Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pergi ke perusahaan Aiden.
di sepanjang perjalanan, Letta mengumpati Regan habis-habisan. ia terlalu kesal dengan tingkah Regan yang berubah drastis seratus delapan puluh derajat.
"Regan kamprettt, " teriaknya keras dibalik helm seraya melajukan kendaraan nya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"lebih baik gue ke kantor nya kak Aiden daripada di apart, gue sendirian kayak musang galau. "
letta pun membawa kuda besinya menuju perusahaan milik Aiden. ia membelah kerumunan pengguna jalan raya dengan kecepatan diatas rata-rata. menyalip dan menikung kendaraan lain.
letta kini sudah berada di depan gedung perusahaan properti milik Aiden. ia melangkah dengan langkah ringan memasuki gedung sembari menyapa para karyawan yang berseliweran.
"mbak... saya mau ketemu kak Aiden, " ucap Letta pada receptionist.
"maaf, mbak siapa? " tanya nya ketus dengan memperhatikan Letta dari atas sampai bawah.
"saya adiknya. "
"jangan berbohong. adiknya pak Aiden baru meninggal beberapa hari yang lalu, " ujar karyawan receptionist dengan angkuh.
wanita itu adalah karyawan baru di perusahaan Aiden. jika karyawan yang lama, mereka sudah mengenal Letta dengan baik dan selalu menerima Letta dengan tutur bahasa yang santun.
"baik kalau tidak percaya, " Letta segera merogoh saku roknya kemudian mengeluarkan benda pipih tersebut. menekan nomor ponsel milik Aiden.
setelah panggilan tersambung, Letta akan membuat karyawan baru itu paham siapa dia sebenarnya.
"halo kak Aiden, " sapanya dengan nada lembut membuat wanita receptionist itu mengejek.
"kak bisa turun kemari, aku dilarang masuk sama nenek sihir ini kak, " aduknya merengek manja.
sementara disisi sang receptionist ia sudah mengepalkan kedua tangannya. melihat gadis remaja yang begitu cantik itu bermanja dengan pria incaran nya.
"oke... baiklah kakakku sayang...., tut, " Letta memutuskan sambungan ponselnya.
Letta menanti kedatangan Aiden ke lantai dasar dengan wajah tengil menatap musuhnya.
'kena mental gak tuh' batin Letta mencibir sikap songong karyawan Aiden.
tak sampai sepuluh menit, Aiden sudah tiba dibawah. ia berjalan dengan cepat mendekati Letta.
"lho... dek. kenapa gak langsung naik aja, " tanya Aiden yang sudah berhadapan dengan Letta.
Letta memasang wajah sedih, " gak boleh sama dia kak, " tunjuk nya pada wanita itu.
"kenapa berani sekali kamu melarang adikku, " tegur Aiden dengan nada keras. wajahnya terlihat dingin.
"ma-maaf tuan. saya kira dia tadi gadis penggoda, " jawabnya dengan enteng.
mata Letta membola, " WHATT! " teriak Letta kencang.
"apa lu bilang, ulangi sekali lagi! " seru Letta yang sudah menahan amarah. kini amarah nya jadi double dua kali lipat. setelah Regan muncullah si nenek sihir.
"gadis penggoda, " balas karyawan itu dengan berani.
"kak.. pecat saja dia. dia berani mengataiku seperti itu, " keluh Letta yang sudah memegang lengan Aiden dan menggoyang goyang kan nya.
"berani sekali kau dengan adikku! " tegur Aiden dengan nada tinggi. rahangnya terlihat mengetat.
wanita itupun merasa takut. melihat wajah Aiden seperti hulk yang seakan mau menghajar nya, "ma-maaf kan saya tuan. saya tidak tahu kalau dia adik tuan, " ia mencoba membela diri.
"saat ini juga kamu saya pecat! ", suara berat Aiden menggelegar di lantai bawah. suasana menjadi hening. para karyawan lainnya tidak berani menatap presdir mereka yang sedang marah itu seperti singa jantan melindungi kekasihnya.
" tuan... saya mohon tuan. maafkan saya tuan, " ia terisak kecil sembari berlari mengejar Aiden dan Letta yang sudah meninggalkan tempat.
"tuan, " sang karyawan menarik lengan Aiden.
Aiden merasa geram ketika lengan nya dipegang oleh wanita itu. ia memutar tubuhnya menghadap wanita itu, " enyah kau sialan!! cepat kemasi barang-barang mu. "
"satpam.... satpam! " Aiden berteriak keras.
kedua satpam yang bertugas itu lari tunggang langgang dan langsung mencekal kedua tangan wanita angkuh tersebut.
"kau usir wanita jahanam ini agar tidak masuk kedalam perusahaan, " titah aiden pada satpam.
"baik tuan, " satpam itu langsung menyeret wanita itu keluar dari gedung kantor tanpa belas kasihan.
"lepaskan.jangan paksa aku. aku bisa berjalan sendiri, " wanita itu menjerit. ia meronta-ronta pada sang satpam yang menyeret nya keluar.
satpam itupun tidak mengindahkan peringatan dan makian wanita itu.
brukk
"ahh... keparat kalian, "hardik wanita receptionist yang terjatuh di lantai luar.
" awas saja. aku tidak akan tinggal diam, " bisiknya dengan tangan terkepal di pangkuannya. kemudian wanita muda itupun mengambil barang-barang yang dilemparkan satpam. ia pergi menjauh dari gedung perusahaan yang baru saja dua minggu menerima nya kerja.
*******
"kenapa tidak langsung masuk saja seperti biasanya? " tanya Aiden yang sudah duduk di kursi kebesarannya seraya mengerjakan pekerjaannya.
Letta yang duduk di sofa sambil menyeruput juice alpukat berseru, " biasanya ada yola kak. sekarang keadaan berbeda dan aku harus tau batasan. "
Aiden menatap Letta dengan tatapan serius, " apa yang perlu batasan? biasa juga kamu main nyelonong aja. "
"ya kan gak berdua seperti sekarang ini, kak. "
"emangnya kenapa kalau kita cuma berdua? " tanya Aiden.
"takut ada setan, " jawab Letta cepat.
"palingan setannya takut sama kamu, " balas Aiden seraya tertawa.
"serah kakak deh. " Letta kemudian menikmati minumannya kembali yang ada diatas meja. tak menghiraukan Aiden di seberang sana yang sedang bekerja.
"kak... udah makan siang belum? " Letta bertanya ketika minumannya sudah habis.
"belum? kamu? "
"belum juga. makan diluar yuk kak? "
"boleh deh. tunggu sebentar ya kakak selesaikan dulu tugas ini. sebentar lagi selesai, " sahut Aiden tanpa menatap Letta. kedua tangan Aiden itu bergerak lincah menari-nari diatas papan keyboard.
Letta memperhatikan Aiden yang sedang bekerja dengan serius.
'kalau dilihat sebenernya kak Aiden tampan. tapi kenapa masih jomblo. gak mungkin kan kalau gak ada yang suka sama dia. spek dewa muda juga seorang CEO ternama' batin Letta berseru.
setelah lima menit, Aiden sudah menutup laptopnya. ia menyampaikan jas hitamnya dipundak kemudian menggulung lengan kemeja putihnya sampai siku. ia bangkit dari kursi kebesarannya menuju sofa.
"Letta.. ayo, " ajak Aiden yang sudah berdiri tegak di hadapannya.
"hah! "
"ayo.. keburu habis jam makan siang. "
Letta yang tadi melamun, memperhatikan gerak-gerik Aiden seketika tersadar.
"hah! oh.. iya.. iya kak, " letta segera berdiri, menyambar tas nya dan mengikuti aiden yang sudah melangkah menuju pintu.
mereka pun kini berjalan bersisian keluar dari kantor itu menuju restaurant disebelah perusahaan. "kita makan disana saja ya, " seru Aiden.
"iya kak"
mereka berjalan kaki menuju kafe yang selalu ramai pengunjung itu.
"kalau sama kamu begini, kaka teringat sama yola. dulu dia sering datang dan mengajak kakak makan siang, " tuturnya disela-sela perjalanan mereka.
"yola begitu menyayangi kakak. dia takut kalau telat makan karena sibuk bekerja. dia juga berpesan padaku kak agar selalu memperhatikan pola makan kakak. "
"benarkah? " aid n merasa terkejut sekaligus terharu. adik kecilnya begitu menyayanginya bahkan disaat terakhir nafasnya ia masih sempat memberi pesan untuk sahabatnya.
"he'um, " Letta mengangguk.
akhirnya mereka pun sampai di restaurant. mereka sudah duduk di kursi dan sudah memesan makanan. tak lama makanan pun tersaji diatas meja dengan menu yang beragam. letta segera menyambar ayam goreng san oseng oseng ampela. ia makan dengan lahap tanpa melihat Aiden.
"pelan-pelan ta. gak ada yang minta, " ujar Aiden yang juga Menyendokkan sesuap nasi dengan lauk ikan bakar ke mulutnya.
"iya kak. " jawab letta singkat. ia begitu menikmati makan siangnya.
dan Aiden yang masih menyimpan rasa pada letta, memandangi wajah lucu yang sedang mengunyah makanan itu.
'andai kamu belum menikah. aku pasti sudah melamar kamu ta. dan untuk kedepannya aku akan berusaha menepis rasa itu walaupun berat. aku janji akan menjadi kakak untuk kamu' batin Aiden menjerit pilu.
Aiden menundukkan kepala kebawah seraya tersenyum getir.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
yang mau lihat kak Aiden.