yang darah manis, mau cepat-cepat pulang," sahut Arya.
"Yoi, hati-hati Fel," sahut sahabat-sahabat Felix.
"Jangan lupa undang kita semua kepernikahan lo!" teriak Kevin karena Felix sudah hampir sampai pintu.
Felix tidak menjawab, tetapi Felix hanya mengacungkan jari jempolnya kepada sahabat-sahabatnya.
"Kayaknya Felix memang sedang jatuh cinta," kata Galang yang membahas Felix setelah kepergian Felix.
"Iya, gue rasa Felix jatuh cinta sama tu cewek, lihat aja cara dia memandangi kalung milik wanita itu, seperti menatap pemiliknya langsung," sahut Kevin.