Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Hari penobatan tinggal menghitung hari, semua orang dimension Tuan Cariann sudah sibuk menyiapkan segalanya. Ayah Azzura dan Ibunya juga menjadi sangat sibuk dan tidak bisa diganggu sama sekali. Di masa ingatan masa depan Azzura dulu, kesibukan diMansion hampir sama, hanya saja Azzura tidak melakukan apa-apa dan tidak pula pergi kemanapun hanya diam dikamar Ibunya dengan terus menangis, karena Nyonya Elena tidak sadarkan diri selama beberapa hari.
Semua perlengkapan Azzura hanya disiapkan Oleh Lola, sedangkan Ayahnya tidak memperdulikan sang Ibu sama sekali. Bahkan sampai besoknya akan berangkat pergi ke Kekerajaan Tuan Cariann sama sekali tidak menanyakan Kondisi Nyonya Elena, Ini membuat Azzura Kembali berfikir hanya karena satu hal dia lakukan, perubahan dalam kehidupan Azzura yang terlahir kembali sangat berbeda.
Malam ini Azzura memutuskan untuk menyelinap pergi kesuatu tempat, karena ada hal yang harus dilakukan dan kemungkinan besar hal ini dapat membantunya di masa depan.
Sebelum tidur Azzura pergi berkeliling dahulu, dia merasa malam ini terlalu sunyi sangat berbeda pada siang hari tadi yang riuh ramai. Dia berfikir untuk menengok kekamar Ibunya karena sejak pagi Azzura tidak melihat sosoknya. Saat akan pergi menuju kamar ibunya dia melihat dari arah lain Selir Luisa sedang berjalan dengan seorang pelayan dan membawa nampan yangsepertinya berisi minuman.
Azzura bersembunyi dibalik tiang untuk mengintip apa yang dilakukan Selir Luisa, Azzura saat ini mengenakan gaun tidurnya, jadi tidah terlalu sulit untuk bergerak dan bersembunyi apalagi dia berencana untuk menyelinap pergi malam ini.
“Mau kemana Selir Luisa malam-malam begini.” Batinnya.
Azzura penasaran lalu mengikuti Selir Luisa diam-diam dari belakang. Ternyata dia menuju ruang kerja Ayahnya dia semakin yakin ada sesuatu yang disembunyikan Selir Luisa.
“Tuan, Aku selir Luisa akan masuk.” Ucapnya dari balik pintu Ruang Kerja Tuan Cariann.
Selir Luisa masuk kedalam dengan pelayan yang dibawanya. Karena sudah malam tidak ada lagi penjaga didepan pintu ruang kerja Tuan Cariann, ini memudahkan Azzura untuk mengintip.
“Benar-benar pemilihan waktu yang tepat,” Batinnya dengan senyum sinis.
Azzura mencoba mengintip dari balik pintu yang terbuka sedikit, terlihat Selir Luisa memberikan semacam minuman kepada Ayahnya.
“Apa yang direncanakan sebenarnya? ,” Pikir Azzura lagi.
“Tuan, aku membuatkan anda minuman Herbal ini. Cobalah.” Dengan lembut Selir Luisa menuangkan minuman ke cangkir untuk Tuan Cariann dan meletakkannya dimeja.
Tuan Carian yang sedang sibukan dengan pekerjaannya, karena sebentar lagi akan menjadi Raja, segala bisnis yang dia jalankan harus diserahkan pada orang lain, ini membuat kesibukannya bertambah banyak.
Waktu dengan keluarganya pun otomatis berkurang, ketika ada yang memperhatikan Tuan Cariann menjadi senang dan bersemangat.
Teh herbal juga bisa menambah setamina dia untuk melakukan berbagai macam kegiatan lainnya, Selir Luisa benar-benar datang diwaktu yang tepat.
Nyonya Elena sendiri bukan tidak memperhatikan suaminya, hanya saja dia sudah disibukkan dengan berbagai macam keperluan mereka untuk pindah ke Kastil kerajaan. sebagai Nyonya Rumah dan akan menjadi Ratu bukan berarti dia bisa berleha-leha, justru kesibukannua sangat bertambah.
Azzura yang ada dibalik pintu merasa ada aura sihir disini. Dimasa depannya dulu, Azzura juga diajarkan Oleh sang Paman untuk membedakan jika disuatu tempat ada aura sihir. Pada zaman saat ini, Slsihir hitam sangat banyak dipakai untuk membuat lawan mereka kesusahan bahkan ada yang sampai meninggal dunia dengan misterius. Hal Ini juga menjadi permasalahan yang cukup mengacaukan Kerajaan mereka.
“Aura sihir yang tidak kuat tapi cukup terasa,” Batin Azzura.
Dengan spontan saat sang Ayah akan menyesap minumannya Azzura berteriak masuk keruangan dan mengagetkan semua orang.
“Ayaahh…!!” Teriaknya berlari masuk dan langsung memeluk sang Ayah, membuat air di cangkirnya tumpah.
"Azzura ada apa?” tanya sang Ayah heran dan langsung meletakan cangkir dari tangannya.
Selir Luisa yang melihat tingkah Azzura menjadi kesal dan marah. “Azzura kau sangat tidak sopan!” Bentak Selir Luisa.
“Ah, maaf Ayah, aku.. aku,” nafas Azzura tersengal-sengal.
“Aroma ini?” Batin Azzura seperti mencium aroma tumbuhan tumbuhan yang dia kenali.
“Sudah, sudah… duduk lah dulu,” Tuan Cariann mengajak Azzura duduk disofa ruang kerjanya dan mencoba menenangkan.
“Coba ceritakan ada apa sebenarnya Azzura?” Tuan Cariann bertanya.
Selir Luisa menyuruh pelayan merapihkan cangkir dan tumpahan air dimeja.
“Tuan, minum dulu teh herbal ini selagi hangat. aku khawatir dengan Kesehatan anda. jika sudah dingin makan khasiatnya akan berkurang” Bujuk Selir Luisa dengan menuangkan kembali minuman itu dicangkir.
“Letakan saja dimeja dulu, nanti akan aku minum.” Tuan Cariann acuh karena menghawatirkan Azzura.
Azzura melirik sekilas kearah Selir Luisa yang kesal.
“Baik,” Selir Luisa menyuruh pelayannya pergi.
“Azzura ada apa sayang?” Tanya Tuan Cariann.
“Ayah, aku bermimpi buruk. Bahkan mimpi itu seperti nyata.” Ucapnya dengan ekspresi ketakutan.
“Azzura, itu hanya mimpi. Kau tidak perlu berlari kepada Ayahmu dan mengagetkannya.” Ucap Selir Luisa dengan kesal.
“Jika aku ketakutan lalu harus berlari kepada siapa Selir Luisa?” Dengan tatapan tajam dan menantang dari Azzura membuat Selir Luisa terkejut.
“Anak ini berani sekali menatap ku seperti itu,” Batinnya.
“Sudah-sudah, Azzura tenangkan diri mu. Lebih baik kau Kembali kekamar dan kembali beristirahat.” Ucap Tuan Cariann.
“Tapi aku haus Ayah,” Ucap Azzura yang langsung kemeja Ayahnya mengambil minuman herbal tersebut.
“Tidak,” teriak Selir Luisa membuat Azzura terkejut dan sengaja menumpahkan minuman yang diambilnya.
“Ah, tumpah semua. Mengapa kau membuat ku terkejut Selir?” Tanya Azzura merasa tidak bersalah.
“Bukan, aku hanya ingin bilang itu minuman Ayah mu.” Gugup Selir Luisa yang sudah dipandang aneh oleh Tuan cariann.
“Kau bisa membuatnya lagi lain kali. Kalian kembali kekamar masing-masing saja.” Perintah Tuan Cariann yang sudah mulai kesal.
“Baik Tuan,” Selir Luisa memberi hormat dan pergi. Begitu pun dengan Azzura.
“Aku akan pergi Ayah,” Azzura mencium pipi Ayahnya.
Tuan Cariann hanya menggeleng dan Kembali duduk di kursinya, dia melihat air yang tumpah ada dimejanya menjadi malas untuk melanjutkan semua pekerjaan, disaat akan pergi dia mencium aroma yang sedikit menyengat.
“Aroma apa ini?” dan tertuju pada tumpahan itu.
“Mengapa aroma herbalnya menyengat sekali, tadi seperti tidak terlalu.” Herannya dan memanggil seorang pelayan untuk membersihkan air tumpahan itu.
Azzura berpapasan dengan Selir Luisa didepan pintu yang diam dengan sengaja menunggunya. “Apa kau sengaja mengganggu ku dengan Ayah mu?” Ucap Selir Luisa tiba-tiba.
Azzura mendengar itu menjadi tertawa. “Untuk apa aku menggangu kalian Selir, apa kau tidak percaya aku bermimpi buruk?” ucap Azzura dengan berbisik.
“Mimpi apa kau saat masih jam sore seperti ini?” curiganya karena ini belum waktunya tidur.
“Hoam, saat siang tadi aku terlalu Lelah membereskan barang-barang. Jadi aku tidur sore. Mungkin karena itu aku bermimpi buruk.” Jelas Azzura acuh.
“Apa kau ingin mendengar cerita mimpi buruk ku Selir?” bisik Azzura menakutkan.
“Hentikan tingkah aneh mu Azzura.” Selir Luisa pergi meninggalkan Azzura sendiri yang tersenyum kemenangan.
“Dasar licik, aku harus mencari tahu apa yang dimasukan dalam teh Ayah.” Pikir Azzura.