NovelToon NovelToon
CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Karir / One Night Stand / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:323
Nilai: 5
Nama Author: chrisytells

Di Shannonbridge, satu-satunya hal yang tidak bisa direncanakan adalah jatuh cinta.
​Elara O'Connell membangun hidupnya dengan ketelitian seorang perencana kota. Baginya, perasaan hanyalah sebuah variabel yang harus selalu berada di bawah kendali. Namun, Shannonbridge bukan sekadar desa yang indah; desa ini adalah ujian bagi tembok pertahanan yang ia bangun.
​Di balik uap kopi dan aroma kayu bakar, ada Fionn Gallagher. Pria itu adalah lawan dari semua logika Elara. Fionn menawarkan kehangatan yang tidak bisa dibeli dengan kesuksesan di London. Kini, di tengah putihnya salju Irlandia, Elara terperangkap di antara dua pilihan.
​Apakah ia akan mengejar masa depan gemilang yang sudah direncanakan, atau berani berhenti berlari demi pria yang mengajarkannya bahwa kekacauan terkadang adalah tempat ia menemukan rumah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chrisytells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 : Sisa Gairah dan Ketukan yang Menghancurkan

Malam belum benar-benar berakhir, namun keheningan di dalam pondok Fionn mendadak pecah oleh sesuatu yang jauh lebih kasar daripada suara derit kayu tua. Elara masih terengah di dalam pelukan Fionn, kulit mereka masih bersentuhan, berbagi kehangatan sisa penyatuan yang baru saja meluruhkan beban jiwa mereka. Namun, ketukan keras di pintu depan—kasar, menuntut, dan penuh otoritas—membuat suasana romantis itu menguap seketika.

Dok! Dok! Dok!

"Elara O’Connell! Aku tahu kau di dalam!" suara Julian O’Neill berteriak dari balik pintu, memecah kesunyian malam Shannonbridge.

Fionn segera bangkit, menyambar celana jinsnya dengan gerakan cepat yang dipenuhi amarah. Elara menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, jantungnya berdegup kencang melawan tulang rusuknya. Ketakutan itu kembali lagi, menusuk kebahagiaan yang baru saja ia rasakan.

"Jangan buka pintunya, Fionn," bisik Elara, suaranya gemetar.

"Dia sudah keterlaluan, Elara. Dia mengganggu rumahku," geram Fionn. Ia mengenakan kemeja tanpa mengancingkannya, lalu melangkah menuju pintu.

Saat pintu terbuka, angin dingin malam masuk bersama sosok Julian yang tampak kacau. Rambutnya yang biasanya klimis kini berantakan, dan di tangannya ia memegang sebuah amplop cokelat besar.

"Hei! Dimana sopan santunmu, pria berjas?! Kau tahu ini jam berapa??" ucap Fionn dengan sedikit emosi.

"Kau pikir kau bisa menang dengan trik birokrasi itu, Elara?" Julian menerobos masuk tanpa menghiraukan Fionn, matanya menyapu ruangan dan berhenti pada Elara yang masih berada di tempat tidur. Ia menyeringai sinis. "Oh, aku mengerti sekarang. Kau terlalu sibuk 'memadu kasih' bersama Barista ini sampai melupakan kontrak kerjamu."

"Keluar dari sini, Julian. Sekarang," suara Fionn rendah dan berbahaya, langkahnya mendekati Julian dengan ancaman yang nyata.

"Dengar, Gallagher! Aku baru saja mendapat telepon dari Dublin. Doherty memberikan wewenang penuh padaku untuk melakukan pengambilalihan lahan jika Elara tidak menandatangani surat tugas ini malam ini juga. Ini bukan lagi soal dermaga, ini soal eksistensi kedaimu!" Julian melemparkan amplop itu ke meja kayu.

Elara bangkit, mengenakan jubah mandinya dan melangkah maju dengan keberanian yang baru saja ia kumpulkan dari kehangatan Fionn. "Kau mengancam kedai ini, Julian? Kau pikir kau siapa?"

"Aku adalah orang yang bisa membuat izin usahamu dicabut dalam satu malam karena pelanggaran zonasi bangunan baru!" Julian menunjuk ke arah Fionn. "Dan kau, Elara, kau akan hancur bersamanya jika kau tidak kembali ke jalur yang benar."

Setelah perdebatan sengit yang berakhir dengan Fionn hampir melempar Julian keluar dari pondok, keheningan kembali menyelimuti mereka. Namun, keheningan kali ini terasa pahit. Amplop cokelat itu masih tergeletak di meja, seperti monster yang siap menerkam.

Fionn duduk di kursi kayu, kepalanya tertunduk di antara kedua tangannya. Elara mendekat, mencoba memberikan kenyamanan, namun ia merasakan tubuh Fionn menegang.

"Dia benar tentang satu hal, Elara," suara Fionn serak. "Kedai ini... ini semua yang kupunya. Warisan ibuku, sisa-sisa impian ayahku. Jika mereka menghancurkannya karena aku mencoba melawan..."

"Kita tidak akan membiarkan itu terjadi, Fionn."

"Bagaimana?" Fionn mendongak, matanya yang biasanya penuh cahaya kini redup oleh kecemasan. "Julian punya kekuatan hukum. Aku hanya punya kedai kecil yang bahkan belum tentu bisa bertahan di tahun depan jika mereka membangun gedung beton di depannya."

Elara mengambil jurnal Liam Gallagher yang tadi mereka baca. Ia membukanya tepat di halaman di mana Liam menggambar sebuah denah bangunan tambahan di samping kedai utama.

"Fionn, ingat apa yang kukatakan tentang Rencana Hibrida? Julian ingin mengancam zonasi bangunanmu karena dia pikir kedai ini stagnan. Tapi bagaimana jika kita melakukan serangan balik? Bagaimana jika kita merealisasikan impian ayahmu sekarang? Membuka cabang kedua, atau setidaknya ekspansi yang lebih modern di lahan belakang yang masih sah milikmu?"

Fionn terperanjat. "Kau gila? Aku bahkan tidak punya modal untuk membeli mesin kopi baru, apalagi membangun gedung baru di tengah ancaman Dublin!"

"Ini bukan soal bangunan besar, Fionn! Ini soal pernyataan ekonomi," Elara bicara dengan nada arsiteknya yang tajam namun penuh emosi. "Jika kita mendaftarkan izin ekspansi berbasis pelestarian budaya sekarang, secara hukum mereka tidak bisa menggusur lahanmu sampai proses audit selesai. Itu akan memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Itu memberi kita waktu untuk melawan Tuan Doherty!"

Fionn berdiri, ia berjalan mondar-mandir di ruangan sempit itu. Biscotti, yang terbangun karena keributan tadi, mengikuti langkah kakinya dengan cemas.

"Aku takut, Elara," aku Fionn tiba-tiba. Langkahnya berhenti di depan jendela yang menghadap ke arah kedainya di kejauhan. "Aku lari dari Dublin karena aku takut pada tekanan pertumbuhan. Sekarang kau memintaku untuk melakukan hal yang sama? Membuka cabang? Menjadi 'besar'? Bagaimana jika aku gagal lagi? Bagaimana jika aku kehilangan 'jiwa' kedai ini seperti ayahku kehilangan semangatnya?"

Elara mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang Fionn dari belakang. "Kau tidak akan gagal karena kau tidak melakukannya sendirian. Ayahmu gagal karena dia berjuang sendiri melawan sistem yang korup. Tapi kau punya aku. Aku yang akan menghitung risikonya, aku yang akan menyusun laporannya, dan kau... kau hanya perlu tetap menjadi hati dari tempat ini."

Fionn berbalik, menatap Elara dengan intensitas yang menggetarkan. "Kenapa kau melakukan ini, Elara? Kau bisa saja menandatangani surat itu, kembali ke Dublin, dan mendapatkan promosi. Kenapa kau mempertaruhkan segalanya untuk kedai kopi kecil di desa antah berantah ini?"

"Karena di Dublin, aku hanya membangun gedung," bisik Elara, air mata mulai menggenang di sudut matanya. "Di sini, bersama kakumu dan scone gosongmu, aku sedang membangun rumah. Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan rumahku."

Fionn terdiam, kata-kata Elara meruntuhkan pertahanan terakhirnya. Ia menarik Elara ke dalam pelukannya, mencium keningnya dengan penuh rasa syukur. "Kau adalah rencana paling gila dan paling indah yang pernah masuk ke hidupku."

Sepanjang sisa malam itu, ketegangan berganti menjadi produktivitas yang penuh drama. Mereka duduk di lantai beralaskan karpet tua, dikelilingi oleh sketsa Liam dan kertas kalkir milik Elara.

"Kita akan menyebutnya The Crooked Spoon: Heritage Annex," Elara mulai menggambar dengan cepat. "Kita gunakan struktur kayu ek yang direndam seperti ide ayahmu, tapi bagian atapnya kita gunakan kaca temper untuk memberikan kesan modern dan luas. Ini akan menjadi perpaduan sempurna antara sejarah dan masa depan."

Fionn memperhatikan tangan Elara yang menari di atas kertas. "Kau membuatnya terlihat sangat mudah."

"Membuat desain itu mudah, Fionn. Yang sulit adalah memiliki keberanian untuk menempati ruang di dalamnya," Elara menatapnya, memberikan senyum penyemangat.

Biscotti tiba-tiba melompat ke atas kertas sketsa, meninggalkan jejak kaki kecil yang kotor di sudut gambar.

"Oh! Biscotti! Kau baru saja mengacaukan Site Plan-ku!" seru Elara pura-pura marah.

Fionn tertawa, suara tawanya yang hangat memenuhi pondok, mengusir sisa-sisa intimidasi Julian. "Lihat? Bahkan Biscotti memberikan tanda tangannya. Itu artinya proyek ini sudah mendapat izin dari otoritas tertinggi di Shannonbridge."

Fionn mengambil tangan Elara, mencium telapak tangannya yang terkena noda pensil. "Baiklah, Nona Planner. Mari kita bangun cabang kedua ini. Mari kita buat Julian dan Doherty menyadari bahwa mereka tidak bisa menginjak-injak mimpi yang sudah memiliki fondasi cinta."

...****************...

Saat fajar mulai menyingsing, mewarnai langit Shannonbridge dengan warna ungu dan jingga, Elara dan Fionn berdiri di teras pondok. Di tangan Elara, ada draf kasar rencana ekspansi yang akan ia kirimkan ke dewan kota sebagai langkah hukum darurat pagi ini.

Ketegangan belum berakhir. Julian pasti akan kembali dengan kemarahan yang lebih besar. Dublin mungkin akan mengirimkan lebih banyak ancaman. Namun, saat Elara menoleh ke arah Fionn yang sedang menggendong Biscotti, ia tahu bahwa ia tidak lagi takut pada kehancuran akibat kesalahan.

Karena dalam hidup, seperti dalam arsitektur, terkadang retakan pada bangunan lama adalah tempat di mana cahaya baru bisa masuk.

"Siap untuk menunjukkan pada mereka bagaimana cara orang Shannonbridge bertarung?" tanya Elara.

Fionn menyeringai, binar maskulinnya kembali sepenuhnya. "Aku akan menyiapkan kopi terkuat di Offaly. Kita akan butuh itu untuk memenangkan perang ini."

Malam itu mereka telah memadu kasih, dan pagi ini mereka akan memadu kekuatan. Kekuasaan Julian mungkin besar, namun ia lupa satu hal: ia sedang melawan seorang wanita yang baru saja menemukan tujuannya, dan seorang pria yang baru saja menemukan alasan untuk berhenti melari.

1
d_midah
ceilah bergantung gak tuh🤭🤭☺️
d_midah: kaya yang lebih ke 'sedikit demi sedikit saling mengenal, tanpa terasa gitu' 🤭🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!