NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NADIN DAN RINA PULANG

Nadin berjalan ke luar ruangan dan di ikuti oleh papanya di belakang. Seakan tidak memiliki tenaga Nadin berjalan dengan lunglai menuju tempat parkiran. Papanya yang memperhatikan dari belakang hanya menghela nafas, ia tahu bagaimana perasaan anaknya jika Reno sedang sakit seperti ini  melihat dulunya saat masih tinggal satu rumah mereka ini sangat saling manja satu sama lain. Tanpa Pak Jhovan sadari jika hubungan rumah tangga anaknya sedang tidak baik-baik saja.

Pada pagi harinya Reno baru menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan bisa di ketahui melalui hasil pemeriksaan jika Reno mengalami infeksi paru-paru akibat bakteri. Nadin sedikit tidak percaya akan hasilnya karena dari yang ia tahu suaminya itu sangat menjaga sekali kesehatan tubuhnya, ia bahkan sama sekali tidak pernah merokok dan juga pilih-pilih makan sehat yang ia makan. Bahkan karena sifatnya yang begitu hati-hati pada tubuhnya sehingga membuatnya jarang sekali sakit.

Karena hal tersebut Reno terpaksa harus menjalani rawat inap untuk beberapa hari. Pagi tadi kedua orang tuanya dan juga adiknya baru sampai di rumah sakit sekitar jam 4 pagian, Rani yang baru kali ini melihat kakaknya sakit sampai harus di rawat terus-terusan menangisinya.

Mereka secara bergantian menggantikan Nadin menjaga Reno, sehingga Nadin bisa sesekali pulang untuk mengecek rumah. Seperti malam ke tiga ini, Bu Ninik yang melihat menantunya itu lesu karena kemarin malam sama sekali tidak bisa tidur saat menunggui suaminya di minta untuk pulang dulu dan istirahat di rumah saja. Awalnya Nadin menolak tapi Bu Ninik terus memaksanya karena ia juga kasihan melihat menantunya yang sesekali menangisi keadaan Reno.

Nadin akhirnya menyetujuinya dengan syarat Rina harus ikut pulang sehingga yang tersisa di rumah sakit hanya Bu Ninik dan Pak Bambang saja. Mereka berdua pulang menaiki mobil yang di setir oleh Rina, sesekali mereka berbincang untuk membuang jenuh.

“Kak, emang sebelumnya Kak Reno pernah nunjukin gejala sakit?” Pertanyaan Rina untuk mengawali pembicaraan di dalam mobil.

“Dua kali aku melihatnya muntah-muntah tapi aku juga tidak tahu itu disebabkan karena apa, dia bilang Cuma masuk angin biasa.” Jawab Nadin tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan depan yang lumayan padat kendaraan.

“Aneh, aku tau betul kakak itu orang yang sangat teliti dengan kesehatannya sendiri tapi kok bisa-bisanya sekarang sampai sakit separah ini.” Rina melirik ke arah kakak iparnya yang memandang kosong ke depan.

Tidak ada jawaban dari Nadin, ia lebih nyaman dengan pemikiran runyamnya sendiri. Rina tentu mencium ada kejanggalan pada kakak iparnya ini, pasalnya sedari ia datang di rumah sakit kemari ia melihat gelagat aneh dari interaksi kedua kakaknya itu. Mereka terkesan dingin dan jarang berbicara satu sama lain sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat sebelumnya saat terakhir kali mereka bertemu waktu pulang menjenguk ibunya yang habis jatuh waktu itu.

Ingin rasanya Rina menyayangkannya langsung pada kakak iparnya ini, tapi melihatnya yang seperti ini menjadi urung dan memilih diam saja.

Mereka berdua baru saja sampai di rumah, Rina yang baru turun dari mobil celingukan untuk melihat rumah baru kakaknya itu. Sepi, itu yang terlintas di pikiran Rina karena memang saat ini tidak ada siapapun yang ada di rumah. Nadin lebih dulu masuk sedangkan Rina mengekor di belakang.

Setelah semua lampu di nyalakan, Nadin menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tengah menyusul Rina yang sudah lebih dulu duduk. Tubuhnya terasa remuk semua, rasa lelah sudah tidak mampu lagi ia tutupi.

“Kak, katanya kamu punya pembantu?” Rina bertanya-tanya karena sejak tadi ia sama sekali tidak melihat kehidupan di rumah ini.

“Dia Cuma kerja sampai jam 5 sore saja, malamnya dia pulang.” Jawab Nadin dengan mata terpejam. “Kamu mandi dulu gih, biar kakak siapin makan malam. Masak pasta aja mau kan?” Imbunya menatap adik iparnya itu yang terlihat sama lesunya.

“Engga apa-apa, aku mandi dulu kalo gitu Kak,” Rina berdiri dan berjalan menuju ke arah kamar mandi.

Setelah menjawab adik iparnya dengan deheman Nadin kembali menutup matanya sebentar, dua hari ini ia selalu mendoakan suaminya di dalam hati semoga Reno cepat sembuh dan setelah itu ia kembali lagi menjadi suaminya yang dulu. Ternyata membangun rumah tangga tidak semudah bayangannya, tapi ia berpikir ujiannya kali ini terlalu berat, Nadin bahkan ragu apakah rumah tangganya bisa seperti dulu lagi setelah melihat perlakuan Reno yang sekarang. Yang ia takutkan jika suaminya itu sudah tidak lagi menyayanginya atau karena ia yang masih belum memberikannya keturunan.

Tanpa sadar air mata Nadin meluruh melewati pipi, satu tahun labih usia pernikahannya tapi sampai sekarang masih belum di karuniai keturunan juga. Sering Nadin mengatakan keresahannya pada suaminya tapi ia selalu menjawab untuk terus bersabar. Awalnya Nadin memang sudah tidak lagi memusingkan hal itu tapi saat melihat perubahan sifat Reno yang sekarang ia menjadi bertanya-tanya apakah ini juga menjadi salah satu retaknya hubungan mereka.

Tidak ingin ketahuan oleh adik iparnya, ia buru-buru menghapus sisa air mata dan memilih berdiri untuk membuat makan malam. Di saat Nadin yang tengah merebus air untuk memasak spageti instan, dari pintu kamar mandi terlihat Rina yang keluar haya dengan handuk yang melilit tubuhnya.

“Kak, aku pinjam bajunya,” panggil Rina yang masih berdiri di depan pintu toilet.

“Aduh, nanggung ini Rin, nanti kalo aku tinggal bisa lembek mienya. Tunggu sebentar, kamu duduk di situ dulu aja.” Tunjuk Nadin ke arah kursi meja makan dengan menggunakan garpu.

“Ishh kakak,” Meski menggerutu tapi Rina menurut dan memilih duduk di kursi meja makan dengan handuk yang menutupi tubuhnya.

“Ya, kamu sih, engga bawa ganti dari luar sekalian.” Jawab Nadin dengan sedikit tertawa.

“Ih, kan Kakak juga engga ngingetin,” Rina melipat ke dua tanggannya di atas meja.

Rina memperhatikan sekitar, meski pencahayaannya terang tapi entah mengapa ia merasakan sedang berada di ruangan yang suram. Sambil menunggu kakak iparnya itu selesai dengan mie instan yang sedang ia buat, Rina memilih ikut berdiri dan melihat lebih jelas ruangan dapur.

1
Wiwit
lanjuttttt
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!