Terpikat Cinta Vtuber

Cahaya matahari pagi menyelinap di balik gorden jendela. Aldira masih meringkuk di balik selimutnya yang hangat seakan enggan untuk beranjak. Biasanya dia sudah bangun untuk sekedar mencuci muka di akhir pekan, namun wanita itu hanya menatap langit-langit dengan lemas dari atas kasur.

“Malas sekali. Hari ini aku harus ke kantor agensi untuk menemui Rafi dan Tony. Kenapa harus hari ini, sih?” Keluh Aldira yang masih terbaring malas.

Dia memikirkan obrolannya semalam dengan Tony mengenai hubungan rahasianya dengan Salma. Hatinya masih kacau, tampaknya akan sulit baginya untuk bertemu dengan Tony dan melihatnya secara langsung.

Ponsel Aldira berbunyi kemudian ia meraihnya. Pesan masuk dari Rafi terpampang di layar yang bertuliskan ,”Jangan terlambat! Satu jam lagi sudah harus sampai sini, ya!”

Sambil mengucek mata, Aldira memperhatikan jam yang tertera di ponselnya. Dia tidak sadar bahwa dia bermalas-malasan cukup lama di ranjang. Dengan panik dia segera beranjak dari kasur empuknya dan bersiap-siap. Siapa sangka, satu jam lagi dia harus sudah tiba di kantor agensi.

***

”Terlambat 20 menit.” Kata Rafi saat Aldira menunjukkan mukanya di kantor.

“Maaf, lain kali aku akan datang tepat waktu.” Jawab Aldira sungkan.

“Aku pegang kata-katamu. Kalau tidak kau tepati, aku akan memutus kontrak kerja sama kita.” Balas Rafi ketus.

“Tega sekali! Ini baru pertama kalinya aku telat, lho.” Ucap Aldira kesal.

Tony terkekeh-kekeh mendengar perdebatan tersebut. Aldira yang menyadarinya segera membuang muka karena masih terngiang obrolannya kemarin dengan pria itu. Tampaknya dia masih belum berani menatap mata Tony secara langsung.

“Aldira, aku ingin me-review unggahan kontenmu yang terakhir. Kata Tony, perkembanganmu cukup bagus di konten itu.” Ujar Rafi sambil mengoperasikan komputernya.

Aldira membalas dengan senyuman bangga. Akhirnya dia mendapatkan pengakuan dari manager agensinya yang mengikuti perkembangan konten buatannya selama ini.

“Jangan terlalu memujinya, nanti dia besar kepala!” Goda Tony yang duduk dengan santai.

“Tidak ada salahnya memuji anak baru. Siapa tahu dia semakin bersemangat untuk konten berikutnya.” Balas Rafi optimis.

Sambil mengarahkan mouse, tiba-tiba Rafi menatap layar komputer dengan terkejut. Tangannya berhenti menggerakkan mouse.

“Ada apa? Apakah kontenku masih ada yang kurang?” Tanya Aldira penasaran menyaksikan reaksi manajernya itu.

“Tidak mungkin. Coba kalian lihat ini!” Gumam Rafi dengan suara bergetar.

Tony segera menegakkan badannya dari sandaran kursi. Dia mengintip layar komputer yang ada di hadapan Rafi. Matanya terbelalak membaca salah satu komentar di situ.

“Saya adalah Pretty Cute Case yang asli. Ada seseorang yang meng-hack akunku selama aku hiatus. Keterlaluan sekali!” Tulis sebuah akun bernama CuteX.

“Jangan-jangan…” Ucap Rafi khawatir.

“Apakah mungkin Salma yang menulis komentar ini?” Potong Tony terperanjat.

Aldira yang mendengar nama perempuan tersebut segera menyusul kedua pria itu dan berdiri di belakang, ikut mengintip ke layar komputer.

“Salma?” Gumam Aldira setelah membaca komentar itu secara langsung.

Mereka bertiga memeriksa balasan-balasan atas komentar tersebut. Ada yang menunjukkan rasa percaya dan ada juga yang tidak percaya dengan pengakuan tersebut. Tampaknya netizen terbagi menjadi dua kubu.

“Untungnya masih banyak yang percaya dengan unggahanmu, Al.” Kata Rafi mengehela napas lega.

Berbeda dengan Rafi, Tony menunjukkan rasa cemas di wajahnya. Kuku jarinya dia gigit-gigit kecil dengan giginya tanda kekhawatiran menyelimuti dirinya. Aldira menyadari gesture tersebut dan hanya bisa diam terbakar rasa cemburu.

“Jika itu memang Salma, kita harus menemukannya.” Ujar Tony sambil menggigit kuku jarinya.

“Kamu belum bisa melupakannya, ya?” Tanya Rafi sambil melihat wajah Tony.

“Pokoknya aku harus menemukan dia!” Tony memaksa.

“Jika Salma memang tidak ingin diketahui keberadaannya bagaimana?” Rafi kembali bertanya.

“Aku tidak peduli. Aku harus mencari tahu dimana dia berada dan bertemu dengannya!”

Aldira hanya bisa diam mendengarkan obrolan kedua pria tersebut. Tampaknya, hanya dia sendiri yang tidak tahu banyak terkait kepergian Salma yang tiba-tiba.

Tony beranjak dari kursinya dan segera keluar dari ruangan itu dengan terburu-buru. Entah dia pergi kemana, namun hal itu cukup membuat heran Rafi dan Aldira yang masih bertanya-tanya akan komentar tersebut.

“Maaf, ya. Dia memang seperti itu. Selalu saja bertindak semaunya jika berhubungan dengan Salma.” Kata Rafi memecah kesunyian.

“Memangnya sedekat apa hubungan mereka berdua?” Aldira bertanya dengan ragu. Sepertinya dia penasaran sekali akan hubungan kedua orang itu. Tapi di lain sisi, dia juga takut merasakan sakit hati apabila mendengar jawabannya.

“Hmmm. Bisa dibilang mereka sangat dekat satu sama lain.” Jawab Rafi berusaha mengingat-ingat.

Dada Aldira terasa sesak.

Rafi melanjutkan, “Mereka berdua mendaftar di agensi ini bersama-sama setahun yang lalu. Saat memasuki ruangan ini untuk pertama kalinya, terlihat sekali bahwa mereka baru saja berpacaran dan saling memberikan dukungan satu sama lain untuk menjadi vtuber ternama. Romansa anak muda begitu ketara di antara keduanya. Bahkan, sebelum Salma menghilang, seisi karyawan di kantor ini masih bisa merasakan kehangatan yang diberikan oleh keduanya.”

Aldira mendengarkan dengan seksama. Sebenarnya, dia merasakan perih di dadanya seperti ada yang menikam jantungnya. Wajar saja, Rafi memberitahu informasi yang tidak pernah dia ketahui tentang kedua orang itu. Hal yang tidak diketahuinya itu membuat dirinya semakin yakin bahwa dia bertepuk sebelah tangan sejak dulu dan mendambakan pria yang sudah dimiliki oleh wanita lain.

“Kamu harusnya lebih tahu, bukankah kalian bekerja di kantor yang sama?”

“Oh, itu… Di kantor mereka memang terlihat dekat tetapi sebagai sahabat saja. Tidak ada yang pernah mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya.” Jawab Aldira terus terang.

“Persahabatan pria dan wanita itu tidak pernah ada. Jika seorang pria dekat dengan wanita, sudah dipastikan bahwa mereka memiliki hubungan sepesial. Atau kemungkinan kedua, pria tersebut bukan pria normal.” Lanjut Rafi bercanda.

“Hahaha. Iya juga, sih. Untung saja Tony pria normal.” Sambung Aldira berusaha untuk menutupi perasaan sedihnya dengan menyambut candaan Rafi.

“Mudah-mudahan saja, komentar akun ini tidak mempengaruhi performa Tony untuk konten-konten berikutnya.” Ujar Rafi cemas.

Aldira menoleh ke arah pintu yang dibiarkan terbuka oleh Tony. Matanya terlihat kosong seakan separuh harapannya meninggalkan dirinya begitu saja. Hari itu, dia sungguh menyadari perasaan khawatir yang begitu besar pada Tony terhadap Salma. Kekhawatiran yang bercampur menjadi satu dengan kerinduan yang mendalam terasa pada diri Tony. Dadanya semakin sesak memikirkan dirinya yang bertepuk sebelah tangan dan mengidamkan hubungan yang lebih serius dengan Tony. Tapi dia juga tidak ingin merebut pacar orang lain. Sekalipun Salma menghilang, bukan berarti ia memutus hubungan dengan Tony, pikirnya. Cepat atau lambat, mereka akan bertemu dan bersatu kembali sehingga tidak lagi ada harapan bagi Aldira.