"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Pagi ini kondisi Lada sudah jauh lebih baik. Demam juga sakit kepalanya sudah tidak ada lagi. Gadis itu pun berniat untuk kembali bekerja.
Setelah melakukan ibadah subuh, Lada membangunkan Vinder dan meminta pria itu mandi.
"Kamu yakin sudah sembuh..?"
"Sudah..!"
"Kita sarapan diluar saja, bawa obat untuk jaga-jaga."
Lada mengangguk.
"Malam nanti acara lamaran Umbra, kamu tidak mau datang...?" kata Vinder setelah mereka berada didalam mobil yang sudah melaju.
"Kamu mau menemaniku...?"
"Kamu mau aku temani..?" dan diangguki oleh Lada.
"Baik, nanti aku temani."
Mereka mampir keKrisan Restoran untuk.sarapan.
"Kanapa restoran buka sepagi ini...?" tanya Lada aneh, karena yang wanita itu tau, Krisan Restoran mulai beroperasi dari jam sembilan pagi hingga sebelas malam.
Vinder mengangkat kedua bahunya "mana aku tau."
Seperti biasa, Vinder akan selalu membukakan pintu mobil untuk Lada.
Duduk dimeja yang terhubung dengan taman sembari menikmati indahnya bunga bermekaran, mereka menyantap menu makanan sehat yang sebelumnya sudah Vinder pesan lewat telepon.
Jam delapan kurang sepuluh menit, mereka tiba ditempat Lada bekerja. Setelah Lada turun, Vinder menuju keLaVin Restoran.
Kembali saat jam makan siang tiba, Rey Andra menemui Lada dan mengajak wanita itu makan bersama.
"Gimana kabarmu hari ini.."
"Alhamdulillah baik."
"Dari kemarin aku nyariin kamu, tapi kamu katanya sakit." beritahu Rey Andra dan diangguki oleh Lada.
"La...!"
"Hem...!"
"Aku tau mungkin ini terlalu cepat, tapi perasaanku ini tidak datang tiba-tiba. Saat kamu pergi berkencan waktu itu, aku sama sekali tidak suka dan saat kamu mengubah penampilanmu, aku berharap itu karena aku."
Rey Andra memegang tangan Lada yang ada diatas meja.
"Kemaren saat kamu tidak masuk kerja, aku merasa kehilangan dan itu membuat aku sadar kalau cuma kamu yang aku mau."
"Rey...!"
"La, Will you marry me...?"
Jantung Lada berdetak lebih kencang, tangannya yang berada digenggaman Rey Andra sedikit gemetar. Lidah itu entah kenapa terasa kelu.
"Em...!" Lada menggigit bibirnya untuk mengurangi kegugupan.
"Rey, ini-----
"Will you marry me...?" sekali lagi Rey Andra bertanya.
Tiba-tiba bayangan Vinder terlintas dipelupuk mata, Lada pun terkesiap dan akhirnya bisa membuka mulutnya untuk berbicara.
"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang Rey, aku butuh waktu untuk mengambil keputusan."
"Oke, aku akan menunggu jawabanmu. Yang perlu kamu tahu La, aku siap menikahimu secepatnya."
"Terimakasih Rey..!"
Kebersamaan mereka pun berakhir, seiring dengan siang yang berganti senja. Waktunya bagi sebagai karyawan ditempat itu untuk pulang termasuk Lada.
Vinder juga sudah menunggu didepan gedung.
Lada menghampiri Vinder yang sedang berdiri bersandarkan badan mobil dengan kedua tangan terlipat didada.
Pria yang malam ini terlihat semakin tampan dengan balutan batik, celana katun hitam, sepatu pantofel yang mengkilap dan rambut yang ditata rapi.
Tak heran jika sejak tadi Vinder menjadi perhatian para kaum hawa yang berlalu lalang digedung itu.
Vinder tersenyum menyambut kedatangan Lada "pusing lagi tidak tadi...?"
"Tidak...!"
Vinder membuka pintu dan Lada pun masuk kedalam mobil.
Sesampainya diapartemen, Lada langsung membersihkan diri.
Malam ini Lada memilih memakai A-line drees berwarna hitam dengan panjang hingga mata kaki, rambut dibiarkan lurus tergerai dan dilengkapi Clutch berwarna senada,.
"Aku sudah siap..!"
"Kita makan dulu ya..? aku lapar sekali." ajak Vinder.
"Sama, aku juga lapar."
Mereka terkekeh bersama.
Vinder dan Lada, sangat terlihat serasi malam ini. Walau memakai pakaian serba hitam, tapi justru semakin menambah kesan ketampan dan Elegant.
Entah siapa yang memulai, kini mereka berjalan memasuki restoran dengan bergandengan tangan, sembari melempar senyuman satu sama lain. Benar-benar seperti pasangan kekasih.
Hanya satu jam waktu yang mereka habiskan direstoran.
"Vin...!"
"Ya...!"
"Rey Andra tadi mengajak aku makan siang."
Vinder reflek mencengkram setir mobil dan perlahan mengeraskan rahangnya.
"Terus...?"
"Dia lelaki terpelajar dari keluarga terhormat, orangtuanya rektor dan dosen."
"Aku tau..!"
"Dia melamarku, dia mau menikahi aku secepatnya."
"Terus...?"
"Aku harus jawab apa...?"
"Bukannya ini yang kamu tunggu, kenapa masih bertanya...?"
Obrolan itu terhenti karena mereka sudah memasuki komplek dan terlihat disana, tenda berwarna putih dan biru terpasang dipekarangan rumah Hendarto.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆