NovelToon NovelToon
Melihat Malapetaka, Malah Dapat Jodoh Dari Negara

Melihat Malapetaka, Malah Dapat Jodoh Dari Negara

Status: sedang berlangsung
Genre:Kebangkitan pecundang / Kontras Takdir / Romansa Fantasi / Mata Batin / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: INeeTha

Salsa bisa lihat malapetaka orang lain… dan ternyata, kemampuannya bikin negara ikut campur urusan cintanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INeeTha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencegah Bencana Nasional

Ayah Maya Amelia menyodorkan sertifikat rumah kepada Salsa Liani, matanya berbinar penuh harap. "Nggak usah sungkan, Nak. Anggap saja ini hadiah dari kami."

Ibunya, dengan nada yang lebih tinggi dan sikap yang lebih dominan, menambahkan, "Jasa pindahan sudah menunggu di bawah. Kamu suka unit 1008? Pemandangannya bagus sekali. Hari ini juga pindah! Semua sudah diatur."

Setelah perdebatan yang cukup panjang dan melelahkan, di mana Salsa berusaha menolak dengan halus namun tegas, ia akhirnya berhasil lolos dari 'hadiah' rumah mewah tersebut.

Namun, ia tidak sepenuhnya bebas. Sebagai gantinya, ia terpaksa menandatangani sebuah kontrak yang terasa aneh dan tidak masuk akal.

Tinggal gratis selamanya di salah satu apartemen milik keluarga Amelia, tepatnya di apartemen Akasia unit 1008, tanpa biaya sewa, air, listrik, atau iuran apapun. Semua biaya ditanggung sepenuhnya oleh keluarga Maya.

Salsa merasa pusing dan bingung. "Gila," pikirnya. Inikah yang disebut 'karma baik' yang sering dibicarakan oleh Dono Sudrajat? Beban hidup Salsa tiba-tiba terasa sangat ringan, semua ini menurut Salsa hampir seperti tidak nyata.

Karena apartemen lamanya sangat kecil, hanya cukup untuk dirinya sendiri. Barang-barang Salsa juga tidak terlalu banyak, hanya dua koper besar berisi pakaian dan beberapa tas berisi barang pribadi.

Saat Salsa sedang memeriksa barang-barangnya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, pemilik apartemen lamanya, Pakde Broto, tiba-tiba muncul di depan pintu. "Mau berhenti sewa, ya?" tanyanya dengan nada menyelidik.

Anehnya, Pakde Broto mengeluarkan sebuah kaca pembesar dari sakunya! Dengan cermat, ia mulai memeriksa setiap sudut lantai, dinding, dan perabotan dengan teliti, mencari-cari kesalahan atau kerusakan.

"Ubin retak sedikit," gumamnya sambil menunjuk ke sebuah ubin yang nyaris tidak terlihat retakannya. "Dinding berjamur di beberapa tempat... Pintu lemari juga agak rusak."

Pakde Broto menatap Salsa dengan pandangan menuntut. "Kerusakan yang kamu sebabkan cukup banyak. Deposit kamu hangus. Bahkan, kamu masih harus mengganti rugi tiga ratus ribu rupiah."

Salsa sudah siap mengeluarkan bukti berupa rekaman video yang diambilnya sebelum pindah, yang menunjukkan kondisi apartemen sebelum ia menempatinya. Namun, saat ia menatap mata keruh Pakde Broto, sesuatu terjadi...

ZRAASSH!

Pandangannya tiba-tiba menjadi buram dan kabur. Dalam penglihatannya, Salsa melihat Pakde Broto pulang malam-malam, berjalan seorang diri di gang sempit yang gelap. Tiba-tiba, ia tersandung batu yang tidak terlihat, jatuh dengan keras, dan kakinya patah. Akibatnya, ia terpaksa tinggal di kamar lantai satu yang lembap dan berjamur, karena tidak bisa naik tangga.

Karma instan.

Salsa merasa malas untuk berdebat atau berurusan dengan Pakde Broto. "Pakde," katanya dengan nada datar, "saya bisa 'melihat' sedikit. Hati Pakde itu gelap. Hati-hati saja kalau jalan malam, jangan sampai kena musibah patah kaki."

Pakde Broto hanya mendengus jijik dan memutar matanya. "Nipu siapa kamu? Jangan coba-coba menakut-nakuti saya."

Salsa mengangkat bahunya, tidak peduli. "Sudah saya ingatkan, ya. Terserah Pakde mau percaya atau tidak."

***

Apartemen Akasia unit 1008 yang sekarang jadi tempat tinggal Salsa ternyata sangat cantik dan nyaman. Salsa duduk santai di balkon, menikmati pemandangan kota yang gemerlap. Ia merasa senang karena hidupnya mulai berjalan ke arah yang benar.

Keesokan harinya, wawancara kerja di Perusahaan Dana Investasi Samudra berjalan lancar dan sukses.

"Pak Direktur Dery Wirawan sangat terkesan dengan performa kamu," kata seorang staf HRD dengan senyum ramah. "Kamu bisa mulai trial kerja... sekarang?"

Hah? Sekarang? Salsa terkejut.

"Posisi ini sangat mendesak untuk segera diisi," tambah si staf HRD, seolah membaca kebingungannya.

Ya sudahlah, pikir Salsa. Ia mengangguk setuju.

Dia mulai bekerja merapikan data dan dokumen. Tiba-tiba, Pak Dery mengirim pesan singkat: "Salsa, kita ketemu klien di luar kantor."

Dih, aneh. Anak trial diajak ketemu klien? Salsa langsung merasa waspada. Ia mengeluarkan cermin kecil dari dalam tasnya. Ini adalah cara baru yang ia gunakan untuk 'meramal' dirinya sendiri, melihat apakah ada bahaya yang mengintai.

Dia melotot ke cermin... Aman. Tidak ada apa-apa. Semuanya terlihat normal.

Pak Dery—pria paruh baya chubby berkacamata—sudah menunggu di dalam mobil BMW-nya yang mewah. "Ayo, Salsa. Kita ke OCBD Bogor," katanya dengan senyum yang menurut Salsa agak mencurigakan.

Salsa masuk ke dalam mobil. Aman. Tidak ada firasat buruk yang ia rasakan.

Setelah bertemu dengan klien investasi, mereka melanjutkan pertemuan dengan perwakilan bank. Habis itu? "Kita ke acara makan malam," kata Pak Dery tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Gila, ini kerja rodi! Salsa hanya bisa menyengir palsu sambil mencatat semua instruksi dan menuangkan teh untuk para kolega bisnis Pak Dery.

Jam 8 malam di Restoran Sunda Terrace. Suasananya terasa tidak nyaman dan penuh dengan aura yang tidak menyenangkan. Salsa adalah satu-satunya wanita di antara para pria hidung belang.

"Asisten baru Pak Dery, manis ya," kata seorang bos sambil tersenyum mesum. Tangan Pak Dery sudah hampir merayap ke bahu Salsa, tetapi Salsa dengan gesit menghindar.

Lalu, Pak Samsul, salah satu klien penting, memaksa Salsa untuk minum alkohol. "Saya alergi, Pak," tolak Salsa dengan sopan.

"Nggak minum berarti nggak menghargai saya!" kata Pak Samsul dengan nada memaksa.

Salsa tetap ogah. "Bapak panggil ambulans dulu deh. Begitu ambulans datang, saya minum alkoholnya," jawab Salsa dengan nada menantang.

Suasana menjadi kaku dan tegang.

Pak Dery berbisik marah, "Apa-apaan kamu? Ini bagian dari pekerjaanmu! Jangan membuat masalah!"

Salsa langsung ngegas. Dia membuka HP-nya dan menunjukkan deskripsi pekerjaan yang tertera di kontrak. "Nggak ada di daftar, Pak! Saya tidak dibayar untuk menemani minum-minum!"

Obrolan kaku itu kemudian beralih ke topik lain. Tiba-tiba Pak Hendra, klien lain, masuk dengan heboh. "

"Iya! Dia baru pulang dari Jakarta. Tadi lagi bungkus makanan untuk istrinya. Romantis banget, padahal sudah tua," kata Pak Hendra dengan nada kagum.

Salsa mendengus dalam hati. Munafik. Muji-muji orang setia, kelakuan sendiri bejat.

Jam 10 malam. "Lanjut karaoke, yuk!" usul Pak Hendra dengan semangat.

Salsa serasa disambar petir.

"Ke Noir Privé KTV!" kata Pak Dery dengan nada memerintah. "Salsa ikut, ya. Anggap saja ini gathering!"

Salsa memutar bola matanya dengan malas. "Udah malam, Pak. Nggak aman. Saya mau pulang."

"Biar Pak Dery yang antar!" sahut yang lain dengan nada menggoda. "Wajar dong bos 'perhatian' sama asistennya."

Perhatian pala lo! Batin Salsa geram.

"Ini udah lembur 4 jam, Pak! Dan ini di luar pekerjaan saya!" kata Salsa dengan nada meninggi.

Pak Dery membentak, "Gaji kamu tinggi bukan cuma-cuma! Kamu harus nurut apa kata saya!"

Cukup. Kesabaran Salsa sudah habis.

Salsa tidak mau menahan emosinya lagi. Dia meraih cangkir teh di depannya dan...

BYUURR!

Dia menyiram teh panas itu ke muka Pak Dery. "Mati aja lo, babi!"

Akun gue ada 100 juta, ngapain gue tahan-tahan emosi?!

"Berani lo!" Pak Dery murka. "Lo nggak akan bisa kerja di industri ini lagi! Saya pastikan itu!"

"Halah! Emang lo siapa? Gue search di Google aja nama lo nggak ada!"

Salsa mengacungkan jari tengah ke mereka semua dan melangkah keluar dari restoran dengan langkah lebar.

PUAS!

Saking puasnya, Salsa lari dan tidak melihat-lihat ke arah depan. Di belokan tangga...

BRUK!

Dia menabrak seseorang. Seorang pria paruh baya yang sopan, memakai kacamata, dan membawa bungkusan makanan.

"Maaf, Nak. Saya buru-buru pulang ke istri saya," kata pria itu dengan ramah.

Salsa baru mau merasa lega. Tapi pas dia menatap mata pria itu...

ZRAAAAAASSSHHHHHH!

Pandangannya buram total. Dia melihat...

Pria ini turun dari taksi di jalan sepi. Tiga berandalan muncul dari kegelapan. Mereka merampok. Menusuk pria itu dengan brutal. Pria itu tewas berlumuran darah. Flash drive berisi data penting dibuang ke laut.

“Profesor Bayu Nugroho, Kepala Divisi Riset Mikroprosesor Strategis BRIN dan tokoh utama dalam Proyek Chip Nasional, dilaporkan tewas dalam insiden perampokan bersenjata. Pemerintah menyatakan kerugian negara diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah. Rangkaian pengembangan Proyek Revitalisasi Pulau Panggang dinyatakan dihentikan sementara.”

"Nak? Kamu gemetaran?"

Suara Profesor Bayu menyadarkan Salsa dari penglihatannya.

Gila. Kematian orang ini... ini bencana nasional!

Salsa panik setengah mati.

"Saya buru-buru!" Profesor Bayu langsung turun tangga dengan tergesa-gesa.

Salsa kalut. Gimana ini?! Dia mengejar sambil menekan nomor darurat yang diberikan oleh Polwan Lenny.

"Halo, Tim Khusus,"—MAMPUS. Itu suara Komandan Rakha!

Salsa tidak peduli lagi. Ia melihat Profesor Bayu masuk ke dalam taksi. Tanpa pikir panjang, ia ikut melompat ke taksi lain.

“Pak, ikutin taksi B 1284 TK di depan!”

Sopir melirik lewat kaca, suaranya pelan seperti sedang membagi informasi penting.

“Neng, taksi yang barusan itu disewa sama bapak tadi. Saya dengar waktu dia ngomong ke sopir, tujuannya ke Kali Adem. Jauh, lho… dari sini bisa enam puluh kilo lebih.”

Ia menoleh sedikit ke arah penumpang.

“Neng juga mau ke Pulau Panggang, ya? Soalnya kalau tujuannya ke sana, pasti turunnya di Kali Adem dulu, baru lanjut kapal cepat dari dermaga.”

"Satu juta! Jalan, nggak?!"

Sopir taksi langsung menginjak gas dalam-dalam. "Siap Neng! Nih Lihat skill Ane nyetir!"

"Komandan Rakha!" Salsa berteriak di telepon. "Ada tiga berandalan mau rampok Profesor Bayu Nugroho di Pulau Panggang! Mereka bawa pisau!"

"Kapan?!" suara Rakha menajam.

"Begitu dia turun dari taksi!"

"Kamu tahu dari mana?"

...Sial. Pertanyaan itu datang juga.

Salsa nekat. "Percaya atau nggak, mata saya bisa melihat adegan nasib buruk orang!"

Hening sejenak. Taksi melaju kencang di jalanan.

"Komandan Rakha! Tolong percaya! Kalau bohong, saya, Salsa Liani, yang tanggung semua! Biar saya disambar petir, rambut rontok, berat badan naik—"

"STOP! Saya percaya."

Napas Salsa tercekat.

"Tapi setelah ini, kamu harus jelasin semuanya," kata Rakha dingin. "Sebutkan ciri-ciri mereka."

Salsa memejamkan mata. "Satu, tinggi kurus, rambut pirang, anting tiga di telinga kiri. Dua, pendek kekar, tato ular di lengan kanan. Tiga, pakai masker hitam, alisnya ada bekas luka..."

Komandan Rakha terdiam. Deskripsi yang diberikan Salsa terlalu detail dan spesifik. Nggak mungkin bohong.

"Saya hubungi Pos Polisi Pulau Mahkota sekarang."

... Tapi, di markas besar, atasan Rakha ragu. "Rekan Rakha, sumber informasi Anda... bisa dipercaya?"

1
Lala Kusumah
nah loh....
Tini Rizki
keren bikin penasaran lanjut Thor
Lala Kusumah
Alhamdulillah Salsa, rezeki anak Sholehah 🙏🙏👍👍😍😍
...cienta kamyu...
lanjut thoorr...semangat yaa
sahabat pena
syukurlah si playboy petra selamat 🤣🤣🤣🤣dag dig ser itu dihadapkan sama makanan dan minuman yg beracun
Lala Kusumah
alhamdulilah semua selamat, tegaaaanng pisan 🫣🫣😵‍💫😵‍💫🙏🙏👍👍
hebaaaaaatt Salsa 👍👍👍
Lala Kusumah
ikutan tegaaaanng kalau Salsa lagi mode on begitu 🫣🫣😵‍💫😵‍💫
sahabat pena
huhuhu up nya kurang byk kak.... lagi seru yeuh 🤣🤣🤣✌
Lala Kusumah
sukses selalu bang Surya 👍👍👍
Reni Syahra
kerenn bangett eksekusinya..
lanjutt thor💪
ganbatteee😍
Lala Kusumah
semangat Salsa 🙏🙏💪💪👍👍
saniati Amat
semangat trs thor,jgn lupa jg ksehatn,ditunggu up slanjutnya💪💪💪💪
renren syahra
up nya jng lama2 dong thor
sahabat pena
Luar biasa
Lala Kusumah
bakat Salsa emang hebaaaaaatt n kereeeeeennn 👍👍👍
Lala Kusumah
cepat tolong kakakmu Salsa 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
syukurlah
Melody Aurelia
bos gurem nih😄
Melody Aurelia
emang enak kalo kantong penuh
Melody Aurelia
keren loh 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!