NovelToon NovelToon
Kukira Impoten Ternyata Hyper

Kukira Impoten Ternyata Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Vanya sengaja menyamar menjadi sekretaris yang culun di perusahaan milik pria yang dijodohkan dengannya, Ethan. Dia berniat membuat Ethan tidak menyukainya karena dia tidak ingin menikah dan juga banyaknya rumor buruk yang beredar, termasuk bahwa Ethan Impoten. Tapi ....

"Wah, ternyata bisa berdiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

"Iya, sayangnya aku sudah tidak tertarik padamu, Kak Sadam." Vanya mengulang penolakannya dengan senyum sinis.

Nika dan teman lainnya terkejut mendengar pengakuan Vanya. Mereka tahu persis jika dulu Vanya sangat menyukai Sadam, senior tampan yang populer di sekolah.

Sadam hanya tersenyum kecil, dia salah mengartikan penolakan Vanya sebagai bagian dari flirting kelas atas. "Tidak apa-apa, Vanya. Aku bisa membuatmu tertarik lagi padaku." Satu tangan Sadam merengkuh bahu Vanya dan menariknya mendekat, menunjukkan rasa posesifnya. "Aku bukan pria insecure seperti dulu lagi."

Vanya tersenyum, lalu dia melepaskan tangan Sadam di bahunya dengan halus. "Iya, bagus kalau begitu. Pasti sekarang banyak wanita mendekatimu."

"Mereka tidak ada yang bisa membuatku tertarik, seperti kamu," balas Sadam, matanya memancarkan ketulusan palsu yang membuat Vanya mual.

"Tentu saja," Vanya tertawa renyah. "Jika penampilan dan statusku bukan Nona Muda dari keluarga Chandira, pasti kamu juga tidak akan tertarik padaku. Semakin dewasa, aku semakin mengerti, bagaimana sifat pria."

Teman-temannya tertawa, menganggap Vanya hanya sedang menggoda Sadam.

"Vanya, jika kamu menolak Kak Sadam, apa kamu akan jomblo seumur hidup kamu?" goda salah satu temannya. "Aku dengar kamu juga tidak mau bekerja. Jika kamu menikah dengan Sadam yang pekerja keras, kamu bisa santai di rumah."

"Maksudnya, biar Kak Sadam yang menjalankan perusahaan Papa?" Vanya tersenyum miring. "Sayang sekali, aku tidak dapat bagian perusahaan karena semuanya akan jatuh di tangan Kak Vian, kakakku yang sudah berdedikasi tinggi." Vanya berbohong lagi. Bagian sahamnya di perusahaan Papanya memang dia biarkan berkembang sendiri, dia hanya ingin menikmati hasilnya kelak tanpa perlu terlibat.

"Vanya, aku tidak peduli kamu siapa, apalagi bagian perusahaan kamu. Aku sudah punya pekerjaan tetap. Aku tidak mungkin memanfaatkan kamu," kata Sadam, mencoba meyakinkan.

"Iyakah?" Vanya menoleh ke arah Sadam. Dia mengambil gelas kecil yang berisi cairan bening itu, dan meneguknya sedikit demi sedikit.

"Vanya, jangan-jangan kamu berharap menikah dengan Oppa Korea?" canda temannya yang lain. "Meskipun kamu dari keluarga kaya, kamu juga tidak mungkin bisa meraihnya."

"Lagian kita juga masih muda. Ngapain kalian sibuk menjodohkan Vanya," bela Nika.

"Nika, kamu tenang saja," ujar Vanya, berusaha tetap tersenyum. Namun, dia merasa kepalanya semakin pusing. Dia menatap gelas kecil yang dia pegang dan kini sudah kosong. Tidak mungkin, aku sudah mabuk secepat ini, pikirnya.

"Aku juga tidak masalah kalau kamu menolakku," Sadam kembali meraih botol dan menambah minuman di gelas Vanya, memaksa Vanya minum lagi. "Sudah aku bilang, aku akan mengejarmu dan membuatmu tertarik."

"Aku mau pulang saja," putus Vanya, dia akan meletakkan gelas itu karena merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Pusingnya datang terlalu cepat dan intens.

"Ini belum lewat tengah malam! Kita senang-senang saja sampai pagi!" Teman-temannya bersulang dengannya, mendorongnya untuk minum lagi.

Vanya ragu. Dia menatap minuman di gelasnya. Apa karena sudah lama aku tidak minum alkohol, jadi efek mabuknya cepat terasa?

"Tidak usah dipikirkan, kita senang-senang saja malam ini." Sadam mendorong gelas itu, dan Vanya terpaksa meneguknya lagi.

Vanya merasa dirinya semakin mabuk, pandangannya mulai kabur, dan dia mulai merasa aneh. Dia mendorong Sadam hingga menjauh.

"Senang-senang?" Vanya melepas tangan Sadam. "Aku mau senang-senang sendiri!"

Vanya berdiri dan berjalan sempoyongan. Dia merasa marah pada Sadam yang merendahkannya dan kini mencoba memaksanya minum. Dia ingin melakukan hal gila, tapi tidak bersama pria seperti Sadam.

Dia berjalan menuju lorong yang remang-remang, tempat beberapa pria berdiri di dekat kamar-kamar VIP. Vanya tertawa keras, pandangannya tidak fokus, dia menunjuk mereka satu per satu.

"Kalian tampan-tampan sekali! Mari kita bersenang-senang!"

"Vanya, Sadam tidak akan mengganggu kamu lagi. Ayo, aku antar pulang!" Nika panik, dia menahan tangan Vanya.

Vanya melepas cengkeraman Nika. "Sadam sudah merendahkanku! Dia cuma suka sama cewek yang cantik dan kaya! Dia nggak tahu, kalau aku cewek cupu yang dia hina tadi siang!" Vanya mengoceh, tanpa sadar membeberkan rahasianya tapi untunglah hanya Nika yang mendengarnya.

"Kamu bicara apa? Kamu sudah mabuk! Ayo, aku antar pulang. Nanti kamu dimarahi Papa kamu!" Nika berusaha menarik Vanya kembali.

Vanya hanya tersenyum dan melepaskan tangan Nika. "Kamu tenang saja. Aku akan pulang setelah mendapat pria tampan dan aku akan bilang ke Papa, aku sudah menemukan jodohku agar aku tidak dijodohkan lagi!"

Tiba-tiba saja, sepasang lengan kuat menarik tubuh Vanya dari belakang, membawanya dengan paksa dan cepat menuju lorong kamar VIP. Tarikannya tegas dan cepat sehingga Vanya hanya bisa mengikutinya.

Nika berteriak dan mengikutinya, tetapi terhenti di depan lorong karena dua pria berbadan besar berpakaian hitam menahannya.

"Berhenti! Beliau tamu VIP di sini," kata salah satu pengawal.

"Tapi, teman saya bukan wanita bayaran!" teriak Nika.

Pengawal itu menatap Nika dengan dingin. "Teman Anda tidak menolak, itu berarti mereka sama-sama suka. Silakan kembali."

Nika hanya bisa melihat siluet Vanya yang menghilang bersama pria tak dikenal itu di balik pintu kamar VIP. Kepalanya dipenuhi ketakutan. Siapa pria itu? Dan mengapa Vanya seolah tidak melawan?

Malam itu, Vanya benar-benar kehilangan kendali.

"Aduh, bagaimana kalau Om Bima nanti meneleponku? Aku yang mengajak Vanya ke sini. Gawat! Aku juga dalam masalah besar."

1
Ika Yeni
akhirnya double up juga tor😍
Ica Rissaharyono
kk othor tambah lg kurang ..🤭
Ika Yeni
eh hamil juga vanyaa 🤭
Citra
pasti Vanya hamil tuh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Fixs ini mah Vanya hamil🤣🤣🤣
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kalau sudah baca Ethan yang terbayang itu wajah Tom Cruise waktu masih ganteng² nya di Mission Impossible 1 🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya kamu juga sudah jatuh cinta sama Ethan😁😁
Kim nara
Lo bikin masalah sendiri sih Vanya
Citra
lebih baik jujur aja Vanya biar gak salah paham sama ethan
Mundri Astuti
nah kan pusing sendiri kamu Vanya 😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
udah daripada pusing mending terus terang saja Vanya😅😅😅
Ica Rissaharyono
otw bucin bosmu raka🤣
Ica Rissaharyono
semangattt kk othorr lanjut ya😍
Ranita Rani
itulah org aneh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
sungguh aneh😅😅😅
Kim nara
🤣🤣🤣🤣Raka shok
Mundri Astuti
😂😂 mang aneh bosmu raka
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
😅😅😅😅😅
Ranita Rani
so pastilah vanya,,,se x merasakan ya bkal jd candu
Kim nara
seru ada kocak2nya ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!