Bagi Aditya, Reina bukan sekadar kekasihnya tapi ia adalah rumahnya.
Namun dunia tak mengizinkan mereka bersama.
Tekanan keluarga, perjodohan yang sudah ditentukan, dan kehormatan keluarga besar membuat Aditya terjebak di antara tanggung jawab dan juga cinta.
Dalam keputusasaan, Aditya mengambil keputusan yang mengubah segalanya. Ia nekat menodai Reina berkali kali demi bisa membuatnya hamil serta mendapatkan restu dari orang tuanya.
Cinta yang seharusnya suci, kini ternodai oleh ketakutan dan ambisi. Mampukah Aditya dan Reina mengatasi masalah yang menghalang cinta mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Reina melengkungkan tubuhnya ke atas saat bibir Aditya mengulum puncak bukit kembarnya secara bergantian, menggantikan tangan suaminya itu. Setiap sentuhan, rasa, sensasi, semuanya terasa makin kuat dibanding sebelumnya. Reina mencintai Aditya, dan memuja Aditya sama seperti yang laki laki itu rasakan padanya.
Ia butuh kekuatan untuk menghadapi sentuhan yang luar biasa memabukkan nya. Namun, saat tangan Aditya menyusup ke balik kain lembut yang membungkus mahkota kehormatan Reina, Reina sadar kalau permainan cinta Aditya baru dimulai. Aditya membelai mahkota kehormatan Reina seirama dengan ia menyentuh salah satu bukit kembar Reina di tangannya yang lain dan meremasnya dengan menggoda.
Segala pertimbangan untuk bercinta pelan pelan muncul dari benak Aditya saat Reina memeluknya. Dengan kendali diri yang masih tersisa, Aditya akhirnya melepaskan bikini yang dikenakan oleh Reina sekaligus sisa pakaiannya sendiri.
Tanpa berpikir panjang, Aditya langsung menghampiri Reina dan mengarahkan kepemilikannya masuk ke dalam mahkota kehormatan Reina, membuat istrinya itu memeluk tubuhnya dengan erat.
"A-adityaaa" teriak Reina dengan napasnya yang tersengal-sengal.
Aditya menggerakkan pinggulnya ke atas kebawah ketika ia mencoba membuat kepemilikannya masuk semakin dalam ke dalam mahkota kehormatan Reina. Dan saat laki laki itu berhasil melakukannya, ia langsung mempercepat ritme bercintanya terhadap Reina sementara mulutnya tidak henti hentinya menyusu pada puncak bukit kembar milik Reina secara bergantian hingga membuat wanita itu menjerit keras.
"A-adityaaa, aaahhhh kendalikan dirimu, aaahhhh."
Namun Aditya tidak menjawab, ia justru semakin menjadi saat bercinta dengan Reina, membuat ranjang yang mereka tiduri berderit dan bergerak saat ia menggempur mahkota kehormatan Reina.
Sementara itu di sisi lain, Alisha yang sudah menunggu kedatangan suaminya yang hampir satu jam lamanya, akhirnya dibuat kesal dan marah saat laki laki itu tak kunjung datang ke kamar pengantinnya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar pengantinnya untuk mencari tahu kemana Aditya saat ini.
Alisha yang masih belum mengetahui setiap letak ataupun sudut dari kediaman Wiranegara, akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pelayan yang masih bekerja, membersihkan sisa acara pernikahan.
"Hey kau, kemari." Panggil Alisha dengan alisnya yang sedikit terangkat karena kesal dan membuat pelayan itu langsung mendekati Alisha tanpa banyak bicara.
"Iya nona, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu dengan sopan.
"Apakah kau tahu, dimana Aditya suamiku berada sekarang?" Tanya Alisha dengan cepat dan membuat pelayan itu menunduk karena tak berani menatap wajah Alisha secara langsung.
"T-tuan Aditya, Dia ada di dalam kamar pengantin nona Reina, nona. Anda bisa mencarinya disana." Ucap pelayan itu yang membuat Alisha mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya hingga buku buku jarinya memutih.
Alisha tak percaya kalau selain tidak mencintainya, Aditya juga tidak bisa menghargai keberadaannya sebagai istri dari laki laki itu. Dan perempuan kampungan dan kotor itu, selalu menjadi pemenang di hati Aditya. Alisha tidak bisa terima, jika dirinya kalah dalam semua hal dari Reina. Alisha berpikir untuk secepatnya merebut hati Aditya agar ia bisa mempertahankan apa yang ia miliki dan harus ia miliki di kediaman ini.
Dengan nada suaranya yang terdengar dingin dan menahan amarah, Alisha akhirnya meminta kepada pelayan itu untuk mau mengantarnya menuju ke kamar pengantin Reina, membuat pelayan itu mau tak mau mengantar Alisha kesana meski ia sempat ragu.
/Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/