NovelToon NovelToon
Vanila And Her Secret

Vanila And Her Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Anggika15

Tumbuh dewasa di bawah asuhan sebuah panti sosial, membuat Vanila berinisiatif untuk pergi keluar kota. Dengan bekal secarik kertas pengumuman lowongan kerja di salah satu usaha, yang bergerak di bidang cuci & gosok (Laundry).

Nahas, biaya di Kota yang cukup tinggi. Membuat Vanila mencari peruntungan di bidang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 (Drunk)

Sekilas Edgar mengalihkan pandangan dari layar laptopnya, melihat ke arah perempuan yang duduk di ujung ranjang. Sesekali menunduk dan memainkan jari-jari tangan, lalu setelahnya mendongak, menoleh ke arah sudut lain.

Edgar tahu, perempuan itu kini sedang merasa gelisah karena terlihat jelas dari gestur tubuhnya.

“Van?”

Dan panggilannya membuat perempuan itu sangat terkejut.

“Iya, pak. Bapak butuh sesuatu?” Vanila langsung berdiri.

“Tolong ambilkan minuman disana,” titah Edgar seraya menunjuk sebuah kulkas kecil yang ada di kamarnya.

Vanila mengangguk, dia menuruti perintah Edgar tanpa lebih banyak bertanya.

“Gelasnya ada di dalam laci, Van!”

“Iya, pak!” Sahut Vanila.

Tangannya meraih bagian atas kulkas, menarik pelan hingga benar-benar terbuka. Dan terlihatlah apa yang ada di dalam sana, botol-botol minuman berukuran tidak terlalu besar, dengan isi berwarna kecoklatan seperti teh.

Apple brandy.

Sebuah minuman yang dibuat dari buah apel yang difermentasi dan kemudian diproses melalui distilasi, menghasilkan minuman keras yang kaya aroma dan rasa.

Apakah beralkohol? Jelas. Bahkan kadarnya bisa dibilang cukup tinggi, jika dibandingkan dengan wine.

“Bawa ke luar saja Van,” katanya saat Vanila hampir meletakan botol dan gelas-gelas diatas meja kerja Edgar.

Vanila diam, menatapnya penuh tanya.

“Balkon. Buka tirai dan pintunya!”

“Oh kirain luar mana.”

Perempuan itu segera pergi, membuka tirai putih yang membentang, lalu menggeser pintu kemudian keluar.

Sebuah area yang cukup luas, tidak hanya ada dua kursi di area teras. Tapi sebuah kolam renang yang tidak terlalu besar, juga terdapat beberapa kursi untuk berjemur.

“Letakan di sini saja, Van!”

Edgar menarik meja bundar kecil yang awalnya menjadi penyekat diantara kedua kursi ke arah depan.

“Oh, saya kira bapak mau disana!” Vanila menoleh ke arah dimana kolam renang berada.

“Kamu mau berenang?”

Vanila menggelengkan kepala.

“Ga. Kaget aja kalo disini ternyata ada kolam renang, saya kira balkon biasa aja yang luasnya sekitar satu atau dua meter.”

Vanila menempati salah satu kursi.

“Balkon siapa yang kecil seperti itu!”

Edgar ikut duduk, kini mereka menempati kursi dengan posisi bersisian tapi cukup jauh.

“Biasanya balkon segitu ga sih? Balkon kamar maksudnya.”

Edgar tidak menjawab, dia membuka penutup botol dan menuangkannya ke dalam gelas lebih dulu.

“Kenapa ada dua gelas disini?” Tanya Edgar tanpa menoleh.

“Ngggg, … ga tau. Jaga-jaga aja kalau bapak suruh aku minum, jadi ga usah bolak balik,” ujar Vanila.

Edgar mengangguk, kemudian meminumnya dengan sekali tegukan.

“Memangnya mau?” Edgar menoleh.

Dia tersenyum begitu sorot mata keduanya bertemu.

“Waktu itu bapak minta saya minum.”

“Saya rasa sekarang tidak, ini tidak cocok untuk pemula karena kadar alkoholnya cukup tinggi. Kamu bisa mabuk parah!”

“Mungkin tidak kalau sedikit,” Vanila memperlihatkan ibu jari dan jari telunjuk yang kedua ujungnya tampak hampir bersentuhan.

Edgar menatap Vanila lekat-lekat, perempuan itu mulai memperlihatkan banyak perubahan sekarang.

“Sangat sedikit!” Ucap Vanila lagi.

Tatapan Edgar semakin berbeda, apalagi dengan seringai yang kini menghiasi kedua sudut bibirnya.

“Kamu mau minum?”

Sedikit ragu, tapi Vanila mengangguk.

Edgar mencondongkan tubuh, meraih kursi yang Vanila duduki dan menariknya sampai jarak mereka kini sangat dekat.

“Hanya sedikit, huh!?”

“Iya.”

“First, give me a kiss!” Edgar menyentuh bibirnya sendiri, dan mengetuk-ngetukkan jarinya disana.

Cup…

Setelah memberikan ciuman singkat, Vanila tersenyum malu-malu.

Raut wajah Edgar semakin terlihat bahagia.

“Saya rasa kamu mulai berubah sekarang, Van!”

Edgar menuangkan sedikit apple brandy pada gelas yang masih kosong untuk Vanila.

“Menurut bapak begitu?”

“Ya, awal saya melihat kamu. Kamu sangat polos, putih bersih seperti kertas yang belum tersentuh. Saya minta minum wine saja tidak mau, tapi lihatlah sekarang!”

Edgar menyerahkan gelas tadi kepada Vanila.

“Terima kasih,” dia menerimanya dengan senang hati, lalu meminumnya.

Ekspresi Vanila langsung berubah, tentu saja dia tidak biasa dengan rasa minuman seperti itu.

Manis, ada sedikit rasa masam. Selain aroma apel, ada aroma yang sulit Vanila jelaskan.

“Kenapa?” Edgar terkekeh.

“Rasa kayu!”

Tawa Edgar semakin kencang terdengar, sampai-sampai kepalanya mendongak ke atas.

“Ada wangi apelnya, Van!”

Vanila mengangguk, karena kenyataannya memang begitu.

“Mau lagi?”

“Ga ah, ga enak.”

Edgar masih belum berhenti tertawa.

“Kenapa ada kayu-kayu nya gitu sih?”

“Karena disimpan dalam tong kayu saat masa fermentasi itu berlangsung.”

“Kalau tidak ada bau kayunya, … saya suka deh. Manis-manis asem gitu!”

“Ya. Tapi apakah kamu tahu? Selain apel dan kayu ada aroma lain.”

“Apa?”

“Kamu.”

“Huh, aku?”

“Ya, vanila.”

Vanila mengerjap, sepertinya efek samping minuman itu mulai terasa.

“Ini baju yang kamu beli?” Edgar menyentuh tali jubahnya.

Vanila mengangguk.

“Pintar sekali,” bisik Edgar.

“Bapak suka?”

“Ya!” Katanya, lalu menarik tali jubah itu sampe dress super mini yang tadinya tersembunyi mulai terlihat. “Kemarilah!” Edgar menepuk-nepuk pahanya.

Vanila langsung berdiri, mendekat dan duduk di atas pangkuan Edgar. Tidak hanya duduk, perempuan itu sampai melingkarkan kedua tangannya di pundak Edgar.

Oh, tentu saja Edgar menyukainya. Dia suka keluguan Vanila sekaligus sisi nakalnya yang mulai muncul.

Di bawah keremangan cahaya, Edgar mendapati kening Vanila yang terlibat mulai dipenuhi bulir-bulir peluh.

“Gerah?”

“Tiba-tiba aja rasanya panas,” Vanila sedikit mengeluh.

“Mau bermain air sebentar?” Edgar berbisik tepat di daun telinganya.

“Main air?”

Vanila mengangkat pandangan, dan mereka benar-benar saling menatap dalam jarak yang sangat dekat.

“Kolam.”

Manik indah milik Vanila bergulir, memandang wajah tampan yang juga sedang memperhatikannya.

Edgar tidak butuh jawaban, rasanya diam Vanila sudah cukup. Dengan segera pria itu berdiri, mengangkat tubuh Vanila dengan mudah seraya melangkah ke arah kolam berada.

Satu-persatu anak tangga Edgar pijak, semakin lama semakin dalam, sampai saat ini keduanya benar-benar ada di dalam sana.

“Airnya dingin!” Kata Edgar yang langsung ditimpali anggukan oleh Vanila.

Pria itu terus bergerak, melewati tengah-tengah kolam, dan benar-benar berhenti ketika sudah menyentuh pembatas.

Edgar mendudukan Vanila disana.

Keberadaan kaca pembatas yang membentang, membuat Vanila tidak bisa melihat ke arah sekitar dengan jelas.

“Bagaimana hari ini?” Edgar membelai wajah Vanila.

“Tentu saja sangat bahagia,” Vanila menjawab jujur.

“Kamu pandai memilih, satin berwarna coklat pekat begini sangat cocok saat kamu pakai.”

“Aku cantik?”

Tiba-tiba saja Vanila menjadi centil.

“Ya, tentu saja. Standar saya cukup tinggi, jika kamu jelek saya tidak akan tertarik!”

“Hu'um, bapak juga ganteng. Ganteng banget malah,” Vanila meracau.

Edgar maju satu langkah, mengikis jarak diantara mereka. Dan kini, pria itu berdiri di antara kedua kaki Vanila yang terbuka.

“Sepertinya kamu sedikit mabuk, Van!”

Tangannya bergerak mengusap paha Vanila, dan merematnya dengan perasaan luar biasa gemas.

Setelah sekian lama hilang, getaran di dadanya mulai timbul. Persis seperti saat Edgar merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya.

“Aku ga mabuk,” Vanila menyangkal.

Edgar hanya tersenyum, lalu menempelkan keningnya pada Vanila.

Hembusan nafas yang terasa hangat menyapu wajah masing-masing, apalagi saat kedua ujung hidung Vanila dan Edgar saling bersentuhan.

Mereka sama-sama diam, meraba perasaan masing-masing. Ini gila, memang tidak bisa di pungkiri keadaan sekarang mulai membuat keduanya terbawa suasana.

Vanila yang haus akan kasih sayang, sementara Edgar pun begitu. Tidak hanya sekedar kepuasan semata, sedikit perhatian dari Vanila membuat dunia Edgar mulai berubah.

Sarapan tersedia setiap pagi, makan malam juga terhidang ketika dirinya pulang. Lelah yang tadinya melekat, seolah sirna saat melihat senyuman manis dari gadis lugu di hadapannya.

Dan itu tidak Edgar dapatkan dari siapapun, termasuk para wanitanya.

Cup…

Vanila tiba-tiba mencium Edgar.

“Bapak ga kangen aku? Kok aku kangen banget ya sama bapak!”

“Saya sudah bilang, brandy tidak cocok untuk pemula. Kamu ma—”

Cup…

Vanila mencium Edgar lagi.

“Bapak ngomong terus ih, kapan kangen-kangenan nya?” Perempuan itu terkekeh.

Tidak dengan Edgar, dia menatap Vanila tajam. Setiap hembusan nafas yang awalnya terdengar biasa saja, kini mulai berubah menjadi tersengal-sengal.

1
Annie Gustava
mak sehat2 selalu yaa.. biar bsa up vanila n ale2😘,
aurel chantika
jangan -jangan emaknya Edgar ya g datang 🤣🤣🤣
aurel chantika
padahal memang iya kan ji 🤣🤣🤣
Evi Ristiani Ramdhani
ahhhhh seneng nya udah up lagi Mak,,,siapaaaa yg Dateng woiii,,,,Irgi atau Sabrina kah,,,gawat klw Sabrina bisa ada wawancara seperti nya 🤪🤪
ensagita
hadeuh !!!!!!!!! sampe tahan nafas
ternyata harus nunggu up lagi 😁😍
Dzulfan Ahlami
aku tau yg datang/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝐙⃝🦜尺o
Sabrina ya yang datang?
ensagita
van !!!!!! ancamannya mantep
kicep tuh si om om 😁😍
Anggika15 | Aurin99: Udah males nanggepin😅
total 1 replies
𝐙⃝🦜尺o
jangan kekang vanila terlalu ketat pak lama2 bisa ngeselin dia
atau vanila sengaja ya biar cepat ditalak🤔
Anggika15 | Aurin99: Duh😳😳
total 1 replies
aurel chantika
tetap semangat ya Mak,aku selalu menunggu vanila kok
Anggika15 | Aurin99: Alapyuuu
total 1 replies
aurel chantika
GK usah protes van,yang penting jatah bulanan aman sentosa
Dzulfan Ahlami
semangat sayang ku rezeki gak kmn,,buat Hati dan Hari2 emak2 bahagia dgn karyamu bonus pahaala yg gak terasa😘😘😘😘😘😘😘😘
Anggika15 | Aurin99: sun dulu sun😘
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
lopyu tu othor cuyunggggg,syuka eh klw up terosssss😃😃😃😃😃😃👍🏻
Anggika15 | Aurin99: 😘😘😘😘😘
total 1 replies
Desi Ratna sari
hai otor, aku dari apk sebelah 🤣
Anggika15 | Aurin99: Hai sayangku, cintaku. ayo duduk, biar betah/Chuckle/
total 1 replies
Dzulfan Ahlami
/Slight//Slight//Slight//Slight/beh isi dompet aman klu tiap mggu gitu
Anggika15 | Aurin99: Aman bangetttt/Shy/
total 1 replies
𝐙⃝🦜尺o
sabar van ntar kalo dah sembuh langsung lari
Anggika15 | Aurin99: Betul sekali/Facepalm/
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
duh udah berani manyun Van depan sumber uang mu🤭🤭😃🤪,bener kata othor tuh nurut aja dripada murkah nanti😆😆
Anggika15 | Aurin99: Otomatis itu manyun nya/Smile/
total 1 replies
𝐙⃝🦜尺o
lagi gak sadar ini van, toh si bapak juga suka
Dzulfan Ahlami
malu malu eongggggg ntarrr ketagihan ky akuhhhh minta up terus/Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/
Anggika15 | Aurin99: Kirain ketagihan apa😝😝
total 1 replies
aurel chantika
pak Edgar sudah Luluh kali van,kamu aja yang GK nyadar
Anggika15 | Aurin99: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!