NovelToon NovelToon
TANTE VIVIANNA

TANTE VIVIANNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:59.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Sepeninggal kedua orang tuanya, Dennis harus menggantungkan hidupnya pada seorang janda kaya bernama Vivianna. Sehari-harinya Dennis bekerja menjadi asisten pribadi Si Tante, termasuk mengurusi pekerjaan sampai ke keperluan kencan Tante Vivianna dengan berbagai pria.
Sampai akhirnya, Dennis mengetahui motif Si Tante yang sesungguhnya sampai rela mengurusi hidup Dennis termasuk ikut campur ke kehidupan cinta pemuda itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

“Dan... lo tuh sapa?” aku mengenakan kaos kakiku sambil menatap sekelompok pemuda di depanku. Kami selesai berjamaah dan aku merasa segar karena air wudhu sudah menerpa tubuhku.

Mereka tampak memperhatikanku dengan penuh rasa ingin tahu.

“Pertanyaannya salah, harusnya itu pertanyaan gue.” Begitu katanya. “Tiba-tiba lo datang, dan selalu di sebelah Bu Vivi.”

“Lo bukan anak direksi yang nyamar jadi internship kan?!” tanya anak muda di sebelahnya sambil memicingkan mata padaku.

“Bukan, gue beneran-“

“Kayaknya gue kenal lo!” pemuda yang tadi menggeretku menunjukku. “Bentaaaar, bentar. Tampang lo tuh familiar. Nggak ada di mana-mana tapi kenapa gue bisa lupa ya?! Isssh duuuuh.” Ia tampak mengernyitkan dahinya berusaha mengingat.

Aku hanya menatapnya.

Aku juga berpikir, tampang orang di depanku juga unik. Jadi aku sepertinya pernah melihatnya di suatu tempat.

Aku flashback ke masa lalu.

Aku berusaha mengingat berbagai situasi.

“Umur lo berapa?” tanyaku karena aku harus menyortir situasi.

“18, tahun ini 19 sih.”

“Lah kita seumuran. Gue tahun ini 18.” Kataku.

“Adek kelas gue dong?” tanyanya.

“Tapi kayaknya nggak ada kakak kelas yang tampangnya kayak lo deh.” kataku.

Dan kami pun terdiam.

Jadi kami bukan satu sekolah. Ketemu dimana kami?

Yang jelas tempat dimana anak-anak seumuran kami berinteraksi. Apakah di Mall? Di kantor polisi waktu selesai tawuran? Atau pas lagi futsal? Apakah saat ada perlombaan tertentu?

Dan aku pun teringat.

Pertandingan basket.

Kakiku dijegal.

Dan...

“Lo si bangsat yang nyengkat kaki gue!” seruku

“Lo si anjing yang nonjok tampang ganteng gue!” serunya sambil menunjukku. Aku tidak terimalah, enak saja.

“Oh lu mau gue tonjok sekali lagi?!” aku menghardiknya sambil maju menantangnya.

“Lo tuh travelling, dikira gue nggak merhatiin hah? Langkah lo lebih dari dua, waktu dribble!”

“Alesan aje bacot, lo pikir gue nggak liat lo bolak balik ngeliatin kursi penonton hah?! Fokus lo kebagi dua Njing! Gue gak travelling, dua langkah nggak lebih! Lo yang nggak paham aturan, lo double dribble!!” seruku sambil mendorongnya.

“Eh, si anjay! Lo back court bolak balik, tim lo tuh udah batas foul!!” serunya sambil balas mendorongku.

“lo duluan push foul gue!” seruku. Aku ingat banget kelakuan si monyet ini di lapangan. Dia tak berhasil mendorongku pakai tangan, dan akhirnya dia sengkat kakiku! Aku tak terima ya kutonjok saja mukanya. “Kalau gagal shot clock ya tanya dong ke tim lo jangan gue disalahin!”

“Offensive lu ya! Nggak tahu aturan, si bangsat...” ia bersiap memukulku.

Kami berdiri menantang dan aku juga menyiapkan kuda-kuda yang kukepal dalam batas kesabaran.

Kenapa aku bisa ketemu lagi sama si sinting ini sih?! Sudah dua tahun berlalu loh kejadiannya!

“Van, sabar Van. Bukan salah dia kalau si Kitty ngefans banget.” Desis temannya yang sedang menoel-noel baru si anjing.

“Kitty sapa?!” tanyaku karena perhatianku teralihkan.

“Apa’an sih ini ribut-ribut haaaah?!” Seorang pria berwajah bule tulen, tapi logat betawi banget, datang menghampiri kami. “Kalian kira-kira dong segala di mushola berantem!! Saya di sebelah mau ibadah minta ampun ke Tuhan Yesus jadi kebrisikan!!

“Pak Regi! Tuh Pak! Dia duluan ganggu-ganggu saya, kan saya duluan yang kerja di sini Paaak, dia kan jadi junior baru hari pertama dah bikin ulah!” si anjing menunjukku sambil provokator.

Kucengkeram kerah kemejanya, kutekan dia ke dinding.

Kalau saja Tante Vivianna tidak datang dan berteriak “Dennis, Stop!!” sudah kuhantam tinjuku ke wajahnya.

“Astaga Astaghfirullah, Denniiiissss!” seru Tante. Ini mengeluh sekalian berseru.

“Si Revan juga ngapain sih bikin masalah, yang kamu semprot bukan cuma anak baru, hampir semua kamu tantangin, Revaaan!” seru si pria bule.

“Dia jegal saya waktu tanding basket antar sekolah.” Kulepaskan anak brengsek di depanku.

“Dia sombong, angkuh, dan biang onar di lapangan.” Katanya sambil menatapku tajam.

“Nggak ada bukti. Tim gue menang. Lo cuma membual, brengsek.” Geramku.

“Tim lo menang setelah lo dikeluarin jadi kebukti siapa biang sialnya.”katanya.

“Yang dikeluarin bukan cuma gue, lo kan juga, si anying!” seruku.

“Ya tanpa gue, tim gue nggak bisa apa-apa. Makanya kalah.”

“Sekarang siapa yang bacotnya gede hah?!” aku kembali menantangnya.

“Udah udah udah udaaaaah,” si pria bule langsung berada di tengah-tengah kami sambil menahan dada kami berdua. “Kalian berdua ngapain sih ngeributin masa lalu? Kalian ini sekarang sama-sama junior di kantor! Sama-sama nepotisme pula! Yang satu dibawa Ranggasadono, yang satu Vivianna Hassan. Sama-sama dalam masa percobaan!! Nggak ngaca ya?! Kalian berdua tuh jongos di sini berani-beraninya ngacak-ngacak peraturan heh?! Saya pecat aja kalian gimana?!”

“Jangan dong Pak...” si bangsat melotot ngeri.

“Ya sud-“

“Saya butuh Dennis, tolong pertimbangkan lagi Pak Regi.” Sahut Tante memotong ucapanku.

Aku memicingkan mata ke arahnya.

“Tante-“

“Kamu diam!” Tante Vivianna menudingku. Aku benar-benar ingin protes, tapi dia membungkamku.

“Memang kamu butuh Dennis buat apa? Ngeblow rambut? Bawain tas? Ada sesuatu yang berhubungan sama bisnis nggak Vivi?!” tanya si Bule tapi dengan nada sarkas.

“Ya kan itu memang gunanya Asisten. Saya berhak punya asisten karena pencapaian saya bagus, dan saya butuh tampil maksimal karena nasabah harus dapat service yang baik. Masa saya ketemu nasabah dalam keadaan gembel? Bapak kira kebutuhan wanita hanya parfum saja? Ngeblow rambut bisa bikin tangan saya pegel! Belum kalau kuku saya patah, bisa-bisa saya disinisin Bu Meilinda, masa Direktur Garnet Bank merawat kuku aja nggak bisa?!”

Aku bengong.

Hampir ketawa sebenarnya.

Alasan yang sangat tidak logis.

Tapi sepertinya Tante Vivianna terbiasa begitu di sini.

“Halah, selama ini kamu lakukan semuanya sendirian, bisa-bisa aja. Tiba-tiba ada asisten, laki-laki pula, saya jadi curiga jangan-jangan kamu pelihara dia buat ‘relaksasi’.” Kata si bule.

Aku menaikkan alisku sambil menatapnya. Kurasa bibirku sedikit ternganga, karena menurutku si bule ini benar, loh.

Hebat juga dia. Bisa menebak dengan tepat, selain Bahar.

Siapa ya dia?

“Kata-kata itu bisa saya anggap melecehkan saya ya Pak, karena urusan pribadi saya bukan urusan Pak Regi.” Kata Tante Vivianna.

“Kalau itu urusan pribadi, ya nih keponakan jangan kamu suruh kerja di kantor dong Viviiii, di rumah aja, diaaaa! Kalau udah terlanjur campur aduk ya jangan marah kalau saya mixer biar lebih ngembang kayak adonan bolu!”

Pecahlah tawaku.

Di bayanganku adegan campur aduk urusan kantor dan pribadi tidak relate kalau disamakan dengan adonan bolu. Walau pun memang di dalamnya berbagai bahan tercampur semua.

Kenapa jadi bolu sih? Dasar aneh.

“Nggak usah ketawa kamu, Dennis. Kamu berdua, dengan Revan, saya kasih sanksi.” Gerutu si bule.

“Pak Regi! Nyawa saya bisa diujung tanduk, bisa-bisa saya diiket di pohon mangga sama Om Felix!” Namanya Revan toh. Perasaan di seragamnya Rangga siapaaaa gitu. Ingatanku samar-samar.

“Sanksi apa Pak?” tanyaku. Terus terang aku tidak takut.

“Kamu berdua saya tugaskan nagih hutang ke nasabah kol 3. Yang berhasil, saya pertahankan bekerja di sini.”

“Oke.” Jawabku cepat.

“Laaah!” si Revan protes.

“Nasabah kol 3 siapa namanya?” tanya Tante Vivianna.

“Pak Said, yang hutangnya plus bunga, jadi 550juta.” Kata si bule. Namanya Pak Regi ya kalau tak salah.

“Saya akan lunasi hutang Pak Said. Dennis tetap di sini.” Kata Tante Vivianna.

Terang saja kami semua terdiam menatapnya.

Bahkan Pak Regi sampai bengong melihat Tante.

“Ya nggak bisa dong Vivi, Itu melanggar prinsip kehati-hatian, kamu bisa dipidana!” kata Pak Regi.

“Saya bisa alihkan pembiayaannya ke bank lain, kalau perlu. Yang penting Dennis tetap di sini.” Kata Tante Vivianna.

“Segitu penting posisinya?” tanya Pak Regi sambil menunjukku, tapi tatapannya ke Tante.

“Ya. Sudah saya bilang, saya butuh dia. Akan saya lindungi sampai titik darah penghabisan. Bapak butuh prospek berapa agar Dennis tetap di sini? Akan saya usahakan.” Kata Tante Vivianna.

Sekarang aku yang bengong.

Pak Regi menarik nafas panjang.

“Kalian berdua berdamai, jangan bikin masalah.” Akhirnya Pak Regi bicara begini sambil menatapku dan Revan dengan tajam. Dan dia pun pergi dari ruangan itu.

“Dennis, kalau bisa kamu atur cara bicara kamu.” Kata Tante Vivianna lemah. Ia pun berbalik sambil berjalan ke arah ruangannya.

Terus terang... ini pukulan yang menyakitkan untukku, dibandingkan sebuah ancaman.

Melihatnya lelah karena melindungiku, seakan menjadikanku seorang pengecut.

1
Min Yoon-gi💜💜ᴅ͜͡ ๓
lanjut lanjut 😂 seruu ini
Min Yoon-gi💜💜ᴅ͜͡ ๓
wkakaka pancingannya berhasil ya Denis
Reni
slalu menarik dan unik
Yay.
Kak aku ngakak
AyAyAyli
beber bgt
p
luar biasa
Naftali Hanania
nelson si cowok bendera merah ya.....ish..males bgt ganteng tp murah.........an
Naftali Hanania
wah....dimulai ni hubungan lebih nya.....ehem
Naftali Hanania
nah....jd kepikiran deh ni...iya jg ya
SasSya
pinter Denis
memancing di danau keruh
dan boom dapat ikan 🤣😂
mamaqe
laaahhh sepemikiran kita toorr
mboke nio
siap -siap gosip meraja lela
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk sekali dayung langsung sampe qatar ya rev
Daisy🇵🇸HilVi
haaaahh kok serem sih
Daisy🇵🇸HilVi
astaga iya lagi🤦🏻‍♀️tadinya kepikiran klo hpku adalah bestiku yg selalu mengerti diriku😂😂iiiiyyyuuuhh kan jadi takut sama hp sendiri, jgn2 ada jinnya🤣
Daisy🇵🇸HilVi
pokoknya yg cuan embat aja ya den
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk wisata horor ini mah
Wiwit Duank
yeyyy akhirnyaaa...dari sehari jadi berhari² 🤭
Wiwit Duank
udah yg jelas² aja Denis gak usah aneh² kek si Yusuf..ada si Tante kok.di provokasi dikit langsung nawarin diri 😂
D_wiwied
hmmm trio opo iki, padakne arep nonton sinetron po yoo 😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!