Skandal Cinta Terlarang Menantu & Mertua

" Dokter. Ini saya, pria yang tadi membawa istri saya. Upz ... " Tuan Kino yang menutup mulutnya seketika dengan telapak tangannya.

Tamarin yang tidak ingin bercanda lagi. Dia hanya sedikit malas dengan sikap ayah mertuanya. " Dok, kalau boleh tahu, apa dokter benar menyuntikkan sesuatu pada tubuh saya."

Dokter yang shock dan melongo. Bagaimana ini? batinnya dokter.

" Kenapa dok? apa ada yang salah? karena saya merasa seperti itu." tanya Tamarin dengan wajah serius dan tidak ingin dokter yang ada di hadapannya sampai berbohong.

Dokter yang ketakutan dan terlihat bingung dari wajahnya.

" Jawab dok!" tegas Tamarin.

Suasana untuk satu detik ini sangat tegang. Sampai dimana dokter memulai untuk bicara.

" Saya minta maaf Tuan, nona." kata pertama yang disampaikan oleh dokter dan membuat Tamarin juga Tuan Kino saling bertatap melotot kebingungan dan menerka apa yang sebenarnya salah disini.

" Maksud dokter apa?" tanya Tamarin yang sudah tidak sabar apa yang akan diucapkan oleh seorang dokter yang sedang duduk di hadapannya.

" Saya salah obat. Harusnya obat penenang. malah obat perangsang yang harusnya untuk suami saya dan baru saya beli." wajah dokter yang ketakutan dan penuh penyesalan.

" Apa?" teriak tanya yang keluar bersamaan dari mulut Tamarin dan Tuan Kino yang terkejut dan membuat lemas seketika seluruh tulang sendi milik Tamarin.

Tamarin yang tubuhnya luruh ke lantai.

" Tamarin." panggil Tuan Kino yang mendekat dan mencoba memegangi tubuh Tamarin yang dikhawatirkan akan pingsan.

Tamarin lantas bangkit dan berlari kuat menjauh dari klinik Mall yang sudah menghancurkan pernikahannya. Begitu pula dengan pria yang disebutnya ayah mertua. Dia juga sama saja mengambil kesempatan ini hingga dia masuk ke dalam hubungan terlarang ini.

Tamarin menangis sejadinya tak tentu arah dia melangkah. Merutuki dirinya sendiri dan mendekap malu terhadap apa yang baru saja terjadi. Air matanya tidak berhenti menetes terlebih dia harus mengkhianati Fox suami yang sangat dia cintai dan ibu mertua yang sayang kepadanya. Namun jujur dalam lubuk hatinya dia membutuhkan sentuhan dari pria yang harus dia panggil ayah mertuanya karena kesibukan Fox dengan pekerjaan kantornya yang seolah melupakan dirinya.

" Tamarin."

" Tamarin."

Panggilan ayah mertuanya berulang dari dalam mobilnya yang mengikuti langkah Tamarin yang berjalan di pinggir jalan sendirian tengah malam.

Ayah mertuanya lantas membuka pintu mobilnya dan menghampiri Tamarin.

" Tamarin. Tatap mata saya!" titah ayah mertuanya.

Tamarin tidak menatap sepasang mata ayah mertuanya malah menaruh kepala dan wajahnya yang tergenang air mata di dada dekat bahu milik ayah mertuanya.

Dia masih menangis sesenggukan tidak karuan.

Tidak kuasa, ayah mertuanya pun membelai rambut yang tergerai indah nan lembut itu. Menuntun Tamarin untuk masuk ke dalam mobil dan membawanya pulang.

Di dalam mobil. Tamarin sudah jauh lebih tenang. Itu karena Tuan Kino menentramkan hatinya dan berjanji akan menjaga rahasia hubungan mereka berdua. Tuan Kino benar-benar sudah meluluhkan hati seorang Tamarin dan membuatnya jatuh hati pula atas perhatian yang diberikan kepadanya.

" Percayalah, kita pasti bisa melewati ini. Dan tidak seorang pun akan tahu hubungan terlarang ini. Baik Fox, Mint mereka tidak akan pernah tahu. Selamanya." Cup. Tuan Kino yang mengecup kembali genggaman jemari lentik milik Tamarin.

Tidak lama, mobil Mercedes-Benz yang dikendarai oleh Tuan Kino dan ditumpangi oleh Tamarin pun masuk ke dalam rumah besar.

Tuan Kino kemudian menyuruh para asisten untuk membawakan barang belanja milik Nona Tamarin dan memberi uang tutup mulut dari apa yang dilihatnya malam ini. Yakni Tamarin pulang satu mobil dengannya.

Rumah masih sepi. Baik Fox dan Nyonya Mint belum pulang dari aktivitasnya di kantor.

Tamarin dan Tuan Kino berpisah dan masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.

Tamarin yang sudah tertidur saat Fox pulang larut malam. Fox mengecup kening istrinya dan membuka kancing kemejanya satu persatu. Lalu melirik ke sebuah paper bag berjejer hingga sekitar lima puluhan paper bag yang mengular rapi hingga menjalar ke pintu kamar mandi.

" Apa apaan ini?" lirih Fox yang jongkok membuka satu benda dari salah satu paper bag yang dia buka. Lalu menoleh ke istrinya yang sudah tidur di ranjang dengan sangat lelapnya.

Fox yang sedikit heran, karena Tamarin biasanya tidak suka barang branded apalagi sampai keluaran terbaru hingga belanja sebanyak itu.

Namun dia tetap tidak mempermasalahkan jika istrinya akan belanja sebanyak itu. Apalagi semenjak menikah hingga sampai detik ini, dia bahkan belum memberi hadiah jalan-jalan atau bahkan honey moon ke luar negri.

Setelah Fox usai membersihkan diri. Dia lantas beranjak ke atas ranjang dan memeluk istrinya sepanjang malam yang tersisa.

Hingga dimana Tamarin terlebih dahulu bangun dan pergi ke dapur untuk membantu bibi menyiapkan makanan pagi.

Tuan Kino yang mengagetkan, namun Tamarin yang sudah mulai terbiasa dengan kebiasaannya yang menggoda.

" Aku yakin masakan kamu pasti enak. Dan aku sudah tidak sabar untuk mencicipinya." Tuan Kino yang melirik Tamarin yang usai memasak Nasi goreng sapi lada hitam dan menghidangkannya di piring besar.

Tamarin yang tersenyum tipis seolah meledek kekasih gelapnya itu. " Lupa atau amnesia. Dimana anda berteriak kepada seluruh asisten rumah, untuk membuang makanan yang aku buat. Eh taunya sekarang mendadak ketagihan dan pingin incip segala." kalimat panjang yang berbisik dia katakan kepada ayah mertuanya sebagai ledekan.

Tuan Kino pun terkekeh. " Iya maaf. Itu kan dulu. Sekarang kan kita ... " Tuan Kino yang tidak melanjutkan kata karena kedua mata Tamarin yang melotot ke arahnya.

Tamarin kemudian berjalan membawa nasi goreng yang ada di piring besar dan meletakkan nya di atas meja makan. Begitu juga dengan omelette isi daging yang dibuat sendiri khusus untuk semua orang yang dia sayangi.

" Pagi sayang." Fox yang mencium kening istrinya yang sedang sibuk menyiapkan hidangan di atas meja makan. Menuangkan susu putih ke dalam gelas untuk dia minum.

" Pagi Bu, pagi yah." Fox yang tidak lupa menyapa ibu yang baru menenteng tas dan berjalan menuju meja makan.

" Hei, pagi Fox." Nyonya Mint yang mengecup kedua pipi putra kesayangannya itu. Begitu juga selanjutnya mengecup kedua pipi milik Tuan Kino.

" Hai Tamarin." sapa Nyonya Mint dengan gerakan kelima jemari dengan sangat gemas dari Nyonya Mint karena posisi mereka terhalang meja makan.

Dibalas dengan senyuman sopan dari Tamarin.

Fox yang sudah duduk di kursi makan menunggu Tamarin mengambilkan makanan untuknya.

" Oya sayang, apa kamu belanja sebanyak itu?" tanya Fox kepada Tamarin.

Seketika tangan Tamarin yang mengambil nasi goreng berhenti sejenak. Haduh, jawab apa ini? gelisah batin Tamarin.

" Ayah yang membelikannya. Sebagai tanda permintaan maaf ayah kepada Tamarin." jawab Tuan Kino.

Hah, syukurlah alasannya tepat. lega dalam hati Tamarin.

" Ini sayang sarapannya. Kamu harus makan yang banyak. Sengaja aku masak spesial ini buat kamu." Tamarin yang mencoba mengalihkan pertanyaan dari suaminya. Supaya tidak terlalu mempermasalahkan barang pemberian ayah mertuanya.

BERSAMBUNG