"Devan, ini aku bawain makanan lo buat kamu...sengaja aku masakkin buat kamu tadi pagi."
Pyarr!!!
Dengan tak merasa kasihan sedikitpun, cowok tampan membuang begitu saja kotak bekal yang ada diatas mejanya. Hal itu membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dan menatapnya termasuk cewek yang memberikan bekal itu.
"Devan kok dibuang sihh? Aku sengaja bikinin ini buat kamu loh, kamu ngga suka nasi goreng ya? Atau mau aku bikinin yang lainnya aja besok pagi??"
"Stop ganggu gue dan ngga usah nampakin wajah lo didepan gue! Gue muak sama lo!"
"Tapi aku suka sama kamu Devan..."
"Gue ngga peduli sama perasaan sampah lo sialan!"
Kalaluna, gadis cantik yang bahkan menjadi primadona sekolah SMA Kesatria ini seharusnya gampang saat akan mencari pacar. Fisiknya yang cantik dengan tubuh yang ideal, nyatanya tak membuat Devan tertarik dengan Kalaluna dan ada anak baru yang tiba-tiba dekat dengan Devan. Kalaluna kesal sampai akhirnya masalah pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Dilangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Lo ngga ada niatan mau pulang? Kenzo juga belum pulang nih, atau ngga lo cariin aja Kenzo di tempat tongkrongan kayak biasanya," usir Kalaluna secara halus.
Takut kalau mengusir Kaivan dengan kata-kata kasar atau suara keras nantinya Kaivan akan benar-benar bermacam-macam dengannya. Tadi sudah di ancam oleh Kaivan dan tangannya juga dicekal olehnya, Kalaluna takut kalau Kaivan benar-benar akan berbuat macam-macam kepadanya.
Kaivan mengangguk lalu berdiri, cowok itu membenarkan jaket kulit hitam bertuliskan Demons dibelakangnya dengan logo burung elang besar disana.
"Ayo."
Kalaluna mengerutkan keningnya, "Hah? Mau kemana?"
Tak menjawabnya, Kaivan langsung mencengkram lembut pergelangan tangan Kalaluna sampai gadis itu ikut berdiri.
"Eh mau kemanaa??"tanya Kalaluna saat tangannya ditarik oleh Kaivan dan dibawa keluar.
Kaivan terus membawa Kalaluna sampai berhenti disamping motornya, barulah Kaivan melepaskan pergelangan tangan Kalaluna.
"Eh jangan macem-macem ya! Gue laporin ke satpam baru tau rasa lo!" kesal Kalaluna karena di tarik sembarangan oleh Kaivan.
Kaivan masih berekspresi santai, kini kedua matanya sudah melihat penampilan Kalaluna dari atas sampai bawah. Ternyata malam ini Kalaluna sudah memakai piyama panjang berwarna cokelat muda dengan motif kucing. Penampilannya sangat berbeda saat berada disekolah yang selalu terlihat angkuh dan berani.
"Naik," ucap Kaivan seraya menunjuk ke jok belakang motornya.
"Hah?" bingung Kalaluna sambil menatap Kaivan yang sedang menggunakan helmnya.
"Naik. Kita cari Kenzo," ucap Kaivan lagi.
"Tap-,"
"Mau gue gendong hem?"tanya Kaivan, gemas karena Kalaluna tak kunjung naik juga keatas motornya.
Tak ada pilihan lain,Kalaluna pun memilih menurut saja dengan ucapan Kaivan. Entah mengapa sejak diancam tadi dan di cekal tangannya, Kalaluna menjadi sedikit takut dengan cowok yang sudah duduk didepannya ini. Takut kalau Kaivan sampai nekat, apalagi Kalaluna dan semua orang di sekolah juga tau siapa itu Kaivan.
Setelah memastikan Kalaluna duduk dengan tenang, barulah Kaivan mulai menjalankan motornya keluar meninggalkan halaman rumah Kalaluna. Sengaja Kaivan menaiki motornya dengan sedikit kencang dan sedikit ugal-ugalan. Kepalanya menunduk sekilas kebelakang, ternyata kedua tangan Kalaluna sedang meremas sisi jaket yang dikenakannya.
"Pegangan yang bener, kalau ngga nanti jatuh!" seru Kaivan, kepalanya sedikit menoleh kebelakang supaya Kalaluna mendengarnya.
"Ini juga udah bener kok!" balas Kalaluna dengan suara yang sedikit di tinggikan.
Satu tangan Kaivan menarik kedua tangan Kalaluna supaya memeluk tubuhnya. Seketika Kalaluna tertegun saat kedua tangannya sudah memeluk erat tubuh Kaivan, jangan lupakan tubuh depannya yang menempel sempurna dengan punggung lebar milik Kaivan.
"Kyaaaaa!!! Lo pasti modus kan sama guee!!!" teriak Kalaluna sambil melepaskan pelukannya.
Kaivan tersenyum sinis dibalik helmnya, lalu dengan sengaja Kaivan mengegas motornya tiba-tiba, dan itu membuat Kalaluna terkejut dan refleks memeluk kembali tubuh Kaivan.
"Makannya pegangan yang bener. Gue mau ngebut," ucap Kaivan.
Grep.
Kalaluna diam, jantungnya berdebar dengan sangat kencang, entah karena takut barusan akan jatuh kebelakang atau karena ada hal lain. Sama halnya dengan Kalaluna, Kaivan merasakan dengan jelas detak jantung milik Kalaluna yang sedang memeluknya dengan erat dibelakangnya. Detak jantung Kaivan juga mulai berdebar kencang, ini sudah yang kesekian kalinya saat dekat dengan Kalaluna.
Akhirnya Kalaluna memilih diam saja dan menurut memeluk tubuh Kaivan. Kaivan sendiri masih menjalankan motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Sedikit salah fokus Kaivan saat menjalankan motornya karena merasakan sesuatu yang empuk terasa sangat jelas menempel di punggungnya. Senyum smirk pun terukir dibibir Kaivan saat tau itu apa.
"Ngapain kita kesini?" tanya Kalaluna saat sudah sampai di sebuah tempat, seperti sebuah warung tapi kenapa banyak sekali motor yang terparkir didepannya.
"Ayo." setelah melepaskan helmnya, Kaivan langsung menggandeng tangan Kalaluna dan membawanya masuk kedalam.
Kalaluna diam saja dan menurut, meskipun kesal dengan Kaivan yang selalu seenaknya saja menarik-narik dirinya, tapi disisi lain Kalaluna juga penasaran dengan tempat ini.
"Haha Si Bos mah yang tampangnya paling garang, makannya pants kalo jadi ketua."
"Bener. Ngga salah kita pilih ketua, Bos bener-bener bisa diandalkan apalagi dalam masalah materi, suka traktir rakyat-rakyatnya hehe ..."
"Itu sih lo yang miskin sukanya di traktir doang."
"Eh ... Eh ... Si Bos tuh dateng sama cewek."
Suasana yang awalnya ramai dari luar, kini terlihat langsung sepi saat Kaivan masuk bersama Kalaluna. Semuanya langsung diam karena heran melihat ketua mereka membawa seorang cewek ke markas mereka. Kalaluna sendiri merasa aneh dengan tempat ini, seperti asing karena suasananya yang dipenuhi cowok-cowok berjaket hitam dan Kalaluna yakin kalau semua yang ada disini pasti anak-anak nakal semua.
"Wah, ini kan si primadona sekolah? Kok bisa sama lo bos?" Cakra heran kenapa sang primadona sekolah bisa datang kesini malam-malam seperti apalagi bersama Kaivan.
"Cari Kenzo," ucap Kaivan.
Merasa namanya disebut, kedua mata Kenzo yang awalnya tertutup kini sudah terbuka. Tubuhnya juga sudah ditegakkan dari tidurnya diatas sofa panjang lalu mengerutkan keningnya saat melihat sosok yang berdiri disamping Kaivan.
"Luna? Ngapain disini?"tanya Kenzo.
Kaivan tersenyum tipis lalu duduk disamping Kenzo dan merangkulnya.
"Gue yang bawa. Tadi gue kerumah lo Ken, dan kata kembaran lo kalau lo gaada. Makannya gue ajak dia kesini karena mungkin mau nyuruh lo pulang. Gapapa kan?"tanya Kaivan.
Kenzo tentu tau kalau Kaivan tak hanya bermaksud membawa Kalaluna kesini, pasti ada maksud lain dan tentunya dalam misi mendekati Kalaluna.
"Terserah lo aja bos," jawab Kenzo.
"Oh ya, ada baiknya lo ngga usah pangil gue bos Ken. Panggil aja Kai, biar enak didengernya," ucap Kaivan.
Kenzo mengangguk-anggukkan kepalanya saja, apapun ucapan bosnya ini akan selalu dirinya iyakan.
"Neng Luna imut banget kalo pake baju tidur gini, jadi ngebayangin kalau kita udah nikah nanti hehe ...."
"Huuu itu sih maunya lo, tapi maunya Neng Luna pasti sama gue hehe."
Kalaluna sendiri terlihat kesal karena di goda oleh beberapa cowok disini, karena kesal pun Kalaluna berjalan mendekat lalu berdiri didepan Kaivan dan Kenzo yang masih duduk bersama.
"Ayo Ken kita pulang!" kesal Kalaluna.
Kenzo menaikkan satu alisnya, "Lo kesini sama Bos Kai, jadi lo pulang juga sama Kai."
Kaivan terseyum tipis mendengar jawaban Kenzo yang sepertinya memang sangat mengerti apa yang dirinya inginkan.
"Ihh gamauu ... dia itu modus tau ngga kalo pake motor. Sukanya ngebut biar gue bisa peluk dia. Dasar cowok brandalan." Kalaluna melipat kedua tangannya didepan dada sambil melirik sinis kearah Kaivan yang masih saja menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Jaga mulut lo Luna, jangan beran-,"
"Udah. Gapapa Ken, lo tau gue kan?" potong Kaivan sebelum Kenzo memarahi Kalaluna.
Kenzo menganggukkan kepalanya lalu kembali menatap Kalaluna, "Lo kesini sama Bos Kai dan lo pulang juga sama Bos Kai. Gue ngantuk, mau tidur."
Kenzo membali merebahkan tubuhnya diatas sofa dan itu membuat Kalaluna semakin kesal saja.
Cuman ini bau² nya Keivan mungkin bkln dibikin jadi punya sifat manja gitu kan? Misal kayak pas disekolah terkenal brandal, eh pas dirumah taunya manja bgt sama ortunya! Sumpah yg kayak gini tuh udh sering bet loh gw nemuin, dan semoga aja ini beda...