NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:32.6k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 1 Ada Rasa Kecewa

Dratt-drattt-drattt,

Suara ponsel berdering diatas nakas dengan kontak nama Mas Ferdy.

Krekkk

Pintu kamar mandi terbuka yang terlihat gadis cantik yang baru saja selesai mandi menggunakan jubah mandi berwarna putih dengan rambutnya yang masih basah.

Wanita cantik 23 tahun itu melangkah menuju nakas mengambil ponselnya, tampak senyum indah di wajahnya dan langsung buru-buru mengangkat telepon tersebut.

"Asalamualaikum Mas Ferdy," ucapnya.

"Namira aku baru saja mengirimkan foto cincin pernikahan untuk kamu, aku mengirimkan dua model kamu pilih satu ya," ucap Ferdy.

"Namira akan melihatnya nanti dan akan segera dikirim pada Mas Ferdy," ucap Namira.

"Baiklah aku menunggu," sahut Ferdy.

"Hmmmm, apa Mas sudah selesai bekerja?" tanya Namira.

"Sebentar lagi, nanti aku akan menghubungi kamu lagi. Mama dan Papa melarang kita untuk saling menelpon karena katanya pamali menuju pernikahan," ucap Ferdy.

"Namira tahu itu. Umi dan Abi juga melarang hal itu. Tetapi Mas menghubungi Namira karena ada perlu dan keperluan itu juga untuk pernikahan kita," ucap Namira.

"Baiklah Namira kalau begitu aku tutup teleponnya dulu," ucap Ferdy.

"Iya. Asalamualaikum!" ucap Namira yang akhirnya mengakhiri panggilan telepon tersebut.

Gadis cantik itu tersenyum dengan pipinya merah merona.

Tok-tok-tok.

Pintu kamarnya yang diketuk barulah membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Siapa?" tanya Namira.

"Umi Namira," jawab Umi Kalsum yang membuat Namira langsung menghampiri pintu dengan membuka pintu berwarna putih itu.

"Kamu belum siap-siap?" tanya Umi.

"Namira baru saja selesai mandi dan tadi mengangkat telepon dari Mas Ferdy," jawab Namira yang membuat Umi menyerngitkan dahi mendengar nama Ferdy.

"Bukan berkomunikasi membahas hal lain dan Mas Ferdy tadi hanya memperlihatkan dua contoh cincin untuk pernikahan kami," Namira langsung klarifikasi sebelum langsung berpikir yang tidak-tidak.

"Baiklah kalau begitu sekarang kamu langsung saja siap-siap. Tante Farah pasti sudah menunggu kita," ucap Umi yang membuat Namira menganggukkan kepala.

Namira menutup pintu kamar kembali yang segera berganti pakaian.

***

Namira bersama Umi sudah berada di dalam mobil dengan Namira yang menyetiri mobil tersebut sangat cantik menggunakan stelan hijab dengan atasan yang dipadukan dengan rok dan hijab pashmina yang menutup auratnya yang menutupi dada.

"Bertemu di mana Umi?" tanya Namira.

"Di sana sayang," jawab Umi memberi arahan untuk membelokkan mobil tersebut di salah satu Restaurant yang membuat Namira menganggukkan kepala dan langsung mencari parkiran.

Keduanya langsung turun dari mobil yang memasuki Restaurant tersebut.

Kepala Namira dan Kalsum berkeliling mencari orang yang ingin mereka temui.

"Mbak Kalsum!" panggil seseorang yang membuat mereka melihat ke arah salah satu meja terlihat wanita yang sebaya dengan kalsium melambaikan tangannya.

Namira dan Kalsum saling melihat dengan tersenyum yang akhirnya menghampiri meja tersebut.

"Farah," sahut Kalsum yang langsung memeluk parah.

"Tante!" Namira mencium punggung tangan parah dan juga Farah memeluk Namira.

"Kamu cantik sekali Namira!" puji Farah membuat Namira tersenyum malu.

"Farah kamu mengatakan datang bersama Bian dan di mana beliau?" tanya Kalsum.

"Kak Bian ada di Jakarta?" tanya Namira.

"Iya. Itu Bian!" Farah menunjuk ke arah pria tampan yang memakai setelan jas yang sangat rapi itu dengan karismatik wajahnya yang memancarkan aura dingin.

"Tante!" sapa Bian dengan mencium punggung tangan Kalsum.

"Kamu lama-lama menjadi orang Amerika jika jarang-jarang pulang ke Jakarta," ucap kalsum mengusap-usap pucuk kepala itu.

"Tante bisa saja," sahut Bian dan melihat ke arah Namira yang membuat Namira tersenyum menganggukkan kepala.

"Bagaimana kabar kamu Namira?" tanya Bian.

"Alhamdulillah Namira baik-baik saja, Kak. Kalau Kakak sendiri bagaimana?" tanya Namira.

"Saya juga sama. Alhamdulillah baik-baik saja," sahut Bian.

"Jangan hanya berdiri saja sekarang kita duduk," sahut Farah yang membuat mereka akhirnya duduk.

"Tante pesankan makanan," ucap Farah.

"Tante jangan terlalu repot-repot kedatangan Namira dan Umi hanya sebentar saja," ucap Namira.

"Kita jarang bertemu Namira. Kalian jarang ke Jakarta dan juga kamu sangat sibuk mengurusi Yayasan," sahut Farah.

"Iya Tante, baiklah, Namira mengikut saja apa yang Tante mau," ucap Namira tersenyum. Farah juga tersenyum yang memanggil pelayan untuk membuat pesanan yang sudah mereka pesan.

"Saya sangat senang sekali jika Mbak Kalsum mengajak tiba-tiba bertemu," sahut Farah.

"Seharusnya. Mas mu juga hari ini ada Farah, tetapi karena ada pertemuan dengan keluarga calon suami Namira, jadi saya yang mewakilkan masmu," sahut Kalsum.

"Calon suami Namira?" tanya Farah dengan ekspresi wajahnya mendadak datar melihat ke arah Namira yang tersenyum malu dengan menunduk.

Bian juga melihat ke arah gadis yang duduk di depannya itu.

"Maaf sekali Farah, sungguh tidak bermaksud apapun tidak memberitahu terlebih dahulu kepada kamu. Kamu jangan tersinggung, Mama dan Papa juga belum diberitahu tentang pernikahan Namira," ucapkan Kalsum yang terlihat tidak enak kepada adik iparnya itu.

"Jadi mbak mengajak bertemu ingin memberitahu pernikahan Namira?" tanya Farah memastikan yang membuat Kalsum menganggukkan kepala.

"Insyallah pernikahan Namira akan diadakan akhir bulan ini, kami mengadakan pernikahan di yayasan pesantren yang memang tidak terlalu banyak yang diundang dan kami juga tidak membuat undangan pernikahan, hanya undangan secara langsung seperti ini," ucap Kalsum menjelaskan.

"Ternyata begitu," sahut Farah dengan tersenyum datar yang terlihat ada kekecewaan di wajahnya.

"Tante, Namira meminta doanya untuk perjalanan baru dalam hidup Namira," ucap Namira.

Farah menganggukkan kepala dengan memegang tangan Namira.

"Tante akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan semoga pernikahan kamu menjadi pernikahan yang sakinah, mawadah warohmah yang selalu dilindungi dan diberkahi oleh Allah," ucap Farah tersenyum dengan penuh ketulusan.

"Terima kasih Tante," sahut Namira.

Farah melihat ke arah Bian tampak tenang yang tidak ikut membahas pernikahan itu dan mulai makan ketika pelayan sudah menghidangkan makanan di atas meja.

Setelah pertemuan itu yang akhirnya membuat Kalsum dan Namira kembali pulang dengan keduanya yang masih berada di dalam mobil menuju rumah mereka.

"Umi, semenjak Kak Bian di Luar Negeri, Namira sedikit merasa ada yang berbeda. Kak Bian tampak sombong yang tidak mengajak Namira berbicara," ucap Namira.

"Namira bukan sombong tetapi beliau menghargai kamu. Kalian bukan anak kecil lagi yang sudah sama-sama dewasa dan sangat tidak pantas juga jika ketika melihat kamu memeluk kamu atau berbicara akrab dengan kamu. Walau kalian berdua adalah sepupu Tetapi kalian berdua bukan mahram," ucap Umi menjelaskan.

"Tetapi apa salahnya menyapa dan mempertanyakan siapa calon suami Namira. Namira juga ingin bertanya bagaimana tentang asmara kak Bian," sahut Namira.

"Kamu ini terlalu banyak maunya, sekarang sebaiknya kita pulang saja. Umi masih harus mempersiapkan banyak hal untuk pernikahan kamu," ucap Kalsum.

"Umi. Kalau Namira sudah menikah. Namira tetap ingin tinggal di yayasan bersama dengan Umi dan Abi," ucap Namira.

"Kalau sudah menikah yang artinya kamu harus ikut suami kamu, kamu harus ikut Imam," ucap Umi.

"Tapi pasti boleh bukan sesekali datang ke yayasan untuk melihat kabar Umi dan Abi?" tanya Namira.

"Boleh! Tetapi kamu harus meminta izin kepada suami kamu karena apapun itu segala sesuatu yang harus dilakukan harus berdasarkan izin dari suami, karena ketika seorang wanita sudah menikah maka ridho yang diharapkan adalah ridho dari suaminya," ucap Kalsum memberikan sedikit nasihat.

"Baik Umi," sahut Namira menganggukkan kepala dengan tersenyum.

Bersambung....

...Hay semua para readers. Hari ini saya upload karya baru. Semoga kalian suka dengan ceritanya jangan lupa ikuti dari Bab 1 sampai selesai, jangan suka nabung Bab ya. Jangan lupa beri like, koment subscribe dan ikuti terus........

1
Rieya Yanie
sikap bian dan kayra keterlaluan..meskipun sndiwara namun sangta menyakitkan
jangan jangan kayra malah jatuh cinta beneran sama bian
Teh Euis Tea
biarkan dulu namira disana, biar bian merasa kehilangan yg sabgat dlm dan si nayra sadar dan.pergi dari kehidupan bian karna yakin si nayra suka sm bian
Oma Gavin: menurut ku justru nayra akan komporin bian buat melupakan namira cuma zahra dan Ilham akan jadi garda terdepan melindungi namira dari pelakor sahabat nya sendiri
total 1 replies
Teh Euis Tea
aku sih yakin klu nayra emang menyukai bian
Endang 💖
nayra udh jatuh cinta sama bian, mknya dia sengaja buat kek gitu
Teh Euis Tea
si nayra mungkin awalnya cuma niat main2 tp kebawa baper
Oma Gavin
feeling ku nayra justru kebablasan mencintai bian dan ide konyol ini dari nayra ternyata nayra ngga sebaik yg dikira namira sabahat lucknut menikam dari belakang bukannya menyadarkan malah ambil kesempatan, bian juga oon bin goblok nya ngga ketulungan manut saja sama nayra dan selalu bela nayra didepan namira, biarkan saja bian kelimpungan dan nyesel cari namira sendiri, untuk zahra tolong dikuliti itu sahabat mu nayra udah ada bibit pelakor dan ingin menguasai bian seutuhnya
Teh Euis Tea
si nayra lama2 songong nih, emang sih namira salah telah menyuruh bian nikah lg tp bian jg sudah abay sm namira, janji makan mslam ga jd karna bian pergi sm nayra, sampai2 namira nunggu ky orang ilang di lestoran, kasian aku sm part itu
Nayla Arshaka
lbih baik mundur aja la Namira .dr pada kmu merasakan sakit yg lbh dlm...
smua berawal dr keegoisan mu .
dan skrg lpaskan dengan keikhlasan mu...
blm mnikah aja perhatian bian Uda gak ada buat kamu .
gmn klw mereka mnikah ... mngkin kmu akan mnjdi org asing ... bismilah .mundur dan lepaskan bian Namira...
Angga Gati
ak sedih thor...namira pd akhirnya terluka...lebih baik mundur sekarang drpd melihat bian & nayra menikah yg ada makin tambah sakit.
Teh Euis Tea
nayra bian awalnya kalian emang cuma niat dekat sj tp sekarang kalian mungkin saling suka dan aku balik kasian sm namira
Oma Gavin
ternyata bian dan nayra beneran mau nikah ya sudah sekarang giliran namira yg mundur dari pada kamu sakit hati melihat keromantisan nayra dan bian apalagi saat nanti nya nayra hamil jadi perceraian lebih baik, biarkan bian bahagia dgn nayra bukankah itu awalnya yg kamu mau namira
Oma Gavin
pasti kejutan ultah nya bian dan nayra selama ini cuma ngeprank menyadarkan namira yg keras kepala dan egois, gimana enak ngga di cuekin bian
Oma Gavin
gimana rasanya namira ini yg kamu mau masih tetap meminta bian nikah dgn nayra yg ada kamu ngga dianggap lagi apalagi nayra pinter mengambil hati bian, semoga ini hanya konspirasi bian dan nayra menyadarkan dirimu namira yg egois dan keras hati tidak mau mendengarkan pendapat suami
Teh Euis Tea
syukurinnnnn gimana namira mantapkan, itu blm nikah loh km merasa tersusih apalg udah nikah sakit ati dong atau mungkin km langsung di buang sm bian

baru kali ini loh aku baca novel malah setuju sm poligami abusnya gedeg aku sm sinamira
Teh Euis Tea
sok sokan sih nyuruh bian poligami giran di cuekin km nyesel
syukurin rasain aj km namira
Oma Gavin
semoga nayra dan bian sedang memainkannya peran buat menyadarkan namira yg egois karena tekanan farah ngga mikirin perasaan bian sama sekali yg tulus mencintai nya
Oma Gavin
gayamu namira sok kuat dan ikhlas belum juga nikah bian dan nayra kamu sudah cemburu berat, makanya ngga usah punya ide konyol yg ada justru kamu yg tersingkir dan sakit hati sendiri, cari penyakit punya suami sebaik bian masih saja banyak drama
Teh Euis Tea
udah mulai ada xemburukan lo sm nayra makanya di pikir itu blm di poligami km udah merasa cemburu
Deeva Satrya
ini judulnya harusnya bukan imam dalan sujudku tapi 2 makmum 1 imam,ujung ujungnya poligai,Namira ini pikirannya trllu dangkal,trs bian bisa nolak tinggal pergi aja kluar negri bres,mertua ngomong panjang x lebar ko GK di gubris dnn dalih tekanan mertua minta cucu, krng jaman canggih bisa byi tabung knp hrus nyuruh suami nikah lagi,otkany Namira tarh dmn y,apa dia udah dlu mau nikah gagal trs bian gntiin pengantin prianya,,cerita ini buat aku gedek, Bikim cerita Lebih cerna dan sukai pembaca author KK,cerita melenceng dari judul cerita novelnya,,
Erni Zahra76
munafik bgt c namira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!