NovelToon NovelToon
Istri Cadangan

Istri Cadangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Kakak perempuan Fiona meninggal dalam kecelakaan mobil, tepat pada hari ulang tahunnya ketika hendak mengambil kado ulang tahun yang tertinggal. Akibat kejadian itu, seluruh keluarga dan masyarakat menyalahkan Fiona. Bahkan orang tuanya mengharapkan kematiannya, jika bisa ditukar dengan kakaknya yang dipuja semua orang. Termasuk Justin, tunangan kakaknya yang membencinya lebih dari apapun. Fiona pun menjalani hidupnya beriringan dengan suara sumbang di sekitarnya. Namun, atas dasar kesepakatan bisnis antar keluarga yang telah terjadi sejak kakak Fiona masih hidup, Justin terpaksa menikahi Fiona dan bersumpah akan membuatnya menderita seumur hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria-pria Pajangan

'Ingatkah pesta di latihan dulu? Waktu kamu harus maksakan diri buat muntah? Supaya kita bisa cepat pergi.'

Fiona mengirim pesan teks dari ponselnya, lalu mendongak dan mendapati orang-orang bermalas-malasan sambil menenggak anggur dan minuman mahal. Ia menghela napas pelan, lalu kembali melirik ponselnya, menatap tiga titik itu.

'Ugh... Ulang tahun Sophia? Gimana mungkin aku bisa melupakan bencana itu?'

Eldo membalas, lalu mengirimkan emoji muntah yang membuat Fiona tertawa terbahak-bahak.

‘Oke, sekarang buat situasi itu, dan singkirkan sekelompok pria berperut buncit bertuksedo dan istri-istri mereka yang penuh perhiasan mutiara. Dan mereka semua yang pura-pura senang berada di sana.’

Serius, bagi Fiona ini pasti pesta paling membosankan sedunia. Dan faktanya, semua orang tampak lebih suka berada di mana saja daripada di sana. Tidak ada yang istimewa dari pesta ini. Musiknya jelek, dan suasananya sendiri menyedihkan. Lebih seperti acara kumpul-kumpul, musiknya, makanannya, temanya sendiri. Semuanya monoton. Jelas, Justin dan timnya butuh sedikit bimbingan dalam hal mengadakan pesta.

‘Peony... apa kamu masih selamat di sana?’ pesan berikutnya membuat Fiona tertawa lagi, terutama emoji ketakutan yang mengikuti pesan itu. Ia tahu hanya ada satu orang di dunia ini yang bisa memahami perasaannya saat ini, dari sudut pandang yang paling mendasar, dan dia adalah Eldo. Memutuskan untuk tidak menjadi istri yang membosankan, ia pun meletakkan kembali ponselnya di saku dan mencoba mencari tempat terpencil untuk bersembunyi, hanya beberapa detik untuk menata kembali pikirannya dan bergabung dengan arena kesuraman yang istimewa itu.

Bukan bermaksud menghakimi, tapi ini pasti pesta paling menguras tenaga yang pernah Fiona hadiri sejak dulu kala. Dan sayangnya, meski telah ikut pelatihan meditasi tidak akan membantu siapa pun, terutama dirinya sendiri dalam situasi seperti ini. Sebab, jika sedang berada di dunia Justin, maka Fiona harus mengikuti aturan Justin.

"Kamu tampak bosan." Sebuah suara yang menyerupai jeritan menyebalkan menggelegar di samping Fiona.

Fiona mendongak dan mendapati perempuan jalang itu dengan ekspresi tegas, seolah ada tulisan 'Aku bisa jadi jalangmu' tercetak di seluruh wajahnya. Perempuan itu benar-benar meniduri Justin sepanjang malam, sementara ia sama sekali tidak peduli dengan pacarnya yang ada tepat di sebelahnya.

"Pertama kali di pesta begini? Jangan khawatir sayang, aku tahu rasanya." Wanita yang Fiona sebut jalang itu merangkul lengannya sambil berhasil menyelinap duduk di samping Fiona. Serius, Fiona tidak sedang butuh teman saat ini, apalagi teman-teman Justin. Tanpa bermaksud menyinggung, tapi orang-orang yang bergaul dengan Justin itu benar-benar tidak baik. Justin sendiri telah berani-beraninya menghakimi Eldo dan Fiona. Sungguh manusia munafik.

Yang Fiona lakukan hanyalah tersenyum pada wanita itu sebelum menarik gelas anggurnya, lalu menyesap sedikit dan memastikan untuk tetap bersembunyi di balik gelas selama yang ia bisa.

"Tampan, ya?" Cengkeramannya di lengan Fiona semakin erat, dan Fiona mengikuti arah tatapannya dan mendarat pada Justin, yang satu tangannya dimasukkan ke saku, dan tangan lainnya memegang gelas anggur sambil menertawakan sesuatu yang sedang dikatakan oleh temannya. Dia tampan tanpa perlu usaha apa pun. Seolah-olah dia bahkan tidak perlu berusaha keras untuk menonjol, dia hanya perlu menjadi dirinya sendiri, bebas, dan kemudian seluruh dunia akan tergila-gila dan para wanita akan meleleh menjadi genangan air. Beberapa orang memang benar-benar beruntung!

"Pacarmu? Dia benar-benar pria yang baik," sambung wanita itu.

Fiona malas menjawab, hanya berkata di dalam hati, “Ya, dan dia bisa menemukan pacar yang baik yang menghargainya, bukan wanita kayak kamu.”

Wanita itu hanya mendesah kesal melihat Fiona diam saja. Dia jelas mengira kalau Fiona tidak tahu siapa yang dia maksud.

Kemudian wanita itu, yang memang terlihat sangat sengaja ingin merendahkan Fiona, dengan menyebut Justin adalah pacar bukannya suami, mulai berpura-pura ingin meminta maaf. "Ah, maksudku bukan pacar..."

Namun Fiona yang sudah muak segera memotongnya, "Suamiku? Tentu saja. Aku nggak tahu gimana cara dia melakukannya, tapi dia selalu mendapati dirinya berenang di kolam wanita-wanita lapar yang hanya ingin sedikit merasakan tubuhnya. Dan yang menjijikkan lagi..." Fiona membanting gelasnya ke meja dan berbalik menatap wanita itu, "—kebanyakan dari mereka, sudah menjalin hubungan." Fiona menggeleng cepat dan kembali menatap ke depan.

"Sungguh melelahkan menjadi istri dari pria yang begitu hebat dan luar biasa."

Fiona selalu bisa membalas siapapun yang berani mengusiknya. Ia juga punya gelar Ph.D. dan dia sangat pintar. Di dunia yang keras ini, seseorang harus bertahan hidup, dengan cara apa pun.

Tangan wanita itu terlepas dari lengan Fiona, dan Fiona memberanikan diri untuk menatapnya. Fiona dapat melihat rahangnya terkatup rapat sampai-sampai Fiona takut gigi wanita itu akan patah atau wajahnya yang palsu dan sempurna itu akan hancur.

Tak puas hanya di situ, Fiona kembali membuka bibirnya. "Tahu nggak, aku tahu kamu anak desa, tapi aku nggak nyangka kamu jago jadi cewek jalang."

Wanita itu langsung menggeram ke arah Fiona sambil mendorong kursinya ke belakang, lalu menghentakkan kaki pergi sambil menggoyang-goyangkan bokongnya yang kecil.

Fiona tertawa sendiri, lalu mendongak dan mendapati Justin sedang menatapnya dengan ekspresi yang tak terbaca. Wajahnya keras, tapi Fiona tak tahu apakah dia marah atau kesal. Dan sejujurnya, Fiona juga tidak peduli sama sekali.

Mengangkat gelas anggur ke arah Justin, Fiona mengedipkan mata, lalu menyesap sedikit anggurnya, lalu kembali memperhatikan percakapan santai antara orang-orang kaya. Namun, kedamaian sesaatnya tak bertahan lama karena Justin merasa perlu mengalihkan semua perhatian orang-orang kepada Fiona. Menurut Fiona, pria itu semacam terangsang hanya dengan membayangkan Fiona kesakitan.

Setelah naik ke panggung dengan elegan, Justin mengetuk gelas anggurnya dan menatap kerumunan di bawahnya. Meskipun Fiona ingin menyangkal ketampanannya yang luar biasa, Justin selalu tahu apa yang harus dilakukan, dan ia tak pernah gagal. Cara ia menampilkan aura elegan dan berwibawa membuat semua orang gemetar.

Efek yang Justin timbulkan melalui auranya, membuat semua orang tak bisa menahan diri untuk menahan napas saat ia berdiri tegap di hadapan mereka semua, lalu membuka mulut untuk berbicara. Fiona mengakui hal itu. Rasanya benar-benar menghipnotis, dan seolah-olah semua orang terperangkap dalam dunianya, menunggu untuk mendengarkan suaranya. Semua kecuali Fiona yang menunggu di tempat duduknya, malah takut pada semua yang akan Justin lontarkan.

"Hadirin sekalian, izinkan saya mengundang istri saya, Fiona Hadwin-Spark, ke panggung. Sayang, panggung ini milik kamu." Bibir Justin menyeringai miring sambil menunggu, Fiona berani bertaruh, tujuannya agar Fiona melakukan sesuatu untuk mempermalukan diri sendiri dan tentu saja, memberinya kesempatan untuk menjadi ksatria berbaju zirah bagi Fiona.

Tapi oh, pria ini tidak tahu apa-apa. Dia tidak mengenal baik sisi lain dari Fiona.

Dengan sangat elegan, Fiona melangkah keluar dari tempat duduknya sambil tersenyum anggun dan penuh arti kepada semua orang, lalu berdiri di belakang mikrofon, tempat Justin berada beberapa detik yang lalu. Fiona memastikan untuk menatap Justin tajam sebelum ia bisa mulai.

"Selamat malam semuanya," sapa Fiona sambil tersenyum kecil dan melirik ke arah ‘ibu tersayang’.

"Saya senang kalian semua ada di sini, dan tak ada kata yang lebih tepat untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya yang tulus atas dukungan dan cinta kalian untuk Hadwin Atlantic. HA telah menjadi darah daging keluarga saya, yang mana ini adalah bisnis keluarga dan dijalankan oleh sebuah keluarga. Jika kalian terlibat di dalamnya, kalian, tak diragukan lagi, adalah bagian yang sangat penting dari keluarga kami. Nah, tanpa basa-basi lagi, izinkan saya menambahkan sedikit bumbu. Saya tahu banyak dari kita yang sangat menginginkan sesuatu," Fiona berhenti sejenak dan menatap ke samping tempat Justin berdiri dengan bingung. Fiona balas menyeringai padanya sebelum menatap kembali ke arah penonton.

"Karena kita memasuki era baru, merayakan penggabungan dua perusahaan besar, saya punya rencana kecil yang akan sangat tepat, untuk memastikan kita membawa perayaan ini ke tahap selanjutnya. Benar kan, Sayang?" Fiona menatap Justin, dan Justin tersenyum ragu sambil balas menatap Fiona.

Fiona yakin di balik semua posturnya yang megah, dia benar-benar sedang gelisah, dan Fiona sangat menyukainya.

"Tuan Arthur Spark, Marcus Hadwin, dan Kennedy Ferguson, silakan naik ke panggung," kata Fiona, dan gumaman pun terdengar di seluruh aula. Justin menarik lengan Fiona dan mendekatkannya dengan canggung.

"Apa yang kamu pikir sedang kamu lakukan?" geramnya di telinga Fiona, dan Fiona menoleh menatapnya dengan senyum terkembang. Bagi siapa pun, mungkin Fiona terlihat seperti salah satu dari sekian banyak istri yang tergila-gila dan tak pernah puas dengan suami tercinta mereka, tetapi bagi Fiona dan Justin, mereka tahu betul bahwa ini adalah medan perang berdarah.

Bagi Fiona jelas, pria itu telah menganiaya wanita yang salah, dan dia baru menyadarinya sekarang.

"Diam saja dan lihat."

Fiona mundur lagi dan menarik mikrofon dari dudukannya.

"Nah, nona-nona, kalian semua lihat pria-pria tampan ini berdiri di sampingku?" Fiona menunjuk ke arah sekelompok pria, yang menatapnya dengan bingung. Kerumunan itu bersenandung setuju.

"Aku tahu kalian semua tahu kalau mereka sudah diambil, tapi aku jamin, mereka milik kalian untuk malam ini," kata Fiona, dan suara terkesiap kaget terdengar di sekitar.

"Tapi..." Fiona menunjuk atap dengan jarinya, "- tentu saja dengan harga tertentu." Penonton tertawa, dan Fiona pun ikut tertawa.

“Spesimen-spesimen bagus ini tersedia untuk semua pilihan Anda, yang harus Anda lakukan hanyalah menawar, dan penawar tertinggi akan dapat memecahkan lantai dansa dengan salah satu dari mereka. Sekarang..." Fiona bertepuk tangan dan turun dari podium.

"-bergerak sendiri semuanya, dan bersihkan lantai dansa." Mereka semua bergerak seperti kawanan lebah saat berpencar. Fiona melangkah ke ruang kosong yang bersih.

"Pria pertama yang kita tawar tak lain adalah suami terbaikku." Semua orang berseru, "Aku tahu, aku tahu. Sudah cukup lama sejak kita menikah, tapi kalian semua lihat sendiri, akulah wanita paling beruntung yang pernah ada."

Penonton tertawa, dan Fiona pun ikut tertawa.

"Sekarang kita mulai, untuk Justin Spark, harga awalnya 5.000 dolar." Orang-orang bersorak, dan Fiona bertepuk tangan dengan antusias sambil menyeringai kecil kepada suaminya.

"Ayo nona-nona, kocok dompet kalian!"

Situasi memanas, tapi Justin siap meledak.

1
ArchaBeryl
Gemesssssss 🤭🤭🤭
LB
dia tak mau harga dirinya anjlok didepan mu fio.
LB
sepertinya kalian coba mengintimidasi Fiona (seperti tes mental) sayangnya Fiona bukan tipe2 mudah ditindas
Justin aja kewalahan dengan keras kepalanya,sikap teguhnya,masa bodohnya 😄.
ArchaBeryl
lanjutkan kak💪💪💪
LB
tak perlu , buktinya fania pun tak bisa mengubahnya.
LB
entah apa yang merasuki mu Justin,tumben kamu nggak ketus tapi syukurlah,mau sampai kapan perang dingin.
Ulfah Fiza
luar biasa ,,,
Herman Lim
yg jelas Justin mulai tau Fiona baik dan menarik
Herman Lim
nah bucin juga kan akhir nya 🤪🤪
LB
tapi tak sepantasnya kamu menyalahkan Fiona 😒, kamu tak terima kenyataan lalu melampiaskan rasa itu pada Fiona, kamu tidak tau dia bahkan lebih terluka. kejadian itu bukanlah inginnya, kejadian itu akan menjadi trauma baginya di setiap ulang tahunnya.
Herman Lim
sok gensi BS jadi dari dl kamu dah tertarik sama Fiona mungkin dl dia Masi kecil jadi kamu dekati KK nya 🤪
erviana erastus
ribut terus kapan akurx 😏😏😏😏
erviana erastus
justine cari tau lah knp calon istrimu koit jgn taux nyalahin fiona mulu kasihan dia, kelihatan cerita tapi luka dihatix 😭😭😭
LB
Justin, anda sedang di lelang 😄😄😄
erviana erastus
Justine kamu membangun kan singa yg lagi tidur diamx fiona bukan berarti dia tdk bisa bertindak.,.. aku tunggu bucinx Justine ke fiona semoga saat itu tiba fiona bisa membuka hatix
suryani duriah
semangat lanjuut thor💪💪👍👍
shenina
hadeuh justin gitu aja gengsi tp makan juga kan dari pd mati kelaparan wkwk
shenina
gpp fiona dpt kulkas 2 pintu, yg penting mertuamu berasa seperti malaikat n ibu peri
suryani duriah
lanjuuut thor💪👍👍👍
erviana erastus
nggak selamanya diam itu takut justine ada kala lelah batin membuat seseorang pasrah akan nasibx contoh nya fiona semoga kamu nggak menyesal dan stlh tau kenyataan yg sebenarnya apakah fiona masih tetap disisi mu semoga TIDAK ....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!