Leira Anggara sang pemimpin dunia gelap bawah tanah terpaksa harus menjadi pengantin pengganti adik kembarnya demi menuntut balas pada kekasih pria yang di jodohkan dengannya. Ia terus mengumpulkan bukti kejahatan Flomy yang telah membayar orang untuk memperkosa adik kembarnya yang bernama Leika hingga Leika memilih untuk bunuh diri. Sampai ia mendapatkan bukti, ia menghukum Flomy dan mengirimnya ke penjara.
Namun dalam mencari bukti tersebut, Leira mengalami banyak kesulitan karena Bima Putra sang suami sangat mencintai dan mempercayai Flomy. Apapun yang ia lakukan selalu di tentang oleh suaminya sendiri. Hingga pada akhirnya Leira harus menjauhkan keduanya dengan membuat Bima jatuh cinta padanya.
Bagaimana kehidupan Leira dan Bima setelah itu? Apakah Leira memilih pergi dan melanjutkan kehidupan yang sebenarnya atau ia memilih melanjutkan hidup bersama Bima?
Yuk dukung kisahnya mau sad ending atau happy ending tergantung suport dari readers ya. Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERNIKAHAN SEKALIGUS PEMAKAMAN DI HARI YANG SAMA
Leira duduk di depan cermin sambil memandangi wajahnya. Wajah yang baru selesai di make over oleh pihak MUA ternama. Satu kata untuk Leira yaitu sangat cantik. Gaun putih yang ia pakai untuk hari pernikahannya nampak begitu serasi melekat di badannya.
Mungkin bagi para wanita di luaran sana, inilah pernikahan impian mereka. Menjadi ratu satu hari yang akan menjadi pusat perhatian para tamu undangan. Namun tidak dengan Leira, pernikahan ini baginya hanya sebuah jembatan untuk membalaskan dendam atas kematian adiknya.
" Tenang saja Aka, mulai hari ini aku akan membalas perbuatan mereka padamu, terutama Flomy. Akan aku pastikan dia berakhir di penjara dalam waktu singkat. Kau tenang lah di atas sana, biarkan aku yang bekerja di sini." Monolog Lei sambil terus menatap wajahnya yang begitu mirip dengan Leika.
Drt.. Drt...
Ponsel di depannya berdering membuyarkan lamunannya. Ia segera mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan dari Felix.
" Gimana?" Tanya Lei.
" Beres bos. Pemakaman berjalan lancar. Gue pastikan tidak ada yang tahu kalau yang di makamkan nona Leika."
" Bagus kalau begitu. Segera datang ke acara pernikahan gue. Awasi gerak gerik mereka yang terlihat mencurigakan! Kalau perlu sebar beberapa anak buah kita. Gue nggak mau sampai ada yang mengacaukan pernikahan ini karena pernikahan ini sangat penting bagi gue." Ujar Lei.
Felix nampak tertegun di sebrang sana. " Penting bagimu tapi petaka bagiku Lei. Aku yang memendam perasaan padamu selama bertahun-tahun harus kalah dengan pria yang bahkan belum pernah kamu temui. Meksipun ini karena nona Leika, tapi tetap saja kamu akan sah menjadi miliknya. Dan aku? Aku hanya akan jadi bayanganmu saja."
" Felix, apa elo masih di sana?" Suara Lei membuyarkan lamunan Felix.
" Iya gue masih di sini. Kalau gitu gue siap siap dulu. Gue ucapkan selamat ya atas pernikahan elo."
" Apaan sih. Elo tahu benar alasan gue menerima pernikahan ini." Ujar Lei.
" Lei, seandainya elo tahu ada yang mencintai elo secara diam diam. Elo mau gimana Lei?"
" Kok elo tiba tiba ngomong gitu? Jangan jangan elo nyimpan perasaan sama gue." Selidik Lei.
" Kalau iya, apa tidak boleh?" Tanya Felix.
" Tidak boleh." Sahut Lei. " Kita cuma partner kerja nggak boleh ada hubungan apa pun karena itu akan mengganggu kinerja kita. Lagian gue nggak percaya sama yang namanya pernikahan. Ini aja gue nggak bisa bayangin gimana nanti ke depannya gue bakal ngejalanin hubungan ini sampai gue menemukan bukti kejahatan Flomy. Entah berapa lama gue bakal terjebak pada hubungan ini Fel." Imbuh Lei.
" Gue selalu support elo Lei, gue cuma bisa berdoa semoga elo segera mendapatkan bukti bukti itu supaya elo bisa terbebas dari pernikahan ini." Ujar Felix.
" Thanks ya Fel."
Tok tok tok
" Ya udah gue tutup dulu ya, sepertinya penjemput pengantin udah datang." Ujar Lei.
" Oke, hati hati ya."
Bip...
Leira memutus sambungan teleponnya.
Tok tok tok
" Masuk!" Teriak Leira.
Ceklek
Nampak nyonya Nia masuk bersama dengan seorang pria paruh baya.
" Sayang, ini pak Anton, orang yang mau menjemputmu." Ucap nyonya Nia.
Pak Anton, pria berusia empat puluh tahunan itu menatap Leira tanpa kedip.
" Nona, anda cantik sekali. Lebih cantik dari yang saya bayangkan." Ucapnya.
" Terima kasih pak." Sahut Leira menahan diri. Jika tidak sedang berperan sebagai Leika, sudah pasti ia tonjok mata laki laki tua itu. Ia paling tidak suka di goda seperti itu.
" Mau langsung pergi atau mau minum kopi dulu pak?" Tawar Leira.
" Kita langsung pergi saja nona, tuan Bima sudah menunggu." Sahut pak Anton.
" Baiklah." Sahut Leira.
Leira bersama dengan ibunya dan pak Anton segera menuju rumah utama dimana acara pernikahan itu di selenggarakan sesuai keinginan nyonya Mita, nenek dari Bima.
Di dalam perjalanan pak Anton mencuri curi pandang pada Leira. Bukan karena ia jatuh hati pada Leira, tapi pada sikap Leira yang nampak tenang. Biasanya Leika merasa gugup jika akan bertemu dengan Bima, tapi kali ini tidak terlihat seperti biasanya.
Tiga puluh menit perjalanan, akhirnya mobil yang di kendarai pak Anton sampai di mansion berlantai tiga milik keluarga Putra.
" Mari masuk nona Leika dan nyonya Nia." Ucap pak Anton mempersilahkan.
" Terima kasih pak." Ucap nyonya Nia.
Nyonya Nia mengapit lengan Leira, ia merasa gugup karena khawatir penyamaran Leira akan terbongkar. Mereka terus berjalan melewati indahnya dekorasi yang telah pihak weeding atur untuk pernikahan Leika dan Bima.
" Busyet, dekorasinya bagus banget. Ini mah bukan tempat wedding tapi lebih mirip istana. Seharusnya Aka beruntung di hargai oleh keluarga ini, tapi sayangnya ada wanita iblis yang mengacaukan semuanya. Ingin sekali gue cekik leher wanita iblis itu sampai koid sekarang juga." Batin Leira.
Langkah Leira semakin dekat dengan pelaminan. Sayup sayup ia mendengar suara seseorang yang sepertinya sedang berdebat.
" Leika tidak akan datang kak Bima. Dia pasti malu karena dia telah kehilangan kehormatannya."
Deg...
Jantung Leira berdetak kencang, sudah dapat ia tebak kalau suara itu pasti suara Flomy.
Ya, berita Leika di culik dan di renggut kehormatannya telah menyebar pagi tadi. Semua orang tahu apa yang telah di alami calon pengantin wanita kali ini.
" Tutup mulutmu Flomy! Kau jangan semakin memperburuk keadaan. Belum tentu semua berita itu benar."
" Mau menunggu apalagi nenek? Benar tidaknya berita itu, yang jelas Leika telah mencoreng nama baik kak Bima. Mau taruh dimana muka kak Bima kalau kak Bima harus menikahi wanita yang telah di lecehkan dan di renggut kehormatannya."
" Aku bilang diam Flomy!!!!"
Leira tersenyum mendengar perdebatan mereka. Berbeda dengan nyonya Nia, ia nampak gugup dan ketakutan.
" Bagaimana ini Leira? Mereka semua sedang membicarakan adikmu. Mama takut mereka akan menyadari kalau kalian berbeda." Bisik nyonya Nia.
" Mama tenang saja! Biarkan mereka menjadi pemainnya dan aku akan menjadi sutradaranya. Aku sudah siapkan hadiah spesial buat mereka." Sahut Leira berbisik.
Pak Anton yang melihat sikap tenang Leira merasa ada yang aneh.
" Kenapa nona Leika terlihat begitu tenang? Bukan kah sebelumnya dia selalu merasa ketakutan jika ada yang menggunjingnya? Atau dia hanya berusaha menutupi ketakutannya saja?" Pikir pak Anton.
" Batalkan saja pernikahan ini nenek, Leika tidak akan datang." Terdengar suara Flomy lagi.
" Siapa bilang aku tidak akan datang."
Tepat di ruangan yang telah di sulap menjadi ruangan ijab, Leira menyahut ucapan Flomy.
Semua orang nampak menoleh ke arahnya begitu pun dengan Flomy. Mereka nampak terpesona dengan wajah Leira.
Leika kali ini sangat jauh berbeda dengan Leika yang sebelumnya.
Deg...
Jantung Bima berdetak kencang begitu melihat kecantikan Leira.
" Ke.. Kenapa dia cantik sekali? Dimana kaca mata tebal yang selalu bertengger di hidungnya? Kenapa dia kelihatan bukan seperti Leika? Ah mungkin karena dia pakai make up dan kaca matanya di ganti dengan soflen makanya dia terlihat berbeda." Ujar Bima dalam hati.
Jantung Flomy juga berdetak kencang, namun detakkannya berbeda dengan Bima.
" Bagaimana bisa dia masih punya muka buat datang ke sini? Apa pelajaran untuknya kurang berarti?" Pikir Flomy.
Nyonya Mita menatap calon cucu menantunya.
" Ah cucu menantuku, kau cantik sekali sayang. Memang pesona seorang pengantin sungguh luar biasa." Nyonya Mita beranjak mendekati Leira.
" Hai nenek. Bagaimana kabarmu?" Sapa Leira mencoba selembut mungkin.
" Kabarku sangat baik. Apalagi sebentar lagi aku akan mendapatkan cucu menantu yang cantik dan baik hati sepertimu, pasti tambah baik donk." Ucap nyonya Mita. Usia nyonya Mita bisa di katakan belum terlalu tua karena masih tujuh puluh tahunan.
" Aku tidak sebaik yang nenek bayangkan." Sahut Leira merendah.
Ia melirik wanita yang menempel pada pria berjas pengantin yang ia yakini sebagai Bima.
" Heh itu pasti Bima. Lumayan, cukup tampan. Pantas saja Leika tergila gila padanya. Dan itu... Itu pasti wanita iblis bernama Flomy. Dia yang merencanakan penculikan itu, maka dia harus mendapatkan hukumannya." Batin Leira.
" Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Ujar Flomy menatap Leira. " Kau benar benar wanita tidak malu, sudah hilang kehormatannya tapi masih mau menikahi kak Bima. Kau tidak layak untuk kak Bima karena kau hanya sampah bekas yang tidak berguna." Cibir Flomy merendahkan Leira.
" Pergilah Leika! Biasanya kau sangat malu di hina di depan banyak orang seperti ini. Batalkan pernikahan ini agar aku bisa menikah dengan kak Bima." Batin Flomy.
" Wow!!! Tajam sekali ucapanmu, Flomy."
Flomy dan yang lain tercengang melihat keberanian Leira kali ini. Apalagi Bima, ia merasa ada yang beda dengan Leira saat ini.
" Tadi apa kau bilang? Aku kehilangan kehormatan?" Tanya Leira menatap Flomy.
" Ya, menurut berita kau di lecehkan oleh tujuh pria itu." Sahut Flomy.
" Darimana kamu tahu ada tujuh pria yang melecehkan aku? Dan darimana kamu tahu kalau mereka telah merenggut kehormatanku?"
Deg...
Benar kata Leira, semua orang menatap Flomy.
" Sepertinya kamu tahu banget detailnya ya, atau jangan jangan kamu ada hubungannya dengan para penculikan itu? Atau jangan jangan kamu yang membayar mereka untuk menculik dan melecehkan aku?"
Deg...
Mata Flomy membulat sempurna.
" Jaga ucapanmu Leika!!!!" Bentak Bima menunjuk Leira. Ia tidak terima sang kekasih di tuduh seperti itu.
" Kenapa kau membentakku? Aku hanya bertanya, kenapa kau semarah itu? Apa aku salah?" Ujar Leira.
" Flomy wanita baik baik, dia tidak mungkin melakukan hal serendah itu padamu. Jangan sebar fitnah keji di sini! Atau aku tidak akan mengampunimu." Imbuh Bima.
" Tuduhan aku telah kehilangan kehormatan, apa itu bukan fitnah keji, tuan Bima Putra?"
Deg...
Bima terkejut dengan ucapan Leira, sebelumnya Leika tidak pernah bersikap dingin dan memanggilnya seperti ini.
" Bukan kah beritanya begitu?" Sinis Bima.
" Berita itu di sebarkan berdasarkan keterangan nara sumber. Tapi anda jangan lupa, kalau tidak semua nara sumber bisa di percaya." Lagi lagi Bima terkejut dengan sikap Leira. Entah mengapa ia merasa mereka orang yang berbeda.
" Kalau kau ingin tahu kebenarannya, maka cari tahu nara sumber yang menyebarkan rumor itu. Karena rumor itu bukan hanya aku yang di rugikan, tapi juga keluarga Putra. Bukan begitu, nenek?" Leira menatap nyonya Mita.
" Benar yang di katakan Leika. Kamu harus mencari nara sumber penyebab berita itu beredar Bima. Tanyakan kesaksiannya tentang penculikan itu karena yang nenek lihat, Leika baik baik saja." Ujar nyonya Mita.
" Penculikan itu memang terjadi nenek, tapi mereka tidak melecehkan aku seperti yang nona Flomy katakan. Entah mengapa aku merasa kejadian sesungguhnya yang harus terjadi seperti yang nona Flomy katakan. Itu berarti ada yang sengaja merencanakan penculikan itu untuk menghancurkan aku. Aku mohon bantuanmu nenek! Tolong ungkap siapa sebenarnya orang yang berniat buruk padaku."
Deg...
Flomy nampak gugup, ia mengapit erat lengan Bima.
" Kalau kamu mencurigai seseorang, maka cari tahu sendiri jangan melibatkan orang orangku karena ini tidak ada hubungannya denganku." Ucap Bima.
" Aku tidak meminta bantuanmu, aku hanya meminta bantuan nenek. Apa nenek mau membantuku?" Tanya Leira menatap nyonya Mita.
" Kamu benar, penculikan itu tidak mungkin terjadi begitu saja tepat di hari sebelum pernikahanmu. Pasti ada yang sengaja merencanakan hal buruk ini padamu. Nenek akan membantumu, nenek akan menghukum orang yang telah menyakitimu."
Wajah Flomy pias, tiba tiba perasaan gugup menyergap hatinya. Liera yang melihatnya tersenyum puas.
" Ini baru gebrakan pertama buat kamu Flomy, masih banyak kejutan lainnya yang sudah aku siapkan untukmu."
TBC...