Nadia Alana Dynata seorang gadis cantik yang keras kepala dan banyak tingkah , sampai pada akhirnya ia harus menerima hukuman dari sang ayah .
Apakah hukuman yang Alana terima ??? ,
Ikuti kelanjutan cerita Alana dan jangan lupa mohon dukungannya 🙏🙏🙏😉 .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Bantuan
" Terus kenapa kamu kemarin langsung pulang dan berbohong juga sama bang Nizar ? " , tanya Alena setelah mendengarkan cerita dari Alana .
" Maaf kak " , jawab Alana cengengesan .
Alena hanya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan tingkah Alana yang semakin menjadi .
Tak lama guru datang ke kelas , sama seperti kemarin para guru kini hanya membahas materi yang akan diikut sertakan dalam ujian Nasional .
Sejak pagi Alana masih memikirkan tentang surat panggilan itu , kepada siapa ia meminta bantuan untuk mewakilkan datang memenuhi panggilan Bu Siska ? , bahkan ia merasa tidak semangat untuk mengikuti setiap mata pelajaran hari ini sampai tak terasa waktunya untuk pulang .
" Kak , Alana mohon sekali lagi kak Ale harus bantuin Alana " , pinta Alana meraih tangan Ale yang sudah siap untuk membereskan semua bukunya ke dalam tas.
" Minta bantuan apa Al ? , aku ga mau ya membantu hal yang aneh-aneh " , tanya balik Alena seraya menyingkirkan tangan Alana dari tangannya dan ia kembali melanjutkan aktivitas nya .
" Ngga kak ini gak aneh-aneh kok , mau ya bantuin Alana , kakak harus janji jangan cerita soal surat panggilan ini pada mamah , papah atau pun bang Nizar " , ucap Alana dengan wajah memohon .
Alena langsung melirik dan menatap Alana .
" Iya kak Please " , mohon Alana lagi .
" Iya tapi ada syaratnya " , ucap Alena mantap .
" Apa syaratnya ? , telaktir makan ? , gampang itu mah ? " , tebak Alana santai apalagi sekarang ini ia banyak uang karena setiap hari Zain selaku memberi uang saku dengan jumlah banyak .
" Bukan , tapi syaratnya kamu harus mulai menjauhi si Faisal , dia tuh gak baik buat kamu Alana !" , ucap Alena penuh penekanan .
" Hufhh..., Alana gak bisa janji kak ", jawab Alana lemas .
" Ya udah kalau gitu kakak gak akan bantu kamu dan kakak akan menceritakan semua kelakuan kamu pada orang rumah " , balas Alena santai namun terkesan seperti sebuah ancaman .
" Iya iya , ya udah Alana akan coba " , jawab Alana cepat .
Dan Alena langsung mengangguk seraya tersenyum .
Kedua nya langsung keluar kelas setelah membereskan semua buku miliknya ke dalam tas masing-masing .
*****
Setelah sholat isya Alana memikirkan bagaimana ia bisa berbicara pada Zain untuk meminta bantuan , iya Alana akan meminta bantuan pada Zain tak ada pilihan lain cuman Zain yang bisa membantunya saat ini .
" Al ayo kita makan ? " , Ajak Zain mengagetkan Alana .
Sudah kebiasaan setiap hari , jika makan malam dan makan siang Zain akan memesan lewat aplikasi online , Zain gak mungkin harus terjun ke dapur setiap akan makan dengan berbagai kesibukannya apalagi terkadang Zain pulang kantor juga telat , kecuali ketika sarapan Zain selalu menyempatkan untuk memasak .
Alana mengikuti langkah Zain untuk ke meja makan , oh ya Alana dan Zain tidak sholat isya berjama'ah mereka sholat munfarid ditempat yang berbeda .
Mereka langsung menikmati makanan yang sudah Zain hidangkan diatas meja makan , Namun sesekali Alana merhatikan Zain .
Iya rasanya enggan untuk meminta bantuan pada Zain tapi saat ini Alana yakin tidak ada pilihan lain .
" Makan yang bener Al " , Suara bariton Zain dan langsung membuat Alana tersedak makanannya .
Uhuk Uhuk
Zain dengan cepat langsung memberikan segelas air mineral .
" Minum dulu Al , makanya kalau makan yang bener jangan merhatiin orang terus " , ucap Zain seraya membantu Alana minum .
Setelah memeinum beberapa teguk air , tenggorokan Alana sudah lebih baik .
Dan ia langsung cemberut seraya menatap Zain malas .
" Jadi orang kok percaya diri amat " , gumam Alana pelan , namun masih bisa didengar jelas oleh Zain .
Zain hanya tersenyum , lalu kembali melanjutkan makannya.
Setelah selesai makan , Alana tidak langsung membawa piring kotornya ke dapur , lagi-lagi ia merhatikan Zain dan ragu-ragu untuk berbicara .
" Bang Zain " , panggil Alana pelan .
" Iya " , jawab Zain singkat .
" Ishh nyebelin banget sih " , batin Alana kesal dengan jawaban Zain .
" Alana boleh minta bantuan gak ? " , ucap Alana menunduk .
" Bantuan ? , bantuan apa Al ? " , tanya Zain menatap Alana .
" Bentar bang Zain tunggu disini , jangan kemana-mana ya ! " , timpal Alana dan ia langsung berdiri dan masuk ke kamar mengambil sesuatu .
Alana dengan cepat sudah kembali ke meja makan , dengan ragu-ragu ia menyodorkan surat panggilan itu pada Zain .
" Apa ini ? " , tanya Zain seraya mengambilnya .
Alana hanya diam menunduk .
Melihat Alana yang hanya diam dan menunduk Zain merasa tidak sabar untuk membaca isi surat itu .
" Panggilan untuk orang tua ? , maksudnya ini apa Al ? " , tanya Zain pelan .
" Kamu melakukan kesalahan apa ? , sampai dapat panggilan seperti ini ? " , tanya Zain lembut , ia mencoba untuk selalu sabar menghadapi sikap Alana .
" Alana tadi bolos " , jawab Alana jujur .
" Bolos ? , kok bisa ? kenapa ? , kan aku anterin kamu sampai sekolah " , tanya Zain beruntun dan ia masih mencoba sabar .
" Iya tadi para guru tengah mengadakan rapat , dan Alana malah pergi ke kantin sampai akhirnya guru masuk Alana tidak tahu " , tutur Alana memanipulasi ceritanya .
Zain mengangguk mengerti .
" Oh , ya udah gapapa besok aku ke sekolah untuk memenuhi panggilan ini " , jawab Zain santai .
" Beneran bang Zain ? " , tanya Alana yang langsung berbinar .
Dan Zain langsung mengangguk dan tersenyum .
" Makasih makasih banyak bang Zain " , Ucap Alana lagi dengan tersenyum lebar .
" Iya kamu gak usah khawatir ya ? " , balas Zain yang senang melihat Alana bisa tersenyum .
" Ya udah aku ke ruang kerja dulu ya " , pamit Zain dan langsung dianggukan oleh Alana dengan masih tersenyum lebar .
" Oh ya bang Zain " , panggil Alana seraya menghampiri Zain yang belum terlalu jauh berjalan .
Zain langsung menghentikan langkahnya dan melihat kearah Alana .
" Bang Zain jangan bilang-bilang soalnya pada bang Nizar ya atau papah dan mamah ya " , ucap Alana dengan wajah memohon seraya menangkupkan kedua tangannya .
Zain menghembuskan nafasnya , lalu ia menganggukan kepalanya pelan.
" Makasih banyak bang Zain " , Alana tersenyum ala Pepsodent.
" Iya sama-sama " , jawab Zain , dan ia kembali pamit untuk masuk ke ruang kerja .
Alana dengan bibir tersenyum ia kembali ke meja makan untuk membereskan dan mencuci piring dan juga gelas yang kotor .
Setidaknya dengan kesedian Zain untuk datang memenuhi panggilan Bu Siska membuat ia lega karna tidak akan diskors dan bisa mengikuti ujian Nasional , ditambah masalahnya ini gak akan diketahui keluarganya kecuali Alena yang udah tahu lebih dulu .
Alana membereskan dan mencuci piring dan gelas yang kotor dengan hati berbunga seraya bernyanyi-nyanyi kecil , beban yang hampir seharian tadi mengganggu pikirannya kini sudah hilang begitu saja , rasanya malam ini Alana ingin tidur cepat agar besok pagi ia bisa menyiapkan sarapan , karna Zain sudah mau membantunya , Alana akan memberi imbalan untuk Zain yaitu berupa makanan untuk sarapan dan Zain tak perlu harus terjun langsung ke dapur untuk membuat sarapan .
😍😍😍
Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen , vote dan tambahkan ke favorit 💙 terimakasih 🤗🙏🙏🙏.
🙏🙏
lanjut kk 👍