NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Setelah Xera keluar, masuk notifikasi dari ponsel nya dan itu dari Max.

Disana Max mengirimkan semua informasi pribadi tentang Xera dan keluarga nya.

Juan yang belum membaca pun akhirnya keluar menuju ruangan Lucane.

"Permisi tuan, ini data yang anda minta tentang wanita yang menyelamatkan anda" ucap Juan memberikan Tablet nya

"Bacakan" perintah Lucane yang memang masi sibuk dengan layar komputer nya

Juan pun membaca kan semua nya

"Xera Abilene Johnson, berusia 24 tahun kedua orang tua nya baru saja meninggal akibat kecelakaan dan dia memiliki kakak angkat bernama Alexi Johnson namun semua harta keluarga nya di kuasai oleh Alexi dan Xera di usir dari rumah nya sendiri" ucap Juan Lalu Juan pun tersadar

"Xera" ulang nya

Lucane pun memandang Juan dengan tatapan penuh tanya

"Aku baru saja mewawancarai nya tuan, dia melamar kerja di perusahaan kita" ucap Juan

"Apa kau yakin orang yang sama" tanya Lucane

"Tentu tuan aku yakin sekali ini dia orang nya" ucap Juan

Seketika Lucane pun diam lalu sedikit tersembunyi tipis,

"Baiklah, terima dia bekerja di perusahaan ini. Katakan pada nya besok sudah mulai bekerja" ucap Lucane datar

Juan pun tidak heran akan hal ini, dia pun langsung setuju untuk segera menghubungi Xera agar bisa bekerja besok.

"Baiklah akan aku hubungi sekarang juga" ucap Juan Lalu keluar dari ruangan Lucane.

Namun sebelum itu Lucane meminta Juan menyelidiki latar belakang kakak angkat Xera.

* * * *

Pagi itu, Xera berdiri di depan gedung pencakar langit SMITH GROUP. Matanya menatap ke atas, mengikuti garis tegas arsitektur yang menjulang ke langit, seakan mencoba membaca masa depannya di balik dinding kaca itu. Kagum dan sedikit gugup.

Dia menarik napas panjang, menenangkan detak jantungnya yang tak mau kompromi, lalu melangkah masuk dengan setelan formal sederhana, tapi rapi.

Beberapa karyawan yang lalu-lalang meliriknya. Ada yang sekadar penasaran, ada juga yang menatap dengan sorot menilai.

Xera hanya membalas dengan senyum tipis dan sopan, menutup rapat kegugupan yang menggelayut di balik raut tenangnya.

Dia sudah mendengar banyak rumor tentang atasannya. Lucane Jacque Smith. CEO muda yang tampan, kaya, dan konon sedingin salju di kutub.

Bahkan, beberapa pegawai senior di sini bersumpah belum pernah melihat lelaki itu tersenyum. Dan hari ini, Xera akan bekerja langsung di bawah komando pria itu.

Langkah Xera terhenti di depan meja resepsionis yang didominasi marmer putih dan ornamen logam hitam.

Modern, dingin, dan berkelas cerminan perusahaan ini. Seorang wanita dengan penampilan profesional menyambutnya dengan senyum tipis.

“Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya ramah.

“Selamat pagi. Saya Xera Abilene. Hari ini hari pertama saya. Saya diminta langsung melapor ke lantai 41,” jawab Xera dengan suara tenang, walau telapak tangannya mulai basah.

Wanita itu mengetik cepat, lalu mengangguk.

“Ya, Anda Sekretaris baru. Silakan naik” ucap wanita itu

“Terima kasih.”

Xera melangkah ke lift. Jantungnya kembali berdetak tak beraturan saat tombol 41 menyala.

Begitu pintu terbuka, aroma khas kopi premium dan wangi ruangan ber-AC langsung menyambutnya.

Desain interior lantai itu tampak berbeda dari lantai bawah lebih sunyi, lebih privat, dan terasa dingin.

Hampir seperti memasuki wilayah kekuasaan seseorang yang tidak sembarangan.

“Xera Abilene?” suara pria lembut namun tegas memanggilnya.

Seorang pria berkacamata, mengenakan jas abu-abu tua, menghampiri. Senyumnya ramah.

Tentu saja Xera langsung mengenali nya

“Apa masi ingat, saya Juan asisten Mr. Smith" ucap Juan ramah

"Ah tentu saja tuan" ucap Xera ramah

"Baiklah, Ikuti saya, Ruang kerja kamu sudah disiapkan.” Ucap Juan

“Terima kasih,” ujar Xera cepat-cepat.

Mereka berjalan melewati barisan meja-meja luas, layar monitor besar, dan suasana kerja yang tenang namun terasa tegang.

Beberapa kepala menoleh, memperhatikan Xera dengan ekspresi datar.

Lalu, tanpa aba-aba, pintu kaca di ujung lorong terbuka otomatis.

Seorang pria keluar sambil berbicara di ponsel. Wajahnya serius, dagunya tegas, dan sorot matanya tajam. Setelan hitam yang dikenakannya nyaris seperti armor. Tatapannya sempat bertemu dengan Xera sejenak saja dan itu cukup membuat napasnya tercekat.

Lucane Jacque Smith.

Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya pandangan singkat yang menusuk, lalu kembali ke ponselnya sambil melangkah pergi.

Namun yang tidak semua orang sadari, lucane sedikit tersenyum saat mengetahui jika Xera sudah masuk kerja.

Xera berdiri kaku di tempatnya. Jantungnya berdentum. Itu hanya dua detik. Tapi cukup untuk membuatnya sadar dia telah melangkah ke dunia yang sangat berbeda dari yang pernah dia kenal.

* * * *

Hari pertama Xera berlangsung cukup tenang hingga menjelang siang.

Dia sedang membawa beberapa dokumen dari ruang rapat saat tanpa sengaja seseorang dari belakang menyenggol lengannya cukup keras.

Kertas-kertas itu terjatuh berceceran di koridor. Beberapa rekan yang lewat hanya menoleh sebentar tidak satu pun membantu.

“Oh, maaf. Tidak sengaja,” ucap suara perempuan di belakangnya, terdengar sedikit terlalu puas.

Xera menoleh dan melihat dua wanita berdiri di sana. Salah satunya mengenakan rok pensil ketat dan sepatu hak tinggi merah tatapannya tajam, mulutnya tersenyum sinis.

“Kalau baru masuk, sebaiknya hati-hati. Koridor ini sempit, bisa bahaya kalau ada yang ceroboh,” lanjutnya dengan nada menusuk.

Xera menahan diri untuk tidak menanggapi. Dia menunduk memunguti kertasnya.

“Ada-ada saja. Katanya rekrutan baru ini recommended langsung dari pusat?

Hmm recommended atau rekomendasi pribadi, ya?” bisik si perempuan lain yang berdiri di sampingnya.

Cukup keras untuk didengar.

Mereka tertawa kecil. Xera mengatupkan rahangnya, lalu berdiri dan melangkah pergi.

Tidak ada gunanya meladeni.

Namun yang tidak mereka sadari, dari balik dinding kaca ruang kerja yang sedikit terbuka, Lucane melihat semua itu.

Dia berdiri diam di balik mejanya, masih menggenggam ponselnya yang belum dia angkat. Matanya mengikuti sosok Xera yang menjauh tanpa satu kata pun dibalas.

Wajahnya tetap datar, tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Tapi napasnya sempat tertahan.

Beberapa menit kemudian, Juan masuk ke ruangannya membawa laporan.

“Juan,” ujar Lucane, singkat.

“Ya, tuan?”

“Pastikan sekretaris kita menerima briefing internal dengan benar. Dan buat evaluasi ulang terhadap tiga staf senior dari tim Devisi Strategi. Minggu ini.”

Juan mengangkat alis, sedikit terkejut, tapi langsung mengangguk.

“Baik, Sir.”

Di ruang kerjanya yang jauh dari keramaian, Lucane kembali menatap ke luar jendela. Dia bukan pria yang mudah tergerak oleh hal kecil.

Tapi perempuan itu, sejak pertama kali Xera menolong nya pria itu memiliki perasaan yang dia sendiri tidak mengetahui nya.

* * * *

Setelah semua pekerjaan selesai Xera pun keluar dari ruangan nya yang kebetulan ruangan Juan dan Xera sama dan di samping ruangan Lucane.

Tentu saja Xera lebih sering berinteraksi dengan Juan dan hal itu membuat beberapa dari karyawan memandang nya tidak suka, terlebih Xera gadis yang sangat cantik dan masi muda juga.

Xera pun sampai di apartemen milik Zee, untuk saat ini Zee masi memberikan Xera tempat tinggal.

"Bagaimana apakah kau menyukai tempat kerja mu" tanya Zee penasaran

"Ya begitu lah, selalu saja ada yang tidak menyukai ku" jawab Xera

"Tidak masalah, yang penting kamu kerja dengan baik. Dan hal itu juga wajar terjadi apa lagi kamu cantik" ucap Zee

"Kau benar, aku harus sabar meskipun harus menghadapi banyak orang yang menyebalkan" ucap Xera

"Tenang lah nona, kau harus sabar siapa tahu nanti kau yang menjadi nyonya di perusahaan itu kau bisa langsung memecat mereka semua yang menyebalkan" ucap Zee Tertawa

"Kau terlalu banyak nonton drama Zee" kekeh Xera.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!