NovelToon NovelToon
Rumah Hantu Batavia

Rumah Hantu Batavia

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri
Popularitas:844
Nilai: 5
Nama Author: J Star

Dion hanya ingin menuntaskan misinya di Rumah Hantu Batavia, tapi malam pertamanya di penginapan tua itu berubah menjadi teror yang nyata. Keranda tua terparkir di depan pintu, suara langkah basah menggema di lorong, keran bocor, pintu bergetar, dan bayangan aneh mengintai dari balik celah.

Saat ponselnya akhirnya tersambung, suara pemilik penginapan tidak kunjung menjawab, hanya dengkuran berat dan derit pintu yang menyeret ketakutan lebih dalam. Sebuah pesan misterius muncul, “Hantu-hantu yang terbangun oleh panggilan tengah malam, mereka telah menemukanmu.”

Kini Dion hanya bisa bersembunyi, menggenggam golok dan menahan napas, sementara langkah-langkah menyeramkan mendekat dan suara berat itu memanggil namanya.

”Dion...”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkah atau Kutukan

Dion menatap layar tablet dengan konsentrasi penuh, Roda Nasib yang semula berputar cepat mulai melambat, hingga akhirnya jarum berhenti pada salah satu segmen.

“Roda Nasib selesai diputar. Selamat! Kamu memenangkan Item Spesial Langka, Surat Cinta Terkutuk. (Peluang Menang, tiga per seribu)!”

Matanya terbelalak, pipinya pucat seputih abu. Saat tubuhnya terjun dari gedung, namanya seketika menjadi sebuah tabu di lingkungan sekolah. Dengan sepatu dansa merah dan seragam yang berlumuran darah, keberadaannya berubah menjadi bisikan panik yang tidak pernah diucapkan lantang. Orang-orang berpura-pura ia tidak pernah ada… sampai suatu hari, seseorang kembali menerima surat cintanya.

Mendapatkan Makhluk Gaib pada Putaran Keberuntungan pertamamu, kamu membuka Judul Langka, Kesayangan Para Arwah. Saat judul itu digunakan, ada kemungkinan kamu akan menerima bantuan dari para arwah.

Melihat informasi di layar, Dion merasa kepalanya berputar. ’Surat Cinta Terkutuk? Peluang tiga per seribu? Kesayangan Para Arwah? Sebelum menyelesaikan masalah makhluk di dalam cermin, sekarang aku diberkahi dengan yang lain? Aku bahkan tidak tahu harus merasa beruntung atau sial.

Sesaat, ia menyesal telah mengucapkan kata-kata buruk sebelum memutar roda. ’Dion, kendalikan dirimu! Ini belum tentu akhir dunia. Mendapatkan makhluk gaib bukan berarti ia akan muncul seketika. Masih ada waktu untuk mengatasi ini… mungkin aku harus menyalakan dupa di gereja terdekat.’

Ia memasukkan tablet ke dalam tas, saat melakukannya, jari-jarinya menyentuh sesuatu yang terasa seperti kertas. Ia menoleh dan terkejut melihat sebuah amplop kuning pucat menyembul dari tasnya. Dengan rasa tidak enak yang menggelayut di dadanya, Dion menarik surat itu perlahan. Hanya ada satu kalimat sederhana yang tertulis di atasnya, terbuat dari rambut. “Aku menyukaimu.”

Darah Dion terasa berhenti mengalir, ’Sial! Tolong, katakan apa yang kamu sukai dariku, dan aku akan berubah mulai saat ini!’

Seandainya bukan karena materialnya yang mengerikan, tulisan itu mungkin terlihat indah. Namun faktanya, huruf-huruf yang dibentuk dari helaian rambut membuat bulu kuduknya berdiri.

Dion berdiri di depan Paviliun Kanan, memegang surat itu dengan tangan gemetar. Ia bergumam lirih, “Siapa sangka surat cinta pertama yang pernah kuterima dalam hidup, akan menjadi sesuatu seperti ini…”

“Mas! Apa yang Mas gumamkan sendirian di sini?” Suara Dinda terdengar dari belakang. Ia baru saja menyelesaikan perbaikan seluruh properti di Rumah Utama.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya berpikir. Jika seseorang tahu hidupnya akan segera berakhir, apakah sebaiknya ia berhenti mengejar hal-hal duniawi, lalu berusaha meninggalkan satu atau dua perbuatan baik di dunia ini?” Dion mengangkat wajahnya, menatap Dinda yang masih mengenakan riasan mayat. “Misalnya… berusaha menciptakan generasi penerus umat manusia.”

Dion sebenarnya hanya bergumam, namun Dinda menatapnya seolah sedang memikirkan sesuatu yang mendalam. Wajahnya pun berubah serius, tenggelam dalam perenungan.

“Dinda, jangan bilang kamu berpikir untuk mengatakan ya? Terima kasih, tapi aku belum siap. Meskipun begitu, kita sudah bekerja sama untuk waktu yang lama, dan kita memang menjadi tim yang hebat. Kurasa jika kamu bersikeras, aku tidak akan menolak…” Untuk beberapa alasan, Dion merasa dadanya diliputi kegugupan aneh.

Dinda mengerutkan alis, “Bukan itu, Mas. Aku cuma ingin tahu… bagaimana bisa punya dua bayangan yang mengikuti Mas?” Ia menunjuk ke belakang Dion. “Apakah ini hal baru yang Mas ciptakan?”

“Dua… bayangan?” Dion refleks memutar kepala. Matanya terbelalak saat melihat dua bayangan, satu besar dan satu kecil perlahan mendekat, kemudian menyatu menjadi satu sosok.

“Sial!”

Tanpa pikir panjang, ia meraih lengan Dinda dan menyeretnya keluar dari Rumah Hantu.

Dion baru bisa bernapas lega ketika sinar matahari menyentuh kulitnya. Ia menjatuhkan diri di tangga, tanpa memberi Dinda penjelasan sedikit pun.

“Mas… Mas belakangan ini bertingkah aneh, apa ini karena tekanan keuangan?” Dinda duduk di sampingnya, berusaha menenangkan. “Jangan khawatir, aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Ngomong-ngomong, Mas mau makan siang apa? Biar aku belikan.”

Mendengarkan kata-kata penghiburan Dinda, Dion juga tidak tahu bagaimana harus menjawab. Ia hanya bisa memaksakan senyum, “Aku akan makan yang sama sepertimu. Tapi sebelum keluar hapus dulu riasanmu, jangan sampai kamu menakuti petugas kantin.”

Dinda mengangguk, “Aku mengerti.”

Setelah Dinda pergi, Dion kembali mengeluarkan surat cinta itu dari sakunya. ’Aku benar-benar melihat dua bayangan bergabung menjadi satu dengan mata kepalaku sendiri. Jika ini pertanda aku telah dihantui oleh arwah, apakah itu berarti ia kini bersembunyi di dalam bayanganku sendiri?’

Tatapan Dion terpaku pada bayangannya tanpa berkedip. ’Dengan judul Kesayangan Para Arwah, seharusnya aku memiliki peluang untuk mendapatkan bantuan dari mereka. Jika dipikir-pikir, mungkin keberadaan Genderuwo ini tidak seburuk yang kuduga.’

Namun di balik pikirannya yang mencoba menenangkan diri, Dion paham satu hal alasan makhluk itu disebut Genderuwo adalah karena mereka mati dengan membawa kesedihan mendalam. Mereka memancarkan aura dosa dan kutukan. ’Jika aku sedikit saja lengah, bukan tidak mungkin akan berakhir mati di selokan tanpa seorang pun tahu penyebabnya.’

Selesai makan siang, Dion berdiri di depan Rumah Hantu membagikan pamflet kepada pengunjung yang lewat. Jumlah pengunjung cukup banyak, tetapi tidak seorang pun tampak berniat masuk.

Karena bosan menunggu, Dion membuka aplikasi berbagi video di ponselnya, dan menyadari ada beberapa pesan pribadi baru. Setelah menghapus komentar bernada ejekan dan iklan, Dion membalas pesan yang dianggap penting, dan saat itulah menemukan pesan dari Julian.

Pemuda yang selama ini tampak jujur itu secara diam-diam menghubunginya. Julian memberi tahu bahwa forum kampus mereka sedang heboh. Setelah tersebar kabar bahwa Rumah Hantu milik Dion pernah mempermainkan gadis cantik dari jurusan mereka, banyak mahasiswa kini bersumpah ingin meratakan wahana tersebut. Bahkan seseorang telah membuat utas khusus untuk membentuk tim penyerang, dan jumlah sukarelawannya sudah lebih dari beberapa orang.

Dion tersenyum tipis sambil berkomentar lirih, “Senang rasanya menjadi muda.” Namun dalam pikirannya sudah tergambar jelas sekelompok pemuda yang sarat hormon, beramai-ramai masuk ke dalam Rumah Hantu hanya untuk berakhir gemetar ketakutan.

’Setelah aku menyelesaikan Misi Uji Coba ini, mereka semua akan kucoba masukkan ke dalam skenario satu bintang. Biar mereka tahu apa arti ketakutan yang sesungguhnya.’

Pikiran tentang Misi Uji Coba segera membuat Dion menjadi serius, karena hanya memiliki satu kesempatan. Jika gagal, maka peluang untuk membuka skenario tersebut akan hilang selamanya. Ia menatap tablet dengan fokus, berusaha menghafal seluruh informasi yang tersedia.

Mengetahui lawan berarti memenangkan separuh pertempuran. Dengan prinsip itu, hal pertama yang Dion lakukan setelah mengonfirmasi lokasi misi adalah mencari informasi sebanyak mungkin tentang tempat tersebut di internet.

“Apartemen Seroja di pinggiran Jakarta.”

Awalnya, pencarian nama itu tidak menghasilkan apa pun. Namun setelah menelusuri beberapa halaman, Dion akhirnya menemukan sesuatu yang berkaitan sebuah keluhan yang diposting di situs jual-beli properti bekas.

Isi keluhan itu mengejutkan, penjual apartemen diduga menutupi kenyataan bahwa unit tersebut berhantu. Tertulis bahwa setelah cat baru mengelupas, terlihat bekas bercak darah kering. Bahkan setiap malam, apartemen itu dipenuhi bau busuk yang menusuk hidung.

Tidak ada tanggapan dari pihak pengelola, dan keluhan tersebut segera tenggelam di antara utas lain yang lebih menarik. Dion melirik waktu unggahnya, dan itu sembilan bulan yang lalu.

’Menginap semalam di apartemen berhantu sambil mencari seorang pembunuh yang bersembunyi. Sial, ini jauh lebih sulit daripada yang kubayangkan.’

Dion hanyalah seorang desainer mainan, sama sekali bukan ahli investigasi, apalagi bela diri. ’Bagian tersulitnya bukan hanya tinggal di rumah berhantu, yang lebih menakutkan adalah… bagaimana jika pembunuh itu ternyata berada di sebelahku, lalu menyerang di tengah malam?’

1
Gita
Membuat penasaran dan menegangkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!