Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan
"Jadi kamu tinggal disini?" tanya pria itu, begitu sampai di gang kontrakan.
"Ya, paling ujung." saut Kamila bersiap turun dari mobil. Gang yang sempit membuat mobil pria itu tidak bisa masuk sampai depan kontrakan.
"Baiklah, terimakasih sudah mengantar ku."
"Kamu yakin sudah tidak papa, apa aku perlu mengantar mu sampai depan rumah?"
"Aku sudah tidak papa, terimakasih."
Pria itu menganggukkan kepala dan mempersilahkan Kamila turun dari mobilnya. Namun baru beberapa menit Kamila melangkah menuju kontraknya, pria itu turun dari mobil dan menghentikannya.
"Aku belum tau namamu..." pekik pria itu, sehingga Kamila kembali berbalik badan melihatnya.
Pria itu tersenyum dan setengah berlari mendekati Kamila.
"Kita sudah bertemu dua kali, dan aku sudah sampai disini, masa kamu tidak mau memberi tahu namamu," ucap pria itu.
"Aku Kamila."
Jawaban cepat tanpa satupun alasan membuat pria itu terhenyak beberapa saat.
"Kamila Danara," lanjut Kamila, melengkapi nama panjangnya.
"Sempurna." saut pria itu dengan mata tak berkedip serta pandangan yang sulit diartikan. Hal itu membuat Kamila menjadi takut dan menurunkan pandangannya. Apakah aku sudah salah menilai pria itu? tanya Kamila dalam hati.
"Sempurna, percaya diri." lanjut pria itu, dengan gerakkan dan senyum santai. Padahal semula ia terpaku seperti patung.
"M-maksudnya?" tanya Kamila bingung.
"Namamu. Kamila memiliki arti sempurna dan Danara bermakna percaya diri. Tapi kenapa aku lihat kamu begitu tidak percaya diri?"
Mendengar itu Kamila tersenyum lega. padahal sebelumnya ia sudah berpikir yang tidak-tidak.
"Mungkin karena sesuatu yang sudah terjadi di masa laluku, aku jadi tidak percaya diri." jawab Kamila kemudian.
"Sesuatu?" telisik pria itu.
"A-e bukan apa-apa, sekarang kamu yang katakan, siapa namamu?"
"Oh-ya, sampai lupa. Namaku Defandra."
"Defandra? saja, gak ada kepanjanganya?" tanya Kamila seakan tak percaya.
"Ya, hanya tambah nama belakang Ayah saja." jelas pria yang bernama Defandra.
"Nama belakang Ayah?"
"Wiradityo , Almarhum."
"Oh, maaf, Aku turut berdukacita."
"Terimakasih, tapi tidak masalah, Ayahku sudah meninggal sejak aku masih berusia sembilan tahun."
"Lalu ibumu?"
"Ibu juga sudah tiada."
"Sekali aku minta maaf,"
"Tidak papa, aku sudah terbiasa hidup sendiri," ucap Defandra Wiradityo terdiam penuh arti.
Setelah mereka mengakhiri perkenalkan dan berbincang panjang lebar, Defandra berpamitan untuk pulang. Tapi sebelum pergi, Defandra meninggalkan nomor telepon pada Kamila. Meskipun Kamila tidak mau melakukan hal yang sama, memberikan nomor telpon pada Defandra, tapi Defandra tidak mempermasalahkan itu dan tetap meninggalkan nomor teleponnya, meminta Kamila agar tak segan menghubunginya jika membutuhkan sesuatu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Seminggu sejak perkenalkan itu, Kamila belum pernah sekalipun menghubungi Defandra baik pesan singkat maupun telpon. Kamila menahan diri untuk tidak terlalu dekat dengan laki-laki manapun karena Kamila merasa jika dirinya tidak pantas melakukan itu setelah apa yang sudah menimpa dirinya, terlebih kini dirinya tengah berbadan dua jadi Kamila berpikir tidak akan mungkin ada laki-laki yang mau menerima anaknya apalagi masa lalunya.
Selain itu Kamila juga belum sepenuhnya melupakan Bayu mantan kekasihnya. Meskipun Bayu sudah meninggalkan dirinya begitu saja tanpa satupun kata perpisahan, tapi Kamila tidak pernah menyalahkan apalagi membenci Bayu. Kamila sadar meskipun dirinya begitu mencintai Bayu, tapi menurutnya Bayu berhak mendapatkan wanita yang sempurna dan setara dengannya.
Berbeda dari malam-malam sebelumnya, malam ini Kamila benar-benar merasa resah sehingga tidak bisa tidur. Berkali-kali Kamila berusaha tidur, berganti posisi kesana-kemari tapi matanya tidak juga terpejam. Keresahan itu semakin menjadi ketika tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar.
"Tok... Tok... Tok..."
"Hagh!" Kamila terlonjak kaget diatas tempat tidurnya, tanpa berani melihat siapa yang datang.
Lima menit kemudian, suara pintu kembali diketuk secara berulang. Di tengah malam yang begitu sepi, tak terdengar ada datu pun suara dari tetangga membuat Kamila semakin merasa takut ada seseorang yang ingin berniat jahat padanya.
Bersambung....
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊