Aku Bukan Simpanan, Tapi Istri Yang Disembunyikan

Di saat Daisy sedang pergi ke Korea atas permintaan Agastya. Di Indonesia, lebih tepatnya di mansion besar milik keluarga Abigail tengah terjadi keributan karena Adnan meminta Sasha berhenti jadi artis.

"Kamu jangan egois seperti itu Sasha, lihatlah sendiri keadaanmu sekarang. Kandunganmu bermasalah karena kamu kelelahan, apa kamu tidak sayang anakmu."

Suara Adnan menggelegar, hingga Mama Sasha yang bernama Santi marah.

"Jangan membentak anakku, kamu tidak berhak berkata kasar dengan Sasha. Lihat saja dirimu dan keluargamu, kalian semua menipu keluarga kami. Kalian menyimpan rapat rahasia pernikahanmu dengan perempuan dari kampung itu. Sehingga anakku yang harus menanggung akibatnya, dianggap sebagai seorang pelakor."

"Aku sudah menceraikannya demi Sasha, aku banyak berkorban demi anakku. Tapi lihatlah Sasha bahkan ingin mencelakai kandungannya dengan terus bekerja. Apa bayiku tidak ada artinya, sehingga kamu abai dengan kesehatanmu. Mama jangan terus membela Sasha, dia Istriku yang seharusnya patuh dengan semua perkataanku termasuk memintanya berhenti jadi artis." Ucap Adnan.

"Sasha, ucapan Adnan ada benarnya. Kakak kamu juga sudah cerita, kalau kandunganmu lemah tapi perut kamu teraba sangat keras permukaannya. Pasti karena kamu sudah lelah seharian bekerja, ditambah di rumah kalian juga terlalu sering bercinta. Adnan, Mama tahu kamu candu dengan tubuh Istrimu, tapi berikan dia istirahat." Ucap Nyonya Santi.

"Apa maksud Mama, bahkan aku sudah seminggu tidak menyentuh Sasha. Dia saja selama itu ada di luar kota tanpa aku. Bagaimana bisa ada diagnosa jika aku terlalu sering melakukan hubungan. Kecuali... Sasha melakukannya dengan pria lain saat tidak ada aku. Katakan Sasha, apa yang kamu lakukan di belakangku?" Tanya Adnan.

Tatapan tajam Adnan membuat Sasha sejenak terkejut dan sedikit takut. Tapi, dia tahu Mamanya tidak akan membiarkan dia diintimidasi suaminya.

"Pertanyaan macam apa itu Adnan, mana mungkin aku berani melakukannya. Aku sudah mencintaimu sejak dulu, aku bahkan berani membatalkan pertunanganku dengan Abang Agastya saat itu. Karena aku sudah menemukan keberadaanmu."

"Tapi, tidak disangka kamu malah menikahi wanita lain tanpa sepengetahuanku. Dan aku masih tetap memaafkanmu. Aku bahkan menunggumu bertahun-tahun, dan sekarang setelah aku hamil kamu justru memfitnahku." Ucap Sasha.

"Benar yang dikatakan Sasha, apalagi yang ingin kami katakan untuk menyalahkan orang lain di saat semua permasalahan bermula dari kebohonganmu."

"Sasha dan Agastya sudah bertunangan sejak kecil karena perjodohan keluarga. Tapi, karena Sasha hanya mencintaimu. Dan saat itu kamu yang menghilang bertahun-tahun akhirnya ditemukan, Sasha meninggalkan tunangannya demi kamu. Jika dibandingkan dengan Agastya Wijaya, kamu tidak ada apa-apanya. Makanya Sherly yang menggantikan posisi Sasha, tapi sayang mereka bercerai."

"Sekarang, bawalah Istrimu ke kamar. Mama tidak mau ada perdebatan lagi di antara kalian berdua. Cukup gonjang ganjing tentang Istri pertamamu membuat saham anjlok, beruntung Papa kamu dan Papa Sasha masih bisa menyelamatkan Perusahaan mereka. Kamu tidak perlu meminta Sasha berhenti jadi artis asal Sasha bersedia menjaga kesehatannya dan kandungannya."

"Bagaimana pun dunia entertainment sudah membesarkan nama Sasha dan hasilnya bisa membantu keuangan keluarga kamu. Jadi, jangan terlalu kaku Adnan. Kamu cukup buktikan saja, jika kamu bisa menjadi suami yang bertanggung jawab terhadap anak istrimu." Ucapan Nyonya Santi membuat harga diri Adnan sebagai seorang suami dari Sasha tergores lebih dalam.

"Terserah kalian, asalkan bayiku bisa lahir dengan selamat." Ucap Adnan.

"Dan jika sampai aku tahu kamu ada main di belakangku, maka detik itu juga aku menjatuhkan TALAK padamu Sasha Abigail. Mama Santi sebagai saksinya, aku Adnan Baskara akan menjatuhkan TALAK kepada Sasha Abigail jika terbukti dia telah berselingkuh di belakangku."

"Apa yang baru kamu katakan, sama saja kamu telah menjatuhkan TALAK dua kepada Sasha dengan sadar Adnan." Ucap Nyonya Santi.

"Talak itu akan menjadi nyata, saat Sasha memang terbukti selingkuh. Tapi, jika tidak ya tidak berlaku. Jadi semua tergantung Sasha. Dan mulai saat ini, aku juga tidak akan menyentuh Sasha."

"Kita akan lihat, apakah masih ada diagnosa kandungannya lemah karena aku sering meminta hakku sebagai suami. Atau memang Sasha yang sering melakukannya dengan pria lain. Mama dan Kak Sherly jangan menutup mata tentang kebenaran Sasha, atau justru mengkambing hitamkan aku dalam setiap masalah yang terjadi. Kalau saja kamu tidak menjebakku..."

"Apa lagi Adnan?" Pasrah Sasha.

"Aku tahu Sasha, aku sudah tahu semua yang dulu kamu lakukan bersama kedua orang tuaku. Kalian menjebakku dengan obat perang sang, sehingga aku melakukannya denganmu. Padahal kedatanganku adalah meminta restu atas pernikahanku bersama dengan Daisy. Karena jebakan itu, kamu hamil dan aku dituntut tanggung jawab."

"Dan kini, aku tidak tahu harus percaya denganmu atau tidak. Setelah mendengar diagnosa Kakakmu sendiri. Aku terlalu bodoh di hadapanmu, jadi sementara aku butuh waktu untuk menenangkan pikiranku." Ucap Adnan lalu pergi meninggalkan rumah mertuanya.

"Mama... Jangan biarkan Adan pergi. Jangan sampai dia mencari perempuan murahan itu dan mengajaknya rujuk."

Sasha menangis sesenggukan di pelukan Ibunya, tapi bukan tangisan Sasha yang menjadi pikiran Nyonya Santi. Tapi justru ketakutan akan kebenaran. Apakah anak keduanya juga melakukan kesalahan yang sama seperti anak pertamanya, berselingkuh saat sedang hamil. Kenapa nasib anak-anaknya harus rumit dan mengenaskan seperti ini. Nyonya Santi tidak habis pikir.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya tangis Sasha berhenti meskipun masih terdengar suara sesenggukan kecil darinya.

"Sekarang kamu jujur dengan Mama, apa benar kecurigaan suamimu tadi?" Apa kamu mau mengulang kesalahan Sherly yang menghancurkan rumah tangganya. Bahkan kedua anaknya menjadi korban. Apa yang sebenarnya kalian pikirkan dengan berselingkuh?" Tanya Nyonya Santi.

Diam...

Shasa hanya diam dengan pandangan kosong, tapi pikirannya melayang. Antara takut, cinta dam benci. Ada rahasia besar yang hanya Sasha dan Tuhan yang tahu. Tapi, sepertinya bau bangkai itu sudah mulai tercium meskipun dengan sangat apik Sasha telah menguburnya. Dan jika itu terbongkar, bagaikan bom waktu yang bisa menghancurkannya.

Sementara itu di ruang operasi, Daisy telah menjalani operasi pertamanya. Wajahnya seluruhnya diperban, hanya bola mata yang juga terlihat membengkak. Agastya seperti seorang suami siaga, bahkan kepergiannya ke Korea hanya asisten pribadinya saja yang tahu. Tidak dengan keluarganya apalagi kedua anaknya yang dia yakin akan merengek meminta ikut pergi bersamanya.

Agastya juga belum memberitahu kedua orang tuanya tentang rencana pernikahannya. Apa yang dia lakukan terhadap Daisy adalah tindakan yang spontan. Yang mungkin akan menjadi pro kontra di lingkungan keluarga besarnya. Apalagi kedua anaknya yang terlalu kekeh memintanya rujuk dengan Sherly.

"Apa semua akan berjalan lancar sesuai alur yang ku ciptakan?"