Karena sebuah kesalahan dimasa lalu yang dilakukan oleh mendiang Ayahnya, Asha merasa bersalah dan mengorbankan dirinya untuk menebus dosa mendiang Ayahnya dengan mendonorkan salah satu ginjalnya pada Rain De Costa.
"Jika orang bertanya mengapa aku yang merasa bersalah padahal semua itu adalah perbuatan Ayah ku ? Apa kalian pernah merasakan bagaimana disayangi melebihi apapun di dunia ini oleh seorang Ayah ? kebaikan dan ketulusan hatinya itu membuat aku ikut andil di dalam kesalahan dan dosa yang ia lakukan."
Kebaikan yang diberikan oleh Asha membuat Rain jatuh cinta meskipun dirinya sudah menikah dengan wanita lain.
Meskipun mereka terhalang jarak dan waktu ternyata Tuhan memiliki rencana yang lain keduanya dipertemukan kembali dalam sebuah insiden dimana Rain harus menyelamatkan Asha dari tangan Pria lain. Hingga keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Lantas seperti apa kehidupan rumah tangga Asha dan Rain ? simak ceritanya jangan lupa like dan komentar kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 KEBETULAN ATAU TAKDIR TUHAN
Rain terus menatap wanita yang keluar dari mobil tersebut dengan tertatih-tatih, namun pada saat wanita itu jatuh tersungkur, Rain tergerak hatinya untuk menolong wanita itu dan keluar dari mobilnya berjalan medekat ke arahya.
“Apa kau baik-baik saja ?” Rain meraih tubuh wanita itu disingkirkannya rambut yang menutupi wajah wanita itu. Saat ia telah menyingkirkan rambut wanita itu dari wajahnya, mata Rain membulat sempurna saat mengenal wajah wanita itu.
... ……….....
Rain menunggu di ruang depan ruang tindakan dengan perasaan cemas. Wanita itu adalah gadis remaja yang selalu datang dalam mimpinya pada saat ia masih dalam ke adaan koma bahkan saat ia sudah sehat seperti sekarang.
Ia tak menyangka Tuhan menemukan dirinya dengan gadis tersebut. Entah karena kebetulan atau takdir Tuhan, Rain tak tahu itu yang pasti saat ini ia merasa cemas dengan kondisi gadis tersebut yang terluka parah dikepalanya.
Saat Rain masih terus menunggu dengan cemasnya, tiba-tiba pintu ruangan tindakan tersebut terbuka menampikan sosok seorang dokter yang keluar dari ruangan tersebut. Dokter itu adalah sahabat Rain sejak masih SMA dan ia bekerja di rumah sakit milik De Costa.
“Siapa gadis yang kau bawa itu, Rain ?” tanya Marcus dengan rasa penasaran karena Marcus sendiri tahu jika gadis yang sahabatnya bawa tersebut bukanlah anggota keluarga De Costa.
“Kau tidak perlu tahu ! katakan saja bagaimana keadaannya ?” Rain balik bertanya di hadapan Marcus.
“Kepalanya mengalami benturan dan robekan, aku sudah menanganinya hanya beberapa jahitan saja, tapi sepertinya dia mengalami syok atas apa yang dialaminya.” balas Marcus menerangkan kondisi gadis tersebut.
Rain menganggukkan kepalanya mengerti seperti apa kondisi gadis itu. Saat ia hendak bertanya lagi prihal kondisi gadis tersebut. Tiba-tiba ponselnya bebunyi dimana terdapat pesan masuk dari Mommy nya yang mengirimkan lokasi dimana Maria kini berada.
“Setelah ini keputusan ada ditangan mu, Rain.” Tulis Kate di dipesan tersebut.
Rain tahu dimana lokasi yang dikirimkan oleh Mommy nya. Karena dulu ia pernah kesana. Rain kemudian menitipkan gadis yang ia bawa tersebut berada dalam pengawasan Marcus.
... ………....
Rain mengemudikan mobilnya menuju lokasi yang dikirimkan oleh Mommy nya. Itu adalah hotel dimana ia pernah menginap satu malam disana bersama teman wanitanya dulu, pada saat ia masih suka bergonta-ganti pacar untuk berkencan.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang. Begitu Rain sampai di hotel tersebut, Rain masuk ke dalam lift ia menuju kamar yang Maria tempati begitu ia sampai dikamar tersebut, Rain meminta pelayan hotel untuk membuka pintu kamar.
Rain masuk ke dalam kamar dilihatnya istri yang baru ia nikahi tiga bulan tersebut tengah bereuforia dengan bercinta dengan pria lain. Apalagi Rain tahu jika pria tersebut adalah mantan kekasih Maria dimasa lalu, yang mungkin adalah ayah dari anak yang Maria gugurkan satu tahun lalu.
“Dasar ****** murahan !” suara Rain menggema seisi kamar hotel dan mengagetkan pasangan yang tengah dalam kondisi saling merengguk kenikmatan bersamaan tersebut.
Maria langsung menutupi tubuhnya dengan selimut begitu tahu Rain datang menangkap basah dirinya tengah tidur dengan pria lain.
Wajah Rain memucat melihat raut kemarahan dari wajah suaminya. Jelas saja Rain murka dan marah padanya. Bahkan ia tak berani bicara sepatah kata apapun pada Rain, apalagi tatapan Rain yang begitu mematikan.
“Rain…”