Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KANGEN?
Tak biasanya Bima segupuh ini berangkat ke yayasan, bahkan sarapan saja hanya selembar roti dan seteguk air putih saja, ini hari kedua Hawa cuti, tapi dia sudah ingin tahu kabarnya setelah seharian kemarin disibukkan dengan urusan pekerjaan dan lupa bawa ponsel yayasan pulang. Tadi malam saja dia tidak bisa tidur, tiba-tiba kepikiran kabar Hawa. Bolak-balik cek nomor Hawa yang diblokir, tangannya ingin membuka blokiran tersebut, namun diurungkan. Masih gengsi saja, khawatir Hawa meledeknya.
Bima berangkat, dan buru-buru cek ponsel yayasan, tapi alam tidak mendukungnya, ponsel yayasan mati. Jengkel setengah mati, bisa-bisanya Hawa teledor tak mengisi daya. Bima pun harus menunggu sebentar agar daya terisi setidaknya 20% lah. Ia pun berkutat pada pekerjaan, dan menuju ke ruang meeting lantai 2 untuk evaluasi kerja bulanan bersama kepala sekolah semua jenjang.
Pikiran Bima pecah, di satu sisi harus detail dan mengkritisi program kerja bulanan dan target pelaksanaan pada tiap jenjang, di sisi lain tangannya gatal ingin segera membuka ponsel yayasan yang sedang diisi daya. Ia pun mengirim pesan pada Amelia minta tolong agar ponsel yang dicharge di meja kerjanya dibawa ke ruang meeting. Amelia mengiyakan, syukurlah.
Setelah ponsel di tangan, dan kepala sekolah SD mulai presentasi, Bima sengaja menyalakan ponsel tersebut, sembari melihat kepala sekolah SD, ya setidaknya masih ada penjelasannya yang didengar oleh Bima. Sungguh, Bima seperti anak SMP yang kasmaran saja, bingung mencari kabar. Padahal yang ditunggu kabarnya sedang asyik mempraktikan ilmu baru.
"Sial!" ucap Bima sedikit keras, hingga beberapa orang menoleh padanya. Kepala Sekolah SD langsung kincep dan gemetar mendengar keluhan Bima. Merasa ada kesalahan kah, sampai Bima mengucap sial begitu.
"Ah, maaf. Saya baru saja membaca pesan yang masuk. Silahkan dilanjutkan," ujarnya tak enak hati, Kepala Sekolah SD pun melanjutkan presentasi, tapi hati Bima tak karuan setelah melihat status WA Hawa, bagaimana tidak status pertama yang dilihat Bima saat Hawa foto berdua dengan Rafka, Bima tahu dan kenal siapa Rafka. Apalagi kedekatan Hawa dan Rafka dulu di OSIS yang sama-sama aktif, dan sekarang bertemu di saat keduanya dewasa, punya minat yang sama tentang digital marketing membuat Bima was-was, wajahnya merah, nafasnya memburu, ingin mengomentari status itu, tapi ia tak mau menunjukkan bahwa dirinya mulai tertarik dengan Hawa. Keaktifan kerjanya bukan semata untuk cari perhatian pada atasan, melainkan karakternya saja sebagai perempuan cerdas dan cekatan. Terbukti sekarang, ia mulai merambah ke bidang lain, menunjukkan bahwa Hawa adalah seorang gadis yang dinamis dan suka belajar hal yang baru.
"Ngapain sih bertemu segala, pakai foto bersama lagi," gumam Bima dengan hati yang panas kemudian menutup ponsel dan meletakkannya sedikit kasar, hingga para Kepala Sekolah kembali menoleh padanya. Sangat tidak profesional sekali Bima hari ini. Panas kan Bima? Bagaimana? Masih gengsi?
Sedangkan Hawa masih serius belajar teknik digital marketing, Rafka ternyata pandai sekali membuat suasana pelatihan seru, tak menyangka kemampuan public speaking mantan ketua OSIS ini begitu meningkat pesat. Sangat menjiwai sekali menjadi tutor yang memiliki jam terbang tinggi di saat para ibu-ibu yang masih gaptek akan beberapa istilah dan penggunaan tools di laptop maupun di aplikasi media sosial.
Hawa sengaja merekam kelucuan yang diciptakan Rafka saat menghadapi teriakan emak-emak di tengah praktik pelatihan.
Mas ganteng kok ini gak bisa?
Mas ganteng kok di layar saya tidak ada bagian itu?
Mas kalau pakai AI boleh gak?
Dan banyak lagi pertanyaan yang muncul, Hawa tertawa saja, kemudian mengupload video itu di status WA menunjukkan betapa asyiknya pelatihan luring yang langsung bertemu dengan ahlinya.
Untuk siang ini, Hawa makan siang bersama ibu-ibu, mereka bertukar cerita tentang pengalaman berumah tangga. Bahkan ada yang berniat untuk menjodohkan sang putri dengan Rafka. Hawa dibuat tertawa mendengar celetukan para ibu itu, terutama saat membahas uang bulanan dengan jatah nafkah batin.
"Kalau saja gak ingat dosa, sudah saya palang Mbak Hawa celana dalam saya, kalau bisa saya tulisi juga dilarang masuk sebelum kasih uang 10 juta," ujar salah satu ibu yang jengkel setengah mati dengan kehidupan perekonomiannya. Bagaimana tidak, sang suami melarangnya kerja tapi sang suami kerja serabutan dan upahnya pas-pas an, mana merokok lagi. Kalau boleh kembali ke masa muda, mungkin beliau tak mau menikah muda dan berangkat menjadi TKW saja.
"Cari uang yang banyak saja dulu, Mbak Hawa jangan keburu menikah, kalau bisa jalan-jalan sama teman. Jelajahi tempat rekreasi di Indonesia, sebelum jadi ibu dan istri. Asal Mbak tahu saja, emak-emak ini sebenarnya gila, cuma gak keliling saja," semua tertawa bahkan Hawa sampai terpingkal. Melihat rumah tangga papa dan mamanya kok gak ada drama seperti ini, mungkin karena ekonomi yang sudah mapan, terlebih baik dari pihak papa dan mamanya, keluarga mereka memang terpandang, dari pihak papa seorang pensiunan tentara, sedangkan dari pihak mama seorang pensiunan guru dan tuan tanah, sehingga Hawa meski hanya pegawai kantor, tapi tenang saja soal harta warisan dia sudah punya.
Pulang pelatihan sekitar pukul 5 sore, hari ini Hawa tidak minta jemput sang papa, karena ia mau ke cafe Rifka, kebetulan Ufa mau memberi sesuatu katanya, dia berniat naik taksi saja, namun Rafka menawarinya pulang bareng. Ya sudah hemat dong ya. Biar Rafka bertemu teman-temannya juga, terutama Rifka yang dulu pernah naksir Rafka. Yah, Rifka naksir Rafka karena perkara nama mereka yang hampir mirip sehingga Rifka membayangkan nama mereka pasti lucu bila tercetak di undangan pernikahan mereka, Rifka dan Rafka, lucu kan?
Sesuai dugaan Hawa, Rifka langsung teriak histeris saat Rafka masuk ke cafe miliknya bersama Hawa. Bukan menyambut Hawa, malah antusias menyambut Rafka sok kenal sok dekat begitu. Hawa dan Ufa langsung begidik geli, saat Rifka berubah jadi cewek gila bila bertemu dengan crushnya.
Mereka mengobrol dengan seru, mengalir saja dan tak terbatas pada kenangan semasa SMA. Bahkan ketiga gadis ini dibuat mewek saat Rafka cerita kronologi kecelakaan calon istrinya. Ufa yang baru saja memberikan undangan pernikahan pada Hawa dan Rifka mendadak waspada, apalagi pesan Rafka cukup membuat merinding juga *be*nar apa kata orang dulu, sebelum menikah lebih baik dipingit agar tidak ada marah bahaya yang menghampiri calon pengantin.
Lagi asyik mengobrol dan menikmati camilan cafe, ponsel Hawa berdering. Namun yang membuatnya bingung ponsel yayasan yang memanggilnya. Ada apa?
"Iya halo?" tanya Hawa, ketiga temannya masih asyik mengobrol mana Rafka memang easy going gampang membaur dengan mereka.
"Di mana?" tanya Bima, Hawa sampai melihat layar ponselnya ini beneran ponsel yayasan yang dipegang Bima kan? Tumben tanya tentang Hawa? Apa ada pekerjaan urgent, perasaan selama Hawa cuti, Amelia bersedia menghandle juga.
" Di cafe Rifka, ada apa ya Pak?" tanya Hawa, terdengar Bima berdecak sebal, mungkin karena Hawa memanggil Bapak padanya.
"Wa, diajak Kak Rafka muncak nih, mau gak?" tanya Rifka tak melihat Hawa sedang menerima panggilan telepon.
"Kamu sama Rafka, Wa?" tanya Bima yang mendengar nama Rafka disebut. Hawa makin heran dong ya, nih orang ngapain juga telepon tanya posisi dan juga Hawa bersama siapa. Aneh banget.
"Iya, Bapak kenapa menghubungi saya? Ada yang bisa say bantu?" tanya Hawa dengan nada super ramah, meski hati dongkol setengah mati.
Boleh jawab kangen gak sih?
Auto bawa sperangkat alat solat sekalian akhlak nyaa
awokwook /Curse/
Hawa: ga beLagak tapi belagu/Slight/
reader: bim, ci pox bim ampe engappp/Grin//Tongue/
maaf aq nyaranin jahat 🤭🤭🤭