Nadia ayu, seorang gadis yang bisa melihat 'mereka'
mereka yang biasa kalian sebut hantu, setan, jin, mahluk halus atau lain sebagai nya.
suara dari mereka, sentuhan bahkan hembusan nafas mereka, bisa di rasakan dengan jelas. Sejak mengalami kecelakaan itu, mengubah cara pandangannya terhadap dunia..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Official
Hujan mengguyur kotaku sejak semalam. Hawa dingin menusuk sampai ke tulang, ku tarik selimut untuk menghalau dingin. Dengan mata mengantuk ku melihat jam di nakas pukul 6 pagi. Berhubung aku sedang tidak sholat, jadi tidur lagi
Kak Joan bilang akan mengajakku ke bukit yang sedang viral di sosmed, jam 9 pagi nanti
"Kak mamah mau pergi nih nemenin papah ngecek restoran, katanya ada masalah disana" mamah mengguncang tubuh ku
"Sekarang mah" ucapku dengan suara parau khas bangun tidur
"Iya, kemarin mba Nindi kasih tau papah bahan makanan di restoran semua nya busuk, padahal baru belanja pagi pagi loh" cerita mamah. Mata ku langsung segar mendengar nya. Aku duduk di kasur menatap mama
" Restoran yang mana?" Tanyaku
"Yang ada di Semarang, makanya mamah sama papah mau ngecek" ku ingat ingat restoran papah yang ada di sana, kalau gak salah baru tiga bulan lalu launching
Setelah mamah dan papah pergi, aku segera bangun untuk mandi. Secangkir kopi aren ku buat dengan pisang krispi untuk teman nonton, lumayan ganjel perut
Tin.. Tin..
Kak joan tiba di depan rumah. Ku raih tas dan handphone lalu keluar, kak joan memakai baju hitam pendek dan celana senada di padu kan dengan sepatu putih
"Siap?" Tanya nya. Aku mengangguk lalu kami meninggalkan rumah
Sebuah cafe asri di atas bukit dengan pemandangan hamparan kebun teh. Cuaca dingin menambah kesan syahdu, kak Joan memesan beberapa cemilan dan hot coffe dan just alpukat kesukaan ku.
Suasana cafe cukup sepi, mungkin karena dingin orang orang jadi belum berdatangan.
Setelah makan, kami jalan di jembatan kayu yang di bangun di atas kebun teh. Beberapa kali juga kami mengambil foto bersama. Kak joan menggenggam tanganku. Sampai kami berada di ujung jembatan
"Nad kakak mau ngomong sesuatu" kak joan menatapku serius
"Ngomong apa"
"Aku suka sama kamu nad" to the point sekali hahaha tapi sukses membuat jantungku gugup salah tingkah
"Do you want to be my girlfriend?" Ucapnya menatap kedua mataku, tatapan penuh harap terpancar di raut wajahnya. Ku tatap kedua tanganku yang kak joan genggam lalu mendongak tersenyum
"Yes, I want" senyum lebar kak Joan tak terhindarkan. Dia memeluk ku erat lalu mengangkat tubuhku dan berputar putar, kami berdua tertawa
"YEY OFFICIAL...!!" Suara wita berteriak dari cafe tempat kami sebelumnya. Aku menoleh ke arahnya wita berdiri disana bersama Gilang dengan sebuah buket bunga mawar di tangannya lalu berjalan menghampiri kami. Ku tatap kak Joan seolah bertanya kenapa mereka disini
"Ide dari mereka" ucapnya membuatku tertawa lepas. Wita memberikan buket mawar merah itu padaku
"Nih dari Joan, tapi dia malu malu kambing mau ngasih ke lo langsung" terang wita
"Wihhhh pajak jadian broo" Gilang mengapit leher kak joan di suku nya, meski tinggi mereka berbeda, Gilang jinjit sedikit hahaha
"Thanks ya. Gue traktir sekarang kita ke dufan" Gilang bersorak senang lalu menggandeng wita kembali ke parkiran mobilnya, begitu pun aku
"Ayo sayang" ajak kak Joan menggenggam ku
"Cie sayang.." goda wita di depan kami, aku hanya membuang pandangan ku karena malu
Kami pergi ke dufan, berbagai wahana kami coba. Dari rollercoaster sampai bianglala. Aku dan kak joan menikmati waktu berdua, tak ku hiraukan penampakan hantu hantu kurang kasih sayang itu
Malam nya aku dan kak Joan pergi ke pasar malam yang kebetulan sedang diadakan. Kami membeli beberapa jajanan lalu duduk di atas bukit yang agak jauh, pemandangan meriah nya pasar malam masih bisa kami lihat dengan jelas
"Jangan berantakan makannya sayang, aku gak minta" Kak joan menyeka bibirku sambil terkekeh geli
"Pedes banget kak" jawabku yang sedang makan cumi bakar
"Mau beli yang gak pedes?" Tawar nya. Aku menggeleng
Saat sedang asik makan tiba tiba sosok kuntilanak merah muncul dari pohon di belakang kami. Aku mendongak, sosok itu tersenyum menyeramkan melihatku lalu melayang membelai belai wajah kak joan
" Ningsih" ucapku
kak Joan menyentuh tengkuknya lalu menoleh kanan kiri dan menatapku. Aku terkekeh geli
"Ningsih jangan ganggu" ucapku tertawa geli. Kak Joan menggeser duduk nya ke arahku
"Ghost?" Tanyanya berbisik
"Ada Ningsih, kuntilanak merah" jawabku cuek. Kak Joan melotot makin merapatkan duduknya denganku. Ku tatap ningsih yang masih cekikikan, tak biasanya dia mengikuti ku pergi
~ada apa~ batinku
~papah~
Hanya itu, suaranya agak berat, ia menatapku tajam membuat bulu kuduk ku merinding seketika. Lalu dia melayang menjadi kepulan asap tipis. Ku tatap kak Joan yang juga menatapku
"What happen, Ningsih bilang apa?"
"Kita pulang yuk kak" ajak ku
"Everything oke?" Tanyanya penasaran
"Aku ga tau kak, dia cuma bilang papah" ucapku, kak joan seolah mengerti
"Don't worry, everything will be oke. I'm here always to you" kak Joan menggenggam tanganku, aku mengangguk lau memasukan sisa makanan yang belum sempat ku makan ke dalam plastik, kami berjalan ke parkiran
Sampainya di rumah, mamah dan papah berada di ruang tv Aku dan kak Joan segera menghampiri mereka
"Nak Joan gimana kabarnya, sehat?" Tanya papah ramah
"Sehat om. Om gimana?"
"Alhamdulillah sehat. Panggil papah aja, makasih ya udah sering jagain Nadia" kak Joan tersenyum mengangguk. Tiba tiba kak Joan meminta izin pada papah untuk mendekatiku. Aku menunduk malu saat mamah menaik turunkan alisnya menggodaku
~apa sih~ batinku
"Papah gak pernah ngelarang siapapun deket sama Nadia nak Joan, papah cuma berharap Nadia dapat laki laki yang bertanggung jawab" ucap papah. Kak Joan mengangguk mengerti
"Pah di restoran cabang ada masalah?" Tanyaku serius. Papah dan mamah menatap ku
"Hah, iya kak. Papah gak tau apa yang salah tapi semua bahan makanan tiba tiba jadi basi. Padahal baru beli beberapa jam" lesu papa menghela nafas
"Loh emang nya bahan gak fresh?" Tanyaku penasaran
"Fresh sayang. Mamah gak pernah asal kok milih bahan makanan buat resto"
"eum besok Nadia liat kesana deh pah, pasti ada yang gak beres" ucapku. Papah mengangguk setuju. Beberapa jam kemudian kak Joan pamit pulang begitupun aku langsung naik ke kamar untuk bersih bersih dan tidur