NovelToon NovelToon
A Modern Soul In A Young Widow'S Body

A Modern Soul In A Young Widow'S Body

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Janda / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13.Kebenaran terungkap.

Kaisar Xiao menggenggam kuas dengan mantap, lalu memberikan sentuhan akhir pada titah kekaisaran yang ditulisnya sendiri. Setelah cap naga merah ditekan dengan tegas di ujung gulungan sutra, ia menoleh ke kasim kepercayaannya yang telah menunggu dengan tenang di sampingnya.

“Gao,” ujar Kaisar dengan suara rendah tapi penuh otoritas.

Kasim Gao, pria paruh baya dengan raut wajah tenang dan penuh pengabdian, segera menunduk dalam-dalam. “Hamba siap menerima perintah, Yang Mulia.”

“Bawa titah ini langsung ke kediaman Keluarga Liu. Pastikan mereka membacanya sendiri, dan suruh mereka segera mengambil kembali Putri mereka dari tangan keluarga Wu. Malam ini juga.”

Mata Gao berkilat. “Apakah harus disampaikan secara terbuka, atau dengan kehati-hatian, Yang Mulia?”

“Biarkan keluarga Wu tahu,” jawab Kaisar pelan. “Tapi jangan beri mereka waktu untuk bersiasat.”

Gao menunduk sekali lagi. “Hamba mengerti.”

Dengan gerakan cekatan, Gao menerima gulungan titah, menyimpannya dalam tabung emas bersegel kekaisaran, lalu keluar dari istana dengan iring-iringan pengawal pribadi Kaisar. Suasana malam di istana terasa semakin tegang seperti sebuah badai diam sedang bergerak menuju kediaman Keluarga Wu, membawa kekuatan mutlak dari tahta tertinggi negeri.

Malam merayap pelan di atas langit ibu kota, menyelimuti istana dengan keheningan yang berat. Namun, di balik dinding tinggi tempat Kaisar Xiao bersemayam, cahaya lentera masih berkedip di sepanjang lorong istana dalam. Suasana hening itu pecah ketika pintu gerbang sisi timur dibuka perlahan.

Tiga prajurit istana berpakaian lengkap muncul dari balik bayangan, masing-masing mengendarai kuda hitam yang kuat dan terlatih. Di tangan salah satu dari mereka, tergenggam gulungan sutra merah berstempel naga emas titah kekaisaran yang tak dapat dibantah.

Perintah telah jatuh dari mulut Kaisar sendiri.

Tanpa menunggu pagi, mereka melaju menembus pekat malam. Derap kaki kuda mereka menggema di jalan berbatu, melewati gang-gang yang telah tertidur, menuju kediaman keluarga Jenderal Liu.

Di kediaman keluarga Liu, para penjaga hampir saja menegur kehadiran mendadak itu,namun segel naga di tangan prajurit langsung membuat mereka terdiam, menunduk dalam-dalam.

"Titah dari Yang Mulia Kaisar Xiao," ucap salah satu prajurit, suaranya berat dan penuh wibawa. "Zi Ning harus segera dibawa kembali malam ini juga."

Angin malam berhembus perlahan, membawa serta perubahan besar yang telah ditetapkan oleh takdir. Di balik tirai kediaman, beberapa sosok mulai terbangun, menyadari bahwa malam itu bukanlah malam biasa dan Zi Ning, takdirnya kini berada dalam genggaman kaisar sendiri.

Dengan menunduk semua keluarga jenderal Liu, mengambil titah kerajaan dan dengan suara tegas dan serentak putra-putra jenderal Liu tegas mengiyakan dan berterimakasih kepada Kaisar Xiao.

Malam itu juga kakak pertama Zi ning Yun hao dan kakak kedu Lei heng, dengan kuda gagahnya segera pergi membawa titah Kaisar Xiao itu untuk keluarga Wu.

Derap kuda mereka memecahkan malam di kediaman mereka, dengan ayah dan ketiga saudara Zi ning menunggu dengan menanti kedatangan permata mereka kembali.

Malam itu juga di kediaman keluarga Wu, rahasia yang mereka tutupi akhirnya malam itu terbuka sudah.

Saat angin membawa bisikan dari langit yang mendung, Zi Ning melangkah pelan menyusuri jalan setapak di dalam kediaman keluarga Wu. Di tangannya, sebuah bungkusan kecil dibalut kain sutra biru muda yang isian sederhana yang ia persiapkan sebagai tanda terima kasih.

“Nyonya, apa tidak sebaiknya pagi saja ? ”ucap Yue yang khawatir.

“Jika pagi, bagaimana kalau ketahuan ibu mertuaku itu? ”jawab Zi ning.

“Nyonya benar. ”

Ia tak menyangka, permohonannya untuk ikut keluar dari rumah keluarga Wu bersama saudara iparnya, si tuan muda ketiga, justru dikabulkan. Meski hanya alasan remeh udara segar dan cahaya bintang, bagi Zi Ning itu seperti embusan napas kebebasan. Maka ia ingin mengucapkan terima kasih secara langsung.

Namun ketika ia menemukan lelaki itu di taman belakang kediaman, suasana berubah tak terduga.

Tuan muda ketiga duduk di bawah pohon plum tua, wajahnya pucat kemerahan oleh pengaruh arak. Botol anggur kekaisaran tergeletak di sampingnya, sebagian isinya tumpah membasahi rumput. Matanya sayu, suaranya berat dan tak terarah saat melihat Zi Ning mendekat.

"Ah... Kau datang, istri mendiang kakakku yang malang..."

Zi Ning berhenti sejenak. Nada mabuk itu membuatnya ragu, namun ia tetap mendekat, menunduk sopan dan menyerahkan bungkusan itu.

"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih..."

Namun sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, si tuan muda tertawa lirih, tawa getir yang menggantung di udara malam.

"Terima kasih? Hah... Kalau saja kau tahu kebenarannya... Kau tidak akan pernah berterima kasih padaku..."

Zi Ning menatapnya, dahi berkerut. "Apa maksudmu?"

Ia tertawa lagi—kali ini lebih keras, lebih gila. Dan kemudian, dari mulut mabuknya, kata-kata meluncur seperti racun yang tak bisa ditarik kembali.

"Bukan karena perang... bukan karena musuh... Kakakku mati karena tidak mau menjadikan kamu istrinya tapi kakak bodoh itu, malah kabur dengan gadis budak dan akhirnya mereka berdua bisa bersama di surga!"

Darah Zi Ning seolah berhenti mengalir.

"Apa... maksudmu?" bisiknya, gemetar.

Tuan muda ketiga memandang kosong ke langit, lalu menutup matanya sambil bersandar. "Maksudnya,keluarga kami sudah membohongi mu.kakak pertama tidak mati menolong ku, tapi karena ia lari dengan wanita yang ia cintai dan mati di atas tebing bersama-sama"

Diam. Tak ada suara selain desir angin dan gemetar napas Zi Ning. Dunia seolah runtuh di hadapannya.

Yue yang mendengar itu juga terkejut seakan tidak percaya yang ia dengar, sedangkan Zi ning hanya diam.

Dan malam itu, bukan hanya satu titah yang mengguncang takdir.

Tapi juga kebenaran kelam yang selama ini terkubur dalam arak, kebohongan pun terbongkar dari mulut pria yang dijadikan alasan kematian suaminya.

Zi ning dan Yue langsung meninggalkan tuan muda ketiga yang tak sadarkan diri di halaman belakang.

Dan mereka berdua bergegas pergi dari sana, dengan kebenaran yang sudah Zi ning tebak. Karena pernikahan dirinya dengan keluarga Wu tidak sah, dan selama ini ia harus mendoakan suami tak setia.

Saat mereka berdua berada dalam paviliun mereka, Zi ning duduk terdiam sedangkan Yue marah-marah sendiri sambil mengutuk keluarga Wu.

Namun tak ada air mata di matanya,bukan karena ia tidak sedih. Justru karena di dalam dirinya, jiwa yang menetap di tubuh ini bukanlah wanita bangsawan dari masa lalu itu. Ia adalah Li Hua.

Seperti ini keluarga ini mempermainkan aku, pikir Li hua kesal.

Selama ini, Li Hua hanya menjalani peran yang diberikan padanya. Ia diam, ia bersabar, ia berusaha hidup sesuai aturan dunia yang asing ini. Tapi malam itu… semuanya pecah. Tembok terakhir dalam hatinya runtuh.

“Pria seperti itu tidak pantas untuk doa yang aku lantunkan setiap pagi. ”

“Nyonya benar. ”

“Kita harus memberi pelajaran untuk keluarga Wu. ”

“Bagaimana nyonya? . ”

“Kita bakar aula leluhur mereka. ”

“APA!.”

Zi ning duduk di kursi kamarnya, sambil wajahnya tersenyum dengan licik.

Rasa sakit diperlakukan sebagai wanita hina. Tapi yang lebih menyakitkan adalah kenyataan bahwa hidup Zi Ning,yang ia gantikan ternyata hanya pion dalam permainan politik keluarga.

Dan kini, Li Hua tak bisa lagi hanya jadi pemeran bayangan.

Ia melangkah pergi dari taman dengan mata kosong dan hati penuh keputusan. Tak ada lagi tangis. Tak ada lagi keraguan. Ia tahu siapa dirinya… dan ia akan hidup sebagai Li Hua.

“Zi Ning sudah mati... yang hidup sekarang adalah aku”Gerutunya pelan.

Di depan cermin ruangannya, ia menatap wajah yang bukan miliknya,tapi kini menjadi satu-satunya yang ia punya. Ia melepaskan tusuk konde yang menggulung rambutnya, membiarkannya terurai.

"Mulai malam ini, aku tak akan hidup sebagai bayangan siapa pun."

Ia tak peduli lagi siapa yang merasa kehilangan, siapa yang ingin mengikatnya. Kaisar, keluarga Liu, atau siapa pun.

Karena malam itu, Li Hua yang seorang wanita dari abad 21 dan akhirnya mengambil alih takdirnya sendiri, dan langkahnya berikutnya… akan mengguncang dunia ini.

1
Alan Banghadi
Rasain kamu tuan muda hu bahkan itu belum cukup dengan matinya li mei
Alan Banghadi
Zi Ning yg sabar ya karena Li mei sudah mati😭😭😭
Alan Banghadi
Kasihan li mei malah mati bahkan di perkosa dan di bunuh😭😭😭.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡
Alan Banghadi
Jangan2 li mei mati di bunuh sama tuan muda keluarga hu aduh jangan sampe
Alan Banghadi
Ternyata yg membunuh pelayan tua itu Tian mudah Hu sendiri astaga 🤦🏻
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning dan Yue akan berjuang dari nol
Alan Banghadi
Akhirnya li hua yg Berti dak
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning akan berkumpul lagi dengan keluarganya
Alan Banghadi
Bagus semoga ketahuan perlakuan Keluarga terhadap Zi ning
Chen Nadari
ambil thor.ksh dia dimensi /Casual/
Chen Nadari
semoga buruan keluar dr keluarga laknat
Chen Nadari
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!