NovelToon NovelToon
Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengganti / Obsesi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Pahit nya kehidupan yang membelengguku seolah enggan sirna dimana keindahan yang dulu pernah singgah menemani hari-hari ku terhempas sudah kalah mendapati takdir yang begitu kejam merenggut semua yang ku miliki satu persatu sirna, kebahagiaan bersama keluarga lenyap, tapi aku harus bertahan demi seseorang yang sangat berarti untuk ku, meski jalan yang ku lalui lebih sulit lagi ketika menjadi seorang istri seorang yang begitu membenci diri ini. Tak ada kasih sayang bahkan hari-hari terisi dengan luka dan lara yang seolah tak berujung. Ya, sadar diri ini hanya lah sebatas pendamping yang tak pernah di anggap. Tapi aku harus ikhlas menjalani semua ini. Meski aku tak tahu sampai kapan aku berharap..
Adakah kebahagiaan lagi untuk ku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu Harus Kuat

Di dalam kamar mandi aku menggenggam erat baju yang dia berikan pada ku.

"Haruskah aku memakainya?" guman ku seraya menatap baju yang ada di genggaman ku. Ku menarik nafas dalam seraya menguatkan tekat.

"Bismillah.." hijab yang ku kenakan mulai ku lepas, satu persatu pakaian yang melekat di tubuh ku mulai ku lepas, ku guyur tubuh ini dengan air hangat meski tak bisa menghangatkan jiwa ini tapi sedikit menghilangkan lelah dan dingin dari tubuh ku. Ku mematut diriku di depan cermin dengan baju transparan yang dia berikan, Ya, dia memberikan ku lingerie dengan warna merah menyala, begitu kontras dengan kulit ku, Surai panjang ku tergerai basah. Dia memang sudah menjadi pasangan halal ku tapi kenapa hatiku begitu merasa getir ketika dia meminta hak nya sebagai seorang suami.

"Mas, maafkan aku" lirih ku ketika mengingat kebersamaan ku dengan mantan suamiku.

Tatapan mata nya yang tak berkedip ketika diri ini berayun melangkah keluar dari dalam kamar mandi, entah tatapan mengagumi atau menelanjangi yang pasti yang aku tahu jika dia menginginkan diriku malam ini. Berbeda dengan diriku yang lebih memilih menunduk saat mendekat pada nya yang sedang berbaring dengan kepalanya bersandar di kepala ranjang. Aku berdiri di samping nya dengan perasaan tak menentu di tambah tubuh ini bergetar antara takut dan gugup melebur menjadi satu.

"EHEM.." mendengarnya berdehem membuatku mendongak ke arah nya.

"Apa kamu akan berdiri terus di situ" ucap nya dengan nada ketus. Sejenak ku pejamkan mata ini seraya menarik nafas panjang baru ku buka mata ini perlahan. Aku pun duduk di samping nya dengan perasaan takut sekaligus gugup. Dia menarik tubuh ku dalam dekapan nya, aku memilih menunduk karena rasa takut dan gugup ini membuat tubuh ini bergetar. Tangan nya mendongak kan dagu ku seketika tatapan kami beradu. Ku coba menatap dalam matanya dan ku temui tatapan itu, tatapan yang dulu selalu menenangkan ku di saat ketakutan, tatapan tulus nya yang dulu selalu dia berikan. Semakin dalam aku menatap nya membuat mata ku terpejam ketika bibir nya melumat bibir ini, lumatan yang tidak seperti kemarin yang begitu brutal, lumatan itu lembut selembut perlakuan nya dulu pada ku. Aku terlena, ya, diri ini terlena akan perlakuan nya hari ini yang begitu lembut. Tanpa terasa tangan nya mulai bergerilya menjamah tubuh ini, dan sialnya aku menikmati sentuhan nya, sentuhan memabukkan kan yang mungkin ku rindukan selama dua tahun ini.

"Aahhh.." suara desahan itu pun meluncur begitu saja dari mulut ku. Semakin ku mendesah dia semakin bergairah dan tanpa malu diri ini seolah menginginkan hal yang lebih.

"Ck! ternyata kau begitu manipulatif" cibir nya seraya berlalu meninggalkan aku. Jantung ku seakan berhenti berdetak, perasaan marah dan kecewa mengerjap menjadi satu.

"Sebegitu hina kah diri dan tubuh ini di mata mu" cicit ku mencengkram kuat selimut dengan kedua tangan ku.

Perih, kecewa juga sakit hati itulah yang ku rasakan untuk nya. Mungkin memang ini yang dia harap kan memenjarakan ku dengan status istri yang akan dengan mudah dia terus bisa menyakiti karena sebuah dendam juga penderitaan nya dulu yang merasa tak pernah dihargai.

Haruskah aku selalu bersabar dengan penderitaan ini? kata-kata nya adalah sebuah belati untuk ku. Perlakuan nya layaknya cambuk yang menggores tubuh ku.

"Rab, lapangkanlah hati dan perasaan hamba agar dapat bersabar dan ikhlas menjalani semua ini" sebuah doa dengan harapan akan terkabulkan.Tak ingin terus terlarut dengan apa yang ku lalui, ku mulai memunguti lingerie yang tadi dia lepas dan di buang ke lantai, ku taruh lingerie ini ke keranjang dan ku putuskan berganti piyama panjang tak lupa ku memasang hijab di kepala ku, dan aku memilih merebahkan tubuh ku di bawah ranjang di atas karpet bulu.

"Ya, inilah tempat mu Alana, dan jangan pernah berangan akan hal yang tak seharusnya di dapatkan oleh budak seperti mu" lirih diri ini sebelum terlelap.

Pagi menjelang mata ini terbuka perlahan, kepala ku terasa sakit ketika hendak bangun, tubuh ku juga agak panas mungkin efek kehujanan kemarin. Tapi aku tak boleh lemah, pekerjaan dan juga anak ku telah menunggu. Pekerjaan di rumah pun sudah ku selesaikan meski dengan tertatih.

"Kamu harus kuat Alana" ku coba untuk menyemangati diri ini sendiri. Ketika mendengar suara panggilan dari anak ku, sedikit menghilangkan sakit di kepala ku. Ya, dia adalah semangat ku, alasan ku bertahan adalah demi Emir dan ayah, meski mulai saat ini aku tak bisa mengunjungi nya tapi rasa sayang dan doa ku tak akan pernah padam untuk ayah.

"Ibu,, wajah ibu kenapa?" tanya polos anak ku, ketika aku pamit untuk berangkat bekerja.

"Memang kenapa dengan wajah ibu? ibu cantik kan?" balas ku mencoba tersenyum menggoda. Emir menggeleng.

"Bukan itu Bu, wajah ibu kayak milik Emil saat di lumah sakit, melah dan juga agak pucat" kata Emir yang apa adanya.

"Ah, tidak kok sayang, ibu itu sehat dan kuat" elak ku meyakinkan Emir. Emir pun mengangguk.

"Sekarang Emir masuk dan tak boleh nakal, ok!" seru ku mengacungkan jempol di depan Emir. Emir pun membalas, kita tertawa bersama. Emir berjalan ke dalam menemui bibi di dapur. Ku lihat jam dipergelangan tangan ku menunjukkan pukul enam lebih empat puluh lima menit, aku harus bergegas ke pabrik.

"Yumna,," sapa Tiara ketika kita di loker.

"Hai Tiara" balas ku menatapnya.

"Kamu sakit?" tanya Tiara terlihat khawatir. Aku menggeleng.

"Tidak kok" elak ku mencoba meyakinkan Tiara.

"Aku ke luar dulu ya, tadi Bu Hana menyuruhku membersihkan kantor" lanjut ku mencoba menghindar. Aku pun bergegas ke kantor. Aku mulai membersihkan area lobi, meski kepala ini masih agak pusing tapi sebisa ku bersikap biasa saja dan mengabaikan rasa sakit ini.

"Yumna,," panggil Bu Hana menghampiri ku yang sedang mengelap kaca jendela ruangan nya.

"Ya Bu" jawab ku sopan. Bu Hana menatap ku intens.

"Ke ruangan ibu sekarang, ada yang ingin ibu sampaikan!" perintah Bu Hana, aku mengangguk dan mengikuti Bu Hana masuk kedalam ruangan nya.

"Yumna, kenapa kamu kemarin pergi tanpa izin saat jam kerja?" sarkas Bu Hana padaku.

"Maafkan saya Bu"

"Kamu tahu kan sekarang ada pak Yoga di pabrik ini, jadi lain kali kamu harus izin dulu sebelum pergi" Sela Bu Hana. Aku pun mengangguk.

"Ok, jangan ulangi lagi, kemarin pak Yoga mencari mu tapi kamu pergi tanpa izin, dan itu membuatnya marah besar" ungkap Bu Hana. Aku pun jadi merasa bersalah karena ku semua orang menerima dampak kemarahan nya.

"Maaf kan saya Bu, saya janji tidak akan mengulangi nya" ucap ku. Bu Hana mengangguk lalu menyuruhku untuk melanjutkan pekerjaan ku.

"Permisi Bu!" pamit ku sebelum meninggalkan ruangan Bu Hana. Rasa sakit di kepala ini semakin bertambah ketika keluar dari ruangan Bu Hana. Aku pun hendak melanjutkan mengelap kaca tapi kepala ini terasa semakin pusing di saat menatap ke atas, semua nya terasa berputar, aku mencoba untuk bertahan tapi tubuh ku lemah seketika pandangan ku kabur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!