Mengetahui suaminya telah menikah lagi dan mempunyai seorang anak dari perempuan lain, adalah sebuah kehancuran bagi Yumna yang sedang hamil. Namun, seolah takdir terus mengujinya, anak dalam kandungannya pun ikut pergi meninggalkannya.
Yumna hampir gila, hampir tidak punya lagi semangat hidup dan hampir mengakhiri hidupnya yang seolah tidak ada artinya.
Namun, Yumna sadar dia harus bangkit dan hidup tetap harus berjalan. Dia harus menunjukan jika dia bisa hidup lebih baik pada orang-orang yang menyakitinya. Hingga Yumna bertemu dengan pria bernama Davin yang menjadi atasannya, pria dengan sebutan sang cassanova. Yumna harus bersabar menghadapi bos yang seperti itu.
Davin, hanya seorang pria yang terlanjur nyaman dengan dunia malam. Dunia yang membuatnya tidak terikat, hanya menikmati semalam dan bayar, lalu pergi tanpa keterikatan. Namun, setelah hadir Sekretaris baru yang cukup ketat karena perintah ayahnya, dia mulai memandang dunia dengan cara berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulang Tahun Alvino
Hari dimana acara ulang tahun Alvino, Yumna sudah bersiap dengan gaun malamnya yang indah. Ada sebuah paper bag di tangannya, hadiah untuk Alvino yang dia beli kemarin. Tentu bukan hadian yang mahal seperti yang dibeli oleh Davin. Tapi tidak begitu murah juga, karena Yumna juga malu jika memberikan hadiah yang terlalu murah.
Davin menatap wanita yang terlihat berbeda malam ini, Yumna menggunakan sedikit riasan yang lebih tebal, namun tidak begitu mencolok. Rambutnya di gulung rapi dengan beberapa helai di sisakan di dekat telinganya.
"Ayo Pak, kita berangkat sekarang. Nanti acaranya keburu dimulai"
Davin langsung mengerjap, mengangkat alisnya karena cukup kaget. Tadi dia hanya terpesona dengan kecantikan Yumna. Davin meraih tangan kanan Yumna dan menggandengnya, tanpa sempat dia menolak.
Yumna menatap tangannya yang di gandeng oleh Davin, terasa cukup menegangkan hingga hatinya kembali berdebar. Pria ini memang sering sekali bersikap yang membuat Yumna kebingungan. Bahkan saat sudah berada di basement Apartemen, Davin juga membukakan pintu untuknya. Semua sikapnya ini membuat Yumna bingung. Seorang atasan tidak seharusnya bersikap berlebihan seperti ini pada bawahannya.
"Pakai sabuk pengamannya"
"I-iya Pak"
Mobil melaju, dan Yumna masih merasa gugup dan tegang hanya karena sikap Davin. Padahal waktu itu dia sudah memesan cincin untuk melamar calon istrinya, dan sekarang bersikap seperti ini padaku. Memang benar-benar seorang cassanova.
Ketika sampai di rumah Bara dan Shafa, Yumna langsung turun dari mobil. Ini pertama kalinya dia datang ke rumah Shafa dan Bara. Melirik ke arah Davin yang wajahnya berubah dingin, membuat Yumna selalu bertanya-tanya apa saja yang dia rahasiakan dalam hatinya, hingga sulit sekali menerima kenyataan jika Shafa adalah adiknya sendiri, meski beda ibu.
Melihat wajah Davin yang tidak bersahabat, membuat Yumna berinisiatif untuk merangkul lengan Davin. Mengajaknya untuk segera masuk ke dalam rumah ini, karena sepertinya sudah banyak tamu udangan yang datang.
"Ayo kita masuk, Pak. Sudah banyak orang juga sepertinya"
Davin menoleh pada Yumna, menatapnya yang juga sedang mendongak menatap Davin. Seketika pandangan mereka beradu hanya untuk beberapa detik saja, Davin tersenyum tipis. Mereka melangkah masuk ke dalam rumah, benar saja jika sudah ada beberapa tamu undangan yang datang. Meski memang acara ini cukup sederhana, hanya mengundang beberapa orang yang dekat saja. Karena Alvino yang belum sekolah, jadi dia belum punya teman sekolah untuk di undang ke acara ulang tahunnya.
"Yumna" Irena menghampiri sahabatnya yang sudah cukup lama tidak bertemu, hanya berkabar lewat telepon saja. Terakhir kali bertemu adalah saat Yumna pergi ke rumah Irena beberapa minggu yang lalu. "Aaa.. Kangen banget, capek banget ya kerja mulu. Sampe kita gak ada waktu main berdua gitu, jalan-jalan"
Yumna terkekeh pelan, dia memeluk Irena. Sebenarnya dia juga merindukan sahabatnya ini. Karena memang hanya Irena teman baiknya selama ini.
"Kapan ya? Kita buat acara dulu deh. Soalnya aku sibuk mengawasi Pak Davin" bisik Yumna.
Irena langsung menatap Davin yang sedang mengobrol dengan ... Andreas. Tentu saja orang itu akan di undang juga, karena teman baiknya Bara. Sementara Irena di undang karena berteman dengan Shafa. Yumna ikut menyadari arah pandang Irena. Langsung menyenggol siku Irena.
"Bagaimana? Masih belum moveon juga?"
Irena menatap Yumna dengan wajah cemberut, membuat Yumna langsung menepuk-nepuk bahunya untuk memberikan kekuatan, tapi wajahnya tersenyum seperti mengejek.
"Ayolah, cari yang lain. Pasti kamu bisa menemukan yang cocok dan bisa sayang kamu dengan tulus"
"Tapi Yum, akhir-akhir ini tiba-tiba dia hubungi aku lagi. Tanpa alasan apapun"
"Loh, memangnya dia tahu nomor baru kamu?"
"Yah, itu dia. Entah darimana dia tahu. Tapi kalau cuma nomor ponsel baru, untuk orang seperti dia pasti mudah di dapatkan sih. Bener gak?"
"Iya juga sih" Yumna mengangguk setuju, mengingat Andreas adalah temannya Davin. Tentu saja mereka pasti mempunyai keahlian yang sama.
Acara dimulai, kue ulang tahun dengan lilin angka 3 sudah berada di depan Alvino dan kedua orang tuanya. Musik ulang tahun ber-alun indah. Ketika Alvino sudah meniup lilin, semua orang bertepuk tangan. Shafa dan Bara langsung mencium kedua sisi pipi anak mereka. Kilatan cahaya dari kamera yang mengambil momen itu menjadi pengisi ruangan yang ramai ini. Satu persatu memberikan hadiah untuk Alvino, Yumna pun sudah memberikan hadiahnya.
"Terima kasih Tante Yumna" ucap Shafa, menggantikan anaknya untuk mengucapkan terima kasih. "Terima kasih juga karena sudah membuat Kak Davin mau datang ya, Yum"
Yumna tersenyum dan mengangguk, dia juga ikut senang jika melihat saudara kakak beradik ini berhubungan baik seperti selayaknya.
"Iya Sha, sama-sama. Semoga hubungan kalian bisa semakin baik ya"
Yumna menghampiri Davin yang duduk sendirian di sofa dekat jendela dengan ditemani segelas minuman. Yumna duduk di sampingnya. Melihat semua orang menghampiri Alvino untuk mengucapkan selamat ulang tahun, tapi tidak dengan Davin.
"Pak Davin tidak mau mengucapkan selamat pada Alvino?"
"Aku sudah membelikan dia hadiah, jadi sudah cukup mewakilkan"
"Tetap berbeda dong, itu hanya sebuah barang. Pasti Alvino akan lebih senang jika mendapatkan ucapan selamat ulang tahun langsung dari Omnya"
Davin meminum sisa minuman di gelasnya hingga tandas. Menoleh pada Yumna, melihat wanita itu yang begitu ingin Davin mengucapkan selamat ulang tahun pada keponakannya.
"Semua orang sudah mengucapkannya, jika aku tidak, seharusnya tidak masalah"
Yumna menghela napas pelan, dia berdiri dan menarik tangan Davin untuk ikut berdiri. "Ayo berikan ucapan selamat ulang tahu untuk Alvino. Dia pasti senang, ayolah Pak Davin, jangan keras kepala begini"
"Hey, kau mulai berani padaku ya?" Davin terpaksa berdiri karena terus ditarik oleh Yumna. "Mau aku potong gajimu?"
"Terserah anda deh, yang penting sekarang ayo pergi temui Alvino" Yumna menarik tangan Davin untuk menuju Alvino. Adegan itu tentu saja tidak luput dari -orang-orang yang ada disana.
"Seorang Davin tunduk begitu saja dengan sekretarisnya" ucap Bayu sambil bertepuk tangan takjub.
"Bukan sekretarisnya, tapi calonnya" ucap Byan dan Andreas bersamaan.
Bayu langsung menoleh pada kedua temannya dengan kaget. "Jadi, si Davin beneran ingin menikah? Sial, bagaimana bisa?"
"Tentu saja bisa, tinggal menunggu kau untuk segera berhenti jadi cassanova" ucap Byan sambil menepuk-nepuk bahu Bayu. Seolah memberikan sebuah nasihat.
Yumna melepaskan tangan Davin saat mereka sudah sampai di depan Alvino. Melirik ke arah Davin yang malah berdiri diam dengan wajah datar.
"Kak Davin, terima kasih ya sudah datang" ucap Shafa, tidak bisa menutupi rasa bahagianya karena Kakaknya mau datang ke acara ulang tahun anaknya.
"Alvino sini sebentar, Om Davin mau mengucapkan selamat ulang tahun sama Alvino" ucap Yumna begitu lembut, anak kecil itu langsung berjalan menghampiri Yumna.
Davin malah bingung harus bagaimana dia memulai percakapan dengan anak kecil ini. Yumna yang menyenggol lengannya, dan memberikan kode dengan gerakan matanya jika Davin harus berbicara sekarang dengan Alvino.
Dengan wajah dingin yang sedikit kebingungan itu, Davin mengulurkan tangannya pada Alvino. "Selamat ulang tahun"
Semua orang dibuat melongo dengan sikap Davin kali ini. Alvino juga hanya diam dengan bingung menatap tangan yang terulur itu. Sampai Yumna yang mencoba mencairkan suasana.
"Alvino ayo ikut Tante dan Om ya, kita kesana" Yumna menggendong Alvino dan menarik tangan Davin untuk ikut bersamanya. Adegan itu sungguh seperti seorang istri yang menarik tangan suaminya dengan kesal.
"Si Davin ini, memang tidak ada jiwa-jiwa seorang Ayah ya" Plak.. Geplakan keras di belakang kepalanya membuat Bayu mengaduh. Dia menatap Andreas dengan bingung. "Kenapa kau memukul kepalaku, sialan!"
"Kau juga harus sadar diri, karena kau juga tidak ada sama sekali jiwa seorang Ayah"
"Cih, sialan!"
Bersambung
Beberapa hari ini gue gak misuh misuh.. Pokoknya yang nabung bab gue sleding!
ya benar tuh saran dari bara...
ngambek kan yumna... smngt ya smg yumna luluh 😁😁😁
tau kan Davin tidak di perhatikan oleh
ibu dan papa nya Yo di maklumi jangan
langsung gagal nikah lihat sayang
luar biasa' menolongmu Tampa ingat
dirinya terbuka rela menolongmu ingat
jangan menjadi merasa di sakiti atau
apalah
butuh ruang butuh penyesuaian diri
tidak seperti itu Ak ga setuju' taukah
kamu Davin begitu menyedihkan di satu
sisi itu ibunya di satu sisi ibunya menye
bahkan menghilangkan nyawa orang lain
jadi jangan seolah kamu yang tersakiti
ada sebab musababnya Jangan asal
menuduh Davin bisa bangkit Karena
kamu bisa mengambil hati nya tetapi.
jangan di hakimi,,,
apapun masa lalu nya asalkan saat ini yang dulu jahat menjadi baik yang dulu
tukang selingkuh sekarang sudah insyaf
pokonya banyak jalan menuju kebaikan
😁🥰❤️👍 ok Davin Yumna jalan kan
hidup sebaik mungkin selagi ada waktu,