Natasha Alexandrina seorang wanita cantik namun sombong dan arogan berusia 26 tahun, dia seorang wanita mandiri pemilik Alexa Butique
Cintanya kepada Andra Hadiwijaya seorang CEO muda membuatnya rela menghalalkan segala cara dengan mengajak bekerjasama seorang Mahasiswa yang juga berprofesi sebagai Driver Ojek Online bernama Prayoga Atmajaya, untuk mencapai obsesinya sebagai Nyonya Andra Hadiwijaya.
Siapa sangka sebuah peristiwa yang hampir merenggut kesuciannya, dan kebersamaannya dengan pria bernama Prayoga itu merubah alur kisah asmaranya.
Lantas apakah Natasha akan tetap berusaha mendapatkan cinta Andra atau akhirnya luluh pada Prayoga, pemuda baik hati yang selama ini menjadi Dewa Penolongnya.
Ig : Rez.zha29
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Pertunangan
Selepas kepergian Gavin, Natasha memutuskan pergi ke rumah Andra menemui Tante Melly. Siapa lagi orang yang paling tepat diajaknya berkeluh kesah soal masalahnya ini selain mamanya Andra itu? Karena itu tak berselang lama taksi online yang dipesan untuk mengantar Gavin pergi, Natasha pun segera bergegas mengendarai mobilnya ke rumah Andra.
" Natasha?? Ya ampun ... kamu kenapa, sayang??" tanya Mama Andra yang melihat kedatangan Natasha. Mama Andra yang sedang asyik dengan hobinya merawat tanaman hias segera melepas gloves berbahan latex dari tangannya. Setelah membersihkan tangannya dengan air bersih, Mama Andra bergegas menghampiri Natasha yang langsung berhambur ke pelukannya.
" Tante ... hiks ..." Natasha kemudian terisak dalam pelukan Mama Andra.
" Ada apa, Nat? Kenapa kamu seperti ini??" Mama Andra mengurai pelukan Natasha. Tangannya menangkup wajah Natasha, diperhatikannya dengan seksama wajah gadis itu. Terlihat kacau, dengan wajah yang memerah dan mata yang bengkak akibat banyak menangis, membuatnya yakin, jika gadis itu tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Lalu dia membelai lembut rambut Natasha.
" Sayang, ada apa? Ada masalah apa sampai kamu terlihat kacau seperti ini, Nat?" tanyanya kemudian
" Hiks ... Andra, Tante ..." Natasha kembali terisak
" Andra?? Kenapa Andra?? Apa Andra yang bikin kamu kacau begini??" Natasha menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Mama Andra.
" Kita duduk di dalam, yuk." Mama Andra menuntun tubuh Natasha dan dibawanya duduk di ruang keluarga. " Bi, suruh yang lain bikin teh manis hangat untuk Natasha." Mama Andra memberi perintah pada Bi Siti.
" Baik, Nyonya ..." Bi Siti lalu menyuruh salah satu pelayan di rumah itu mengerjakan yang diperintahkan Mama Andra.
" Cerita sama Tante, apa yang sudah dilakukan Andra, sayang?"
Akhirnya, meskipun dengan terbata-bata karena Natasha selalu saja menangis, Natasha menceritakan semuanya yang terjadi siang tadi di kantor Andra tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Mama Andra hanya bisa memijat pelipisnya mendengar semua penuturan gadis yang diharapkan menjadi menantunya itu.
" Ini tidak bisa dibiarkan. Andra sudah sangat keterlaluan!" geram Mama Andra. " Kamu di sini dulu saja ya, sayang. Tunggu Andra dan papanya pulang, kita harus secepatnya melaksanakan pertunangan kalian," ucapnya kemudian.
" Kamu istirahat saja dulu di kamar Sheila, nanti Tante siapin baju punya Sheila, mungkin ada yang cukup dengan kamu."
Natasha mengangguk, kemudian dia diantar Mama Andra menuju kamar Sheila, adik Andra yang sekarang ini meneruskan kuliah di Australia.
Malam harinya, Natasha dan kedua orang tua Andra sudah duduk berbincang di ruang keluarga. Papa Andra sudah tahu masalah sebenarnya dari Istrinya.
Ibarat akan menjalankan sebuah persidangan, sekarang ini mereka sedang menunggu kedatangan sang terdakwa yang hingga lepas Isya masih belum tiba.
Tak berapa lama akhirnya seseorang yang ditunggu datang juga. Seperti biasanya, sepulang dari kantor Andra langsung menuju kamarnya, tanpa menoleh ke ruang keluarga di mana terdapat tiga pasang mata yang memusatkan pandangan ke arahnya.
Mama Andra ingin berteriak memanggil tapi Papa Andra melarangnya. Membiarkan Andra membersihkan dirinya terlebih dahulu, membuat Mama Andra menggerutu. Dia nampak kesal dan emosi. Papa Andra sampai berulang-ulang mengelus lembut punggungnya agar emosi Mama Andra itu reda.
Lima belas menit berselang, pintu kamar Andra di ketuk. Andra melangkahkan kaki menuju arah pintu dan membukanya. Di rumahnya, dia selalu membiasakan diri membukakan pintu kamarnya jika ada yang mengetuk, jarang sekali dia mempersilahkan orang yang mengetuk itu membuka pintu sendiri dan masuk ke kamar dengan sendirinya, berbeda dengan saat dia berada di kantor
" Maaf, Den. Den Andra ditunggu Tuan di ruang keluarga sekarang," ujar Bi Inah, yang merupakan adik sepupu dari Bi Siti yang juga bekerja sebagai ART di rumah orang tua Andra.
" Oke, Bi. Nanti saya segera turun ke bawah," sahut Andra
" Permisi, Den." Bi Inah langsung pamit pergi dari hadapan Andra.
Lima menit kemudian Andra sudah berjalan menuju ruang keluarga di mana dia melihat papa mamanya, dan tentu saja yang membuatnya terkejut karena adanya sosok wanita yang dia anggap sebagai sumber masalah, yang sering membuatnya berselisih paham dengan mamanya, saat ini juga ada di sana.
Andra menghempas nafas kasar. " Ada apa, Ma? Pa?" tanyanya sambil melirik sekilas ke arah Natasha yang saat itu juga sedang menatapnya. Andra menebak jika apa yang hendak dibicarakan oleh kedua orang tuanya itu pasti berhubungan dengan Natasha.
" Duduk, Nak!" perintah Papa Andra, dan Andra pun menurutinya.
" Papa dan Mama sudah sepakat memutuskan, jika pertunangan kamu dan Natasha akan dilangsungkan sabtu depan."
" Apa???" Andra tersentak mendengar ucapan yang baru saja dikatakan papanya. Begitu pula dengan Natasha yang langsung membelalakkan matanya, dia tidak menyangka keputusannya akan secepat itu.
" Kami memutuskan kalian segera bertunangan sabtu depan." Mama Andra mengulang perkataan suaminya tadi.
" Tapi Pa, Ma ... Andra tidak ingin bertunangan dengan Natasha Pa, Ma ..." sergah Andra. " Andra punya calon sendiri."
" Calon kamu itu belum tentu sesuai dengan keinginan Papa dan Mama," balas Mama Andra cepat.
" Andra tidak perduli sesuai dengan keinginan Mama Papa atau tidak! Tapi Andra mencintainya, dan Andra yakin dengan wanita pilihan Andra."
" Wanita pilihan kamu itu sudah merusak kamu, Andra! Sampai kamu nekat berbuat mesum dengannya di kantor!"
Mata Andra membulat mendengar perkataan Mamanya. Sejurus kemudian pandangannya menghujam ke arah Natasha yang langsung menundukkan kepalanya mendapati sorot mata tajam milik Andra.
" Apa yang terjadi di kantor tadi tidak seperti yang Mama dan Papa pikirkan. Andra yakin dia sudah melebih-lebihkan cerita kejadian siang tadi kepada Mama dan Papa!" tuding Andra sinis masih tak memutus pandangan ke Natasha.
Natasha mendongak mendengar tuduhan Andra. " Aku tidak melebihkan cerita, aku mengatakan apa yang memang benar terjadi di sana!" sergahnya tak terima.
" Lantas sekarang apa?? Kalau kamu tidak mengadu, tidak mungkin orang tuaku mendadak mengambil keputusan ini."
" Sudah kalian jarang bertengkar!" Papa Andra menengahi. " Keputusan kami sudah bulat, dan tidak bisa diganggu gugat!" tegas Papa Andra.
" Tapi, Pa ... Andra tidak setuju dengan keputusan ini. Andra tidak mencintai Natasha, bagaimana mungkin Andra harus hidup dengan orang yang tidak Andra cintai?" Andra bersikeras menolak dengan memberikan argumen yang masuk akal.
" Cinta itu bisa datang dengan sendirinya, Nak. Kamu lihat Papa dan Mama kamu ini, kami bisa hidup bahagia, kan? Padahal dulu Papa dan Mama menikah tanpa cinta, tapi karena dijodohkan orang tua kami," Mama Andra menjelaskan. " Percayalah, Nak. Tidak ada orang tua yang menjerumuskan anaknya. Tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya tidak bahagia. Mama dan Papa sudah memilih Natasha sebagai calon istrimu, karena kami yakin dia adalah wanita terbaik untukmu, Andra."
Andra mendengus kesal. " Maaf, Ma. Pa ... Andra tetap tidak setuju dengan pilihan kalian. Andra tidak ingin bertunangan dengan Natasha!" Andra berdiri hendak meninggalkan mereka.
" JIka itu keputusanmu ..." Papa Andra menjeda ucapannya seraya menghela nafas dalam-dalam. " Mulai besok, kamu tidak perlu berangkat ke kantor dan segera letakkan jabatan mu secepatnya!"
Semua yang berada di ruangan itu terperangah mendengar ucapan papa Andra. Mama Andra sampai menutup mulutnya yang sempat ternganga. Natasha bahkan sampai memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Sementara Andra, sudah tidak bisa dibayangkan bagaimana ekspresinya. Rahangnya mengeras, dadanya bergejolak, sorot matanya terasa panas terbakar. Bagaimana mungkin papanya tega mengancamnya seperti itu?
Dengan cepat Andra berjalan ke arah Natasha, dia mencengkram dan menarik paksa tangan Natasha dan membawanya berjalan dengan langkah cepat, membuat Natasha merintih kesakitan karena cengkraman tangan kokoh Andra melilit lengannya, bahkan Andra tak memperdulikan teriakkan orang tuanya.
Dia bergegas ke halaman parkir, mengambil paksa kunci mobil dari tangan Pak Salim. Dan dengan kecepatan tinggi dia segera melajukan mobilnya keluar pekarangan rumahnya.
*
*
*
Author POV : Nah, loh mau dibawa kemana tuh, Neng Nat? Kantor KUA??😂
Duh, Babang Andra jangan kasar-kasar dong sama cewek. Kalem bang, kalem...🤭
Bersambung....
Happy Reading😘
sk curi2 kesempatan...😄