VOLETTA yang sering di panggil VIOLET, seorang bayi yatim piatu yang tidak memiliki saudara lagi, dia di angkat oleh keluarga Romanov keluarga nomor satu di kota Bore.
Dan Violet tumbuh besar dengan penuh kasih sayang dari keluarga Romanov, apa lagi saat putra bungsu keluarga Romanov, LUCANE ROMANOV mengambil alih keluarga Romanov, Violet semakin membuat semua orang iri dengan kehidupannya, karna Lucane selalu memprioritaskan Violet.
Tapi itu semua berubah saat Violet sengaja ingin mencelakai wanita yang di cintai oleh Lucane, karna hasutan dari musuh wanita itu, Lucane perlahan menunjukkan sisi iblisnya di depan Violet, pria itu menghukum Violet dengan menyiksanya di ruang bawah tanah.
Dan saat Violet menghembuskan nafas terkahirnya, dia berjanji jika ada kehidupan kedua dia tidak akan lagi mengusik kehidupan Lucane dan wanita pujaan hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Di salah satu ruangan karyawan Lucane, terlihat Raisa yang meringis menahan sakit, saat seorang karyawan wanita mengoleskan salep di punggungnya yang terbentur pot bunga tadi.
''Ishhhh''
''Nona, sudah''
Raisa menaikkan bajunya kembali dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.
''Terimakasih ya''
''Sama sama Nona'' balas karyawan itu tersenyum.
Dengan sedikit hati hati Raisa bangkit dari duduknya, dan kembali ke ruangan Lucane untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Tok
Tok
Tok
''Masuk!''
Raisa segera membuka pintu ruangan Lucane dan melangkah masuk ke dalam.
Melihat Lucane yang sedang serius menatap layar laptopnya, Raisa langsung duduk di sofa berhadapan dengan Xander untuk melanjutkan pekerjaannya.
Ishhh
Xander yang tak sengaja mendengar Raisa merintih langsung mendongakkan kepalanya.
''Apa punggungmu masih sakit?''
Raisa menganggukkan kepalanya. ''Sedikit Tuan''
Dari meja kerjanya Lucane tidak sengaja mendengar pembicaraan Xander dan Raisa, lalu dia bangkit dari kursi kerjanya dan menghampiri Raisa.
''Kembalilah ke villa, kalau masih sakit jangan di paksakan'' tukas Lucane.
''Xander, antar dia kembali ke villa'' perintah Lucane lalu kembali ke kursi kerjanya dan melanjutkan lagi pekerjaannya.
Xander langsung berdiri dan menganggukkan kepalanya, untuk melakukan perintah dari sang atasan.
''Ayo, aku antar kamu kembali ke villa'' tukas Xander menatap Raisa yang masih duduk di sofa.
Raisa menganggukkan kepalanya, dia tidak berbohong punggungnya memang masih sangat sakit, jika di paksakan untuk tetap bekerja mungkin memarnya akan lama sembuhnya.
Jam satu malam Raisa yang terlelap sejak sore tadi terbangun karna merasa haus, dia lalu bangkit dan keluar dari kamarnya untuk mengambil air di dapur.
Raisa mengambil botol yang berisi ari putih di dalam kulkas, lalu menuangkannya ke dalam gelas dan meneguknya hingga tandas.
Setelah rasa hausnya teratasi Raisa tidak segera kembali ke kamarnya, tapi dia menatap kamar Lucane yang tertutup rapat.
''Apa Tuan sudah kembali?'' gumamnya.
''Nona''
Raisa menoleh dan melihat kepala pelayan yang berjalan menghampirinya lalu berdiri satu langkah darinya.
''Nona, kenapa anda bangun?, ini masih jam satu malam'' tanya sang pelayan.
''Saya haus, jadi terbangun'' jawab Raisa tersenyum.
''Oh ya, Apa Tuan Lucane dan Tuan Xander sudah pulang?'' tanya Raisa.
''Belum Nona, sepertinya Tuan Lucane dan Tuan Xander menginap di perusahaan''
Raisa hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum, mendengar jawaban dari kepala pelayan Villa.
"Sebaiknya aku besok bawakan Tuan Lucane dan Tuan Xander sarapan pagi" batin Raisa.
Keesokan harinya pagi pagi sekali Raisa sudah tiba di perusahaan, bahkan para karyawan belum ada yang datang, hanya ada petugas keamanan yang berjaga shift malam, mungkin juga belum waktunya pergantian shift.
''Apa Tuan Lucane dan Tuan Xander tidur di sini?'' tanya Raisa pada petugas ke amanan.
''Iya Nona, beliau berdua menginap di sini'' jawabnya.
Raisa menganggukkan kepalanya, lalu melangkah masuk ke dalam lobi sembari menenteng paperbag di tangannya, dan masuk ke dalam lift khusus khusus karyawan.
Saat baru keluar dari lift Raisa melihat Xander yang baru keluar dari ruangan Presdir masuk ke dalam pantry, lalu Raisa buru buru mengejarnya.
''Tuan Xander!''
Xander yang hendak mengambil cangkir menoleh.
''Raisa, ini jam berapa?,kamu kok sudah ada di sini'' tukas Xander melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, yang menunjukkan pukul setengah enam.
''Iya, saya sengaja berangkat pagi pagi sekali, untuk mebawakan Tuan Lucane dan anda sarapan'' ujar Raisa.
Tatapan Xander langsung beralih pada paperbag yang di bawa oleh Raisa.
''Kamu yang masak?'' Raisa menganggukkan kepalanya.
''Ya sudah sana, kamu bawa ke ruangan Tuan, aku masih mau membuatkan kopi untuk Tuan'' tukas Xander.
''Iya''
Raisa lalu bergegas ke ruangan Lucane, dan seperti biasa sebelum masuk ke ruangan Lucane, Raisa akan mengetuk pintu dahulu, setelah mendapat sahutan dari dalam barulah Raisa akan masuk.
Saat masuk ke dalam Raisa melihat Lucane yang duduk di sofa tunggal tengah memijit pelipisnya.
''Tuan''
Lucane langsung menatapnya, dan saat itu Raisa menebak kalau atasannya belum tidur semalaman, melihat lingkaran hitam di bawah kedua matanya.
''Ini masih sangat pagi, kenapa kamu sudah ada di sini?, apa punggungmu sudah tidak sakit?''
Raisa langsung terperangah, selama dirinya bekerja menjadi sekertaris Lucane, ini kali pertamanya dia mendengar atasannya bicara panjang dengannya, biasanya atasannya hanya akan bicara seperlunya saja.
''Raisa''
Seketika kesadaran Raisa langsung kembali, dia lalu buru buru meletakkan paperbag yang di bawanya di atas meja di depan Lucane.
Dahi Lucane mengerut melihat paperbag yang di letakkan di atas meja oleh Raisa.
''I,, ini sarapan pagi untuk Tuan dan Tuan Xander'' ujar Raisa dengan gugup saat menyadari expresi Lucane.
Dahi Lucane mengerut semakin dalam, karna biasanya pelayan di villa baru selesai menyiapkan sarapan pagi saat jam setengah tujuh, tapi ini jam setengah enam Raisa sudah datang membawakannya sarapan pagi.
''Kamu yang masak?'' Raisa menganggukkan kepalanya dengan gugup.
''Cepat kamu tata, aku akan mandi dulu'' tukas Lucane bangkit lalu melangkah masuk ke dalam ruangannya yang berada di balik rak buku.
Raisa segera mengeluarkan semua kotak bekal dari dalam paperbag, lalu di tata di atas meja tapi sebelum itu Raisa terlebih dahulu merapikan berkas berkas yang berserakan di atas meja.
Ceklek
Xander yang baru masuk melihat Raisa yang sedang menatap sarapan pagi, lalu dia meletakkan kopi milik Lucane di atas meja kerja atasannya.
''Dimana Tuan?'' tanya Xander.
''Tuan sedang mandi'' jawab Raisa.
Xander menganggukkan kepalanya, lalu dia duduk di sofa yang semalam dia duduki saat bekerja lembur.
Tak berselang lama Lucane keluar dari ruang istirahatnya, dengan tampilan yang lebih fres, bahkan aroma sabun dari tubuh Lucane menguar ke seluruh ruangan, Raisa sampai di buat terpana dengan tampilan Lucane yang baru selesai mandi, menurutnya laki laki tertampan yang pernah dia temui hanya Lucane.
"Tuan Lucane benar benar sosok pria yang sangat sempurna" batin Raisa menatap kagum Lucane yang berjalan ke arahnya.
''Apa yang kamu lihat'' tegur Lucane datar.
Raisa buru buru menundukkan kepalanya, dan bicara dengan sangat gugup. ''Tuan, silahkan sarapan dulu''
Lucane langsung duduk di sofa tunggal, dan saat Raisa ingin mengambilkan sarapan paginya, Lucane langsung mencegahnya.
''Tidak perlu, aku bisa sendiri, lebih baik kamu juga ikut sarapan dengan kami'' ujar Lucane dengan expresi datar.
Raisa mengangguk dengan patuh dan duduk di sofa yang berhadapan dengan Xander, lalu ikut sarapan bersama mereka.
Diam diam Raisa melirik ke arah Lucane yang sedang menyantap sarapan pagi yang di buatnya dengan tenang, Raisa berfikir Lucane menolak dirinya melayaninya untuk mengambilkan sarapan, mungkin karna Lucane tidak tega padanya seperti kemarin sore saat dirinya kesakitan, Lucane langsung menyuruhnya istirahat di villa, tiba tiba Raisa meraskan hatinya berdesir.
"Apa Tuan tertarik denganku" batin Raisa, karna yang dia dengar dari karyawan Romanov, kalau sosok Lucane sangatlah tegas dan disiplin, dia tidak perduli entah itu karyawan laki laki atau perempuan.
Raisa hanya tersenyum saja, semalam setelah bangun dirinya tidak bisa tidur lagi
kl cma d anggap ponakan mh ga mngkn posesif ky gt,boro2 pnya pcar tmnn aja ga bleh....kira2,kluarganya ngsih rstu ga y???
tp biarin aja lh....msa mreka sbuk sndri,trs vio ga bleh pnya tmn yg lain....kn pst dia ksepian.....
btw,tmenan aja sm alex....biar pmanmu kluar tanduknya..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
glirn ga ssuai hrpan,tnggal nangis dehhh..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
apakh lucane bkln jth cnta sm raisa????
apalgi kk'nya kn emng niat bgt mnjdohkn mreka....