Notes : Bukan untuk bocil.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."
Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.
Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.
Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?
Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Sweet Little Fox
..."Tolong selidiki rubah kecil ini. Kau boleh mengikutinya ke mana pun selama dia tak di sisiku," – Abercio Sanchez...
Malam ini, suasana begitu berbeda. Tak seperti sebelumnya. Biasanya, Abercio masih bisa menahan gejolak yang membara di dada. Akal sehat masih menahannya untuk tak melewati batas. Tapi tidak dengan malam ini.
"Semakin aku menjauhimu, semakin aku ingin mendekatimu," gumam Abercio sembari perlahan tangannya menyentuh inci demi inci wajah Ciara.
Tangan kekar yang biasanya hanya menyentuh wajah dan punggung Ciara, kini perlahan menyusuri leher jenjang hingga ke dada gadis itu. Setibanya tangan kekar itu di dada Ciara, dengan sangat bersemangat Abercio mere.mas salah satu gunung kembar itu.
"Ck! Apa daun muda memang memiliki pa-yu.da.ra sepadat ini?" tanya Abercio lirih sambil menatap buas dada Ciara.
Tak puas hanya menggunakan tangan saat menikmati tubuh gadis itu, Abercio mendaratkan bibirnya ke bibir Ciara. Dengan bringas dan laparnya, ia melahap bibir ranum milik gadis itu.
Di saat yang sama, Ciara yang saat itu sedang pingsan, ia bermimpi bahwa Abercio sedang menyentuh dan menikmati tubuhnya. Ia juga terlibat dalam ciuman panas dengan pria yang merupakan ayah sambungnya itu.
"D-Daddy ..." rin.tih Ciara pelan. Ia memanggil pria itu di dalam mimpi sembari kedua tangannya meraih tengkuk Abercio dan membalas ciuman panas tersebut.
Abercio mendadak terkejut dengan respon yang gadis itu berikan. Matanya terbelalak sejenak dengan dahi yang mengkerut. Ah ... mungkin itu respon biasa karena sentuhannya, pikir Abercio.
"Karena ini hanya mimpi ... Daddy Cio bisa berbuat semaumu. Aku akan menikmatinya tanpa perlawanan," desis Ciara pelan dengan mata tertutup. Gadis itu benar-benar menikmati tindakan liar Abercio di dalam mimpinya. Namun, tanpa ia sadari, mimpi itu adalah hal nyata yang sedang terjadi.
Abercio langsung menghentikan gerakan tangannya di dada Ciara. Rasa terkejutnya semakin tak tertahankan saat gadis yang ia sangka polos dan manja selama ini ternyata dengan santai mengatakan hal tersebut.
"Memangnya, gadis polos bisa berkata seperti itu?" pikir Abercio heran.
Tak ingin membuat gadis itu terjaga, Abercio menjauhkan tangannya dari dada Ciara secara perlahan. Begitu juga dengan bibirnya. Ia melepaskan bibirnya dari bibir Ciara.
*"Ck! Sepertinya ... aku terkecoh dengan kelicikan rubah kecil ini*," pikir Abercio. "Haaa ... aku terpedaya dengan pesona yang ia tebar."
Pria itu menuruni ranjang sembari menapaki lantai dan menyambar ponselnya yang berada di atas meja kecil samping ranjang. Kemudian ia menuju ke balkon kamar sambil menempatkan ponsel ke telinganya.
"Halo, Bart. Tolong selidiki rubah kecil ini. Kau boleh mengikutinya ke mana pun selama dia tak di sisiku," ucap Abercio pelan dengan suara yang dingin.
Matanya menatap lurus ke arah pemandangan luar yang begitu mencekam dan menakutkan karena malam itu begitu gelap tanpa sinar rembulan.
...❣️❣️❣️...
"Morning, Sweetheart."
Sapa Abercio sambil menatap Ciara yang perlahan mengucek matanya. Gadis itu juga kemudian meregangkan badannya dengan kedua tangan yang terangkat ke udara.
"Morning, Daddy!" sahut Ciara girang sambil memiringkan tubuhnya menghadap Abercio. Ia tersenyum sambil memeluk tubuh Abercio yang sedang menatapnya dengan posisi menyamping sambil menopang kepalanya menggunakan satu tangan.
"Aku penasaran ... apa respon rubah kecil ini kalau aku tak memberikan 'Morning Kiss'," pikir Abercio dalam hati.
Ciara menatap Abercio dengan matanya yang berbinar-binar. Kemudian, ia juga menunggu pria itu memberikannya 'Morning Kiss' dengan bibir yang sengaja ia kerucutkan ke arah Abercio.
"Hari ini, kamu harus daftar ulang untuk masuk ke kampus kesukaan kamu," ucap Abercio tanpa mempedulikan tingkah manja Ciara. Meski ia sempat luluh sesaat yang lalu.
Ciara mengerutkan keningnya. Tumben sekali tak ada sebuah kecupan yang mendarat ke bibirnya? Apa yang terjadi? Apa ... saat ia pingsan kemaren Abercio telah bercinta dengan Megan?! Entah kenapa hatinya mendadak panas dan kesal!
"Aku harus ngadu ke Mommy kalo suaminya selingkuh!" pikir Ciara dalam hati.
"Ciara?" panggil Abercio sambil memegang pinggang Ciara tanpa sadar. Padahal itu hanya tindakan refleks tanpa maksud apa-apa.
"Kenapa diam? Kamu mau Daddy anterin buat daftar ulang?" tanya Abercio lagi.
Tangan Abercio yang mendarat ke pinggang Ciara memberikan sinyal kepada gadis itu. Ciara menduga bahwa Abercio sengaja melupakan 'Morning Kiss' agar ia yang lebih dulu memberikan 'Morning Kiss' tersebut.
"Daddy Cio melupakan sesuatu," bisik Ciara manja dengan matanya yang berkedip-kedip menatap Abercio.
Abercio tersenyum iblis. Namun sesaat kemudian ia sengaja memasang mimik wajah bertanya-tanya dan penasaran dengan apa yang gadis itu maksud.
"Daddy ... melupakan sesuatu?" pikir Abercio berbohong. "Apa kemaren Ciara minta sesuatu? Terus aku lupa membelikannya?"
"No," Ciara menggelengkan kepalanya. Ia menatap dalam ke arah mata hazel Abercio.
Beberapa detik kemudian, Ciara mendekatkan wajahnya ke wajah Abercio. Kemudian ia berbisik sambil menatap mata hazel Abercio dengan tatapan yang sangat menghipnotis. Sayangnya, Abercio sudah mencium kelicikan gadis itu, jadi dia tak akan tertipu untuk kedua kalinya.
"Daddy ... you missed our 'Morning Kiss'," bisik Ciara lirih.
Sesaat kemudian, Ciara langsung mendaratkan bibirnya ke bibir Abercio. Kemudian gadis itu mulai melakukan apa yang selama ini Abercio praktekkan padanya.
"You are trapped, My Sweet Little Fox!" tukas Abercio dalam hati.
Mata Abercio yang semula terbelalak kaget dengan tingkah dan keberanian Ciara, kini mata itu perlahan melayu seiring dengan agresifnya ciuman Ciara. Tak perlu bersusah payah untuk mengetahui kelicikan rubah kecil itu, karena dengan sebuah jebakan saja, rubah itu akhirnya terjebak!
"Dia tak tahu bahwa aku ini Raja Rubah!" batin Abercio puas.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG......