Gadis Tiga Karakter ini adalah novel kedua.
Perjalanan seorang gadis yang menagih janji orang yang membunuh orang tuanya.
Rani nama gadis itu.
Dalam usahanya dibantu Kakak dan Orang tua angkatnya.Yang mengharuskannya tidak menjadi dirinya sendiri.
Si Culun,gadis bertopeng dan si cantik
Itulah karakter yang harus dijalaninya.
Ada kisah cinta yang tak terbalas,cinta yang butuh kepastian dan ada misteri serta rahasia yang harus diungkapkan.
Full action dalam menghadapi lawannya.
Yuk ikuti ceritanya.,😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli kiranawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diajak ke Gym Wibowo
Sepeda motor sport itu melaju menuju Gym milik keluarga Wibowo.
"Kak Rani boleh nanya?" tanya Rani saat dalam perjalanan.
"Tanya saja, kalau kakak bisa jawab kakak jawab" jawab Raditua yang tetap mengemudi.
"Kakak kok tahu anak Baskoro sekolah, di sekolah yang sama dengan aku?" tanya Rani yang penasaran.
"Dari pacar Kakak" jawab Raditya.
"Pacar kak Radit? Kak Sania maksud kakak?" tanya Rani yang semakin penasaran.
"Iya siapa lagi pacar Kakak? Sania anak tiri Baskoro." jawab Raditya menarik napasnya panjang dan mengeluarkannya pelan-pelan.
"Kak Radit, kok bisa pacaran sama anak tirinya Baskoro sih?" tanya Rani.
"Kakak tahu Sania anak tiri Baskoro, karena itulah sengaja kakak pacarin dia. Pada awalnya sih untuk bisa menyelidiki keberadaan dan kekuasaan Baskoro. Tapi lama-lama kakak suka sama dia, Sania cerita bahwa dia tidak setuju kalau Ibunya menikah dengan Baskoro, karena dia tahu Baskoro ketua geng. Maka itu akan menghambat cita-citanya waktu kecil ingin jadi seorang publik figur. Dan dia dibesarkan oleh paman dan bibinya diluar negeri. Sekarang cita-citanya kesampaian tanpa embel-embel nama Baskoro dan gengnya. Dia jadi Desainer terkenal sekarang. Katanya dia ada agenda peragaan busananya di Mall sekitar sini.Tapi kapannya Kakak belum tahu." cerita Raditya.
"Kak Sania dibesarkan di luar negeri, terus Kak Radit bisa kenal Kak Sania bagaimana ceritanya?" tanya Rani penuh selidik.
"Dasar kau nih seperti detektif saja" kata Radit sambil tersenyum.
"He...he...he...! Ya sebagai adik, saya harus tahu donk!" seru Rani seraya tersenyum.
"Jadi begini, Pamannya Sania dulu menjadi panitia pekan olah raga di kotanya. Dan peralatannya kebanyakan mereka mengambil dari toko papa Wibowo. Dan waktu itu kakak baru belajar dunia bisnis sama Papa Wibowo, jadi kemana-mana ikut sama papa Wibowo. Dan Pamannya Sania yang bernama om Danar juga sering mengajak Sania, jadi dari tukar nomor ponsel ya sampai sekarang." jelas Raditya dan Rani menyimaknya.
"Oh gitu.," kata Rani sambil menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti.
Beberapa menit kemudian, Raditya masuk ke pintu gerbang sebuah gedung yang tertulis di papan namanya Gym Wibowo.
"Nah kita sudah sampai, ayo turun!" seru Raditya pada saat sudah menghentikan laju sepeda motornya di tempat parkir, dimana biasa dia memarkirkan kendaraannya itu.
"Iya kak!" balas Rani yang segera turun dan melepas helmnya.
Setelah meletakkan helm ditempatnya, mereka melangkahkan kaki masuk ke dalam Gym. Terlihat kedua mata Rani sibuk melihat sekeliling Gym tersebut.
"Wah luas sekali Gym-nya! bisa sekalian latihan nih." seru Rani yang nampak mengulas senyum terkagum akan situasi Gym tersebut.
"Ah, benar! Kamu bisa latihan disini!" seru Raditya yang membukakan pintu untuk Rani, dan Rani segera masuk dengan melewati pintu dimana telah dibuka oleh Raditya.
"Terima kasih kak!" seru Rani pada saat Raditya mengikutinya masuk ke dalam Gym.
"Sama-sama! Oiya, disini lobby buat tempat pendaftaran dan ruang tunggu, yang sebelah kanan untuk fitness. Depan untuk renang samping kiri untuk bulutangkis, kalau mau volly basket maupun sepak bola bisa halaman depan.Dan untuk kantornya ada di atas." kata Raditya yang menjelaskan bagian-bagian dari Gym Wibowo tersebut.
"Ini sih bukan Gym namanya, bisa dikatakan gelora. Ha....ha....!" kata Rani sambil tertawa.
"Awalnya sih cuma tempat fitness aja, trus ada tetangga yang jual tanahnya, ya akhirnya dibeli sama Papa. Dan para pelanggan pun ikut senang,trus menyarankan buat mini GOR gitu." jelas Raditya sambil mengambil dua botol air mineral dan memberikan satu untuk Rani.
"Terima kasih!" seru Rani saat menerima air mineral dan membuka tutupnya, lalu segera meminumnya. Mereka pun melanjutkan langkah kakinya untuk berkeliling di sekitar Gym tersebut.
"Ran, ke atas yuk!" ajak Raditya.
"Iya kak!" jawab Rani yang menurut dan mengikuti langkah dibelakang kakaknya.
Mereka melangkahkan kaki dengan menaiki tangga, dan sampailah mereka didepan sebuah ruangan, yang tak lain ruangan itu adalah tempat kerja Raditya.
"Kalau mau mandi dan istirahat bisa sebelah sana. Kakak mau lihat laporan yang masuk" kata Raditya.
"Baik kak!" jawab Rani yang segera masuk ruangan yang ditunjukan kakaknya.
Rani menebarkan pandangannya ke sekitar ruangan itu, dan dia dibuat kagum karena dekorasinya yang minimalis dan modern.
"Ruang kerja seperti dirumah saja, ada kamar dan kamar mandinya. Dapurnya apa nggak sekalian?" batin Rani sambil tersenyum pada saat melihat almari,baju-baju kakaknya tersusun rapi.
Rani bergegas menghampiri kakaknya,
"Kak,Rani boleh pinjam bajunya? Rani mau mandi,tapi kan nggak bawa baju ganti?" Rajuk Rani.
"Pakai saja sesukamu, asal jangan dalaman-ku, ha...ha...ha...!" kata Radit sambil tertawa.
"Idih kak Radit!" seru Rani sambil memonyongkan mulutnya.
Rani pun kembali ke kamar dan mengambil celana training panjang warna merah dan kaos oblong warna merah juga, bergegaslah gadis itu masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.
Setelah mandi, Rani merias diri menyisir rambut dan mengepangnya, serta memakai kembali kacamata tebalnya. Setelah itu Rani menemui kakaknya di meja kerjanya.
"Kak Radit...!" panggil Rani yang menghampiri Raditya.
"Apa!" jawab Radit tanpa menoleh.
"Kak Radit sedang sibuk ya?" tanya Rani yang memperhatikan kakaknya.
"Sudah tahu nanya!" jawab Radit yang tetap tanpa menoleh sama sekali ke arah Rani.
Rani pun diam, kemudian berjalan ke sofa depan meja kerja Raditya dan diminumnya kembali air mineral yang tadi diberikan oleh Radit tadi waktu di lantai bawah.
"Kalau masih haus, di kulkas masih banyak" kata Raditya seraya melirik adiknya.
"Dan kalau mengantuk, tidur saja dikamar! Jangan di sofa, nanti kalau ada tamu kamu dikira pacar aku!" tambah Raditya yang kali ini dia menoleh ke arah Rani.
"Ih Kak Radit! Rani itu mau ngomong serius nih!" seru Rani yang mulai kesal.
"Ngomong-ngomong saja, jangan ngambek begitu!" seru Raditya yang gemas.
"Rani boleh kerja disini?" tanya Rani.
"Untuk apa?Tugas kamu sudah berat Rani, selain sekolah kamu juga nagih janjinya Baskoro? Semua kebutuhanmu Kakak yang cukupi. Apa masih kurang?" tanya Raditya yang penasaran.
"Saat tinggal sama Kakek, Rani terbiasa kerja. Memetik sayur, membelah kayu, menanam padi dan lainnya. Boleh ya Kak Rani kerja disini, nanti bisa sekalian latihan. Boleh ya!" rayu Rani.
"Ok baiklah! kalau itu maumu.Tapi diluar jam sekolah ya!" seru Raditya
"Iya, kak Radit! Makasih ya Kak!" seru Rani sambil berlari memeluk kakaknya.
"Iya..iya, adikku yang cantik sendiri!"jawab Raditya yang melangkahkan kaki menghampiri dan menggoda Rani.
"Ah, tahu saja kalau Rani ini cantik! Padahal berdandan ala gadis cupu! He..he..he..!" ucap Rani sembari mengulas senyumnya.
"Iya cantik kalau dilihat dari sedotan!" seru Raditya seraya mencubit kedua pipi Rani dan memerahlah kedua pipi itu.
"Kak Radit...!" seru Rani seraya melempar bantal sofa ke arah Raditya, sementara Raditya berusaha menghindarinya.
"Eh, nggak kena!" seru Raditya seraya menangkap bantal sofa itu.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Gadis Tiga Karakter ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana Wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...