Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis itu lagi
Kean mengantarkan Melani untuk periksa ke rumah sakit, agar jelas bagaimana keadaan janin di kandungan Melani, bahkan jika bisa Kean ingin mempertemukan Danar dengan Melani jika bisa.
"Kamu tak ikut masuk?"Tanya Melani penuh harap yang hanya di jawab gelengan kepala Kean.
" Please, kali ini saja." Mohon Melani masih penuh harap.
"Kamu bukan istriku, aku tak berhak melihat auratmu saat di USG nanti." Jawab Kean tanpa melihat Melani karena baru saja pandangannya seperti melihat Lentera sekilas.
"Tapi aku mengijinkan kamu melihatnya Kean." Kata Melani yang membuat Kean menoleh.
"Jaga martabatmu, kau wanita bersuami." Kata Kean datar dan tajam yang membuat Melani mengembun andai bayi yang di kandung milik Kean pasti ini akan membahagiakan.
"Masuk atau aku akan pergi segera." Ancam Kean dan Melani pun masuk dengan ragu.
Setelah Melani masuk Danar datang dengan wajah amarahnya, istrinya kabur dan periksa kandungan bersama mantan pacarnya.
Buggghhh
Buggghhh
"Kurang Aj*rrrr, kamu udah bawa lari istri orang!!!!" Danar mengamuk padahal Kean justru yang meminta Danar datang ke rumah sakit dengan membajak ponsel Melani saat mandi tadi untuk mendapat nomer pria yang sudah memukulinya ini.
"Masuk dan urus istrimu, bawa dia pergi dan jangan pernah kembali, jadi laki-laki yang bertanggung jawab, buat anak orang hamil setidaknya jangan kasar dia butuh perlindungan." Ucap Kean lalu pergi dan Danar mengepalkan tangan lalu masuk kedalam ruang Dokter.
Kean memegangi pipinya yang memar dan kembali ke mobilnya namun tak sengaja saat di jalan menabrak wanita yang sedang menangis sambil menundukkan kepalanya.
"Ashhhh." Keduanya jatuh dan saling mengaduh.
"Maaf..." Suara serak gadis itu membuat Kean mendongak menatap gadis yang mulai berdiri itu.
"Kamu... " Kean terkejut ini pertemuan ke tiga setengah hari penolakan dari wanita yang beberapa waktu sering membuatnya berpikir tentang wanita lain selain Melani.
"Kamu terluka." Gadis itu mengambil tisu dan memberikan pada Kean yang berdarah sudut bibirnya.
Kean tertegun, di saat sama-sama sedih begini, gadis di hadapannya selalu memberikan pertolongan pada dirinya, padahal bisa jadi masalah yang di hadapi jauh lebih berat di bandingkan dirinya.
"Terimakasih. Kenapa kamu menangis?" Kean tak tega melihat mata indah itu sedih, gadis itu selalu memakai masker namun matanya dan suaranya Kean sangat hafal.
"Tidak apa-apa maaf permisi, saya buru-buru." Ucap Lentera, yah hari ini ibunya drop lagi dan operasi itu belum bisa di lakukan karena ibunya menolak untuk mendapat donor ginjal dari dirinya juga adik-adiknya sehingga menunggu donor ginjal dari orang lain yang cocok dengan ibunya.
Kean mengikuti Lentera dan benar saja gadis itu masuk ke sebuah ruangan perawatan yang tak boleh sembarangan orang masuk, Kean membatin gadis itu miskin tapi mengapa bisa mendapatkan fasilitas sebagus ini di rumah sakit, apakah calon suami gadis itu yang menanggungnya pikirnya.
Kean berbalik rasanya sedikit sesak saat teringat jika gadis itu sudah akan menikah dan dirinya juga akan menerima perjodohan dengan wanita yang bahkan tak dia kenal sama sekali.
Kean menatap jalan dengan pandangan melamun mengapa nasib dirinya tak semulus karier yang dia tapaki, apakah sesulit ini mencari wanita yang baik sesuai selera dirinya.
Panggilan masuk dari Bunda dengan malas Kean mengangkat, entah mendadak perasaannya menjadi tidak enak saat setiap kali Bundanya menelfon.
📞"Assalamualaikum Bun." Ucap Kean menyapa sang Bunda.
📞"Walaikumsalam, Kean datang besok ke Rumah Sakit YIH besok kamu akan menikah."
📞" Jangan kabur ya sayang, Bunda mohon."
Kean seperti mendengar kilat di siang bolong dan ini mengejutkan sekali rasanya sampai Kean tak mampu menjawab.
***
Up lagi hari senin kasih Vote ya kak🙏😍😍😍
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??