Zelva Althea Bahran merupakan gadis berusia 15 tahun berparas cantik nan imut. Tapi jangan tertipu dengan wajahnya yang terbilang polos, karena itu hanya cover. Kelakuannya 180 derajat berbanding terbalik. Jahil, barbar dan absurd.
Gadis itu biasa dipanggil Zelva, tingkahnya mampu membuat siapa saja tertarik padanya, termasuk 4 Prince SMA Nusa Bangsa.
Memiliki dua kakak laki-laki dengan kepribadian yang berbeda.
Gadis itu juga mempunyai 5 sahabat. Mereka bersahabat sejak SMP.
Ini kisah seorang gadis cantik namun barbar yang harus menghadapi berbagai kejadian yang tak pernah terlintas dipikirannya. Kisah tentang percintaannya, keluarganya dan persahabatannya tertera di cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichasthetic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. PERTANDINGAN
Hari Rabu, jadwal pelajaran olahraga untuk kelas 10 IPS 2 di jam pertama. Semua murid sudah berada di lapangan untuk mengikuti pelajaran tersebut. Tetapi guru olahraga yang seharusnya mengajari mereka hari ini, memiliki urusan penting, jadi para murid dibebaskan untuk bermain apa saja. Ada yang bermain basket, futsal, bulu tangkis, tarik tambang, bergosip dan ada juga yang berjongkok tidak jelas sembari mengobrol, hal itu hanya dilakukan oleh 3 perempuan, siapa lagi kalau bukan Zelva, Dilma dan Senna. Padahal ada bangku panjang di pinggir lapangan juga gazebo untuk mereka tempati, tapi entah dengan otak ajaib ketiga perempuan cantik itu, lebih memilih berjongkok.
Lebih parahnya Zelva, memakai kacamata hitam yang memang dia sediakan khusus untuk pelajaran olahraga, karena tidak ingin mata indahnya silau terkena sinar matahari.
"Gue lupa bawa komik yang tadi malam gue pinjam di toko HAFYOUREM, padahal niatnya mau bacain untuk kalian." Zelva melirik Senna sembari menahan tawa. Zelva tau jika Senna tidak suka dengan hal-hal yang mengandung unsur pembunuhan. Senna akan mual bisa-bisa muntah. Pernah Zelva menceritakan film The Chaser yang ia tonton pada Senna, lalu tiba-tiba Senna muntah. Zelva bukannya merasa bersalah melainkan tertawa terbahak-bahak.
"Komik apa?" tanya Dilma yang sedang menatap rombongan semut, sesekali ia meniup pelan, membuat semut itu kocar-kacir tidak beraturan.
"Sampe komik yang ada bunuh-bunuhnya, gue tendang lo sampe Pluto." Senna berujar ketus. Tatapan tajamnya terarah pada Zelva.
Zelva melambaikan tangannya cepat di depan dada, mengelak perkataan Senna. "Gak, kali ini komik romantis," bohong Zelva. Ia menampilkan raut wajah penuh keyakinan, agar Senna mempercayainya. Padahal dalam hati, gadis itu tengah menahan tawa.
Senna menelisik wajah Zelva. "Sejak kapan lo suka komik romantis?" tanya Senna dengan raut wajah sewot.
"Sejak baca komik ini." Senna hanya memutar bola matanya malas, namun ia mempercayai ucapan Zelva.
"Woy tiga cabe."
Zelva, Dilma dan Senna menoleh ke asal suara. Raut wajah mereka menjadi datar saat tau siapa yang memanggil.
"Eh ada tante-tante rempong," cibir Senna.
"Lo yang tante goblok," ucap Karin sarkas dengan tangan yang melipat di dada, penuh keangkuhan.
Karin, Resty dan Mira tadi dari toilet, namun mereka tidak sengaja melihat ketiga perempuan yang mereka musuhi sedang berjongkok di lapangan.
Dilma menatap remeh Karin. "gak nyadar jadi gini," ucapnya sinis.
Sementara Zelva diam sambil mengedarkan pandangannya. Hingga ia menatap sesuatu membuat lengkungan di bibir ranumnya.
"Sumpah ya, kalian tuh cuma adek kelas gak ada sopan-sopannya," kata Resty menatap tajam Zelva dan kedua sahabatnya satu persatu.
Zelva berdiri lalu meletakkan kacamata hitamnya di kepala sembari berkacak pinggang. "WAHH GUE SUKA NIH ADA YANG NANTANG GUE SAMA KEDUA SAHABAT GUE TARIK TAMBANG." Zelva berteriak membuat dirinya ditatap murid-murid yang berada disekitar lapangan. Yang tadinya sibuk bermain basket, futsal, bulu tangkis, tarik tambang ataupun bergosip di bangku juga gazebo memberhentikan aktivitasnya.
Karin dan kedua temannya membelalakkan mata. Sejak kapan mereka menantang ketiga perempuan itu untuk bermain tarik tambang. Senna dan Dilma berdiri dari duduknya lalu melongo menatap Zelva.
"Bakalan seru nih," sahut salah satu laki-laki ditimpali murid-murid yang lain.
Dilma mendekatkan dirinya pada Zelva lalu membisikkan sesuatu, "lo gila, sejak kapan mereka nantangin kita tarik tambang?!"
Zelva balik berbisik, "udah ikutin aja permainan gue." Zelva mengedipkan sebelah matanya lalu tersenyum jahil.
Karin, Mira dan Resty masih terdiam mencerna ucapan Zelva. Lamunan Karin dan kedua temannya buyar saat mendengar riuh suara dari murid-murid yang ingin menonton pertandingan tarik tambang. Padahal itu hanya ide jahil Zelva.
"Oke gue setuju," ucap Zelva. Lalu tiba-tiba ia menjabat tangan Karin. Sementara karin masih linglung.
"Mending kita tanding tarik tambang, daripada adu bacot." Zelva berucap pelan yang hanya didengar oleh Karin.
Karin langsung tersadar. Ia melepas kasar jabatan Zelva. "Oke, siapa takut." Karin menggertakkan giginya sambil menatap sengit Zelva.
Zelva tersenyum. Ia melangkah sedikit lalu berdiri tepat di samping karin. Gadis itu mengatakan sesuatu dekat telinga Karin dengan pandangan yang lurus ke depan. "Jangan sampe malu ya," ucap Zelva ambigu. Ia menepuk pelan pundak Karin lalu melangkah pergi mengambil tali tarik tambang dari salah satu teman sekelasnya yang tadi bermain permainan tersebut.
Karin tertegun dengan ucapan Zelva. Apa maksud perkataan perempuan itu?
Diluar dugaan, lapangan semakin ramai dikerubungi murid-murid yang ingin menyaksikan pertandingan tarik tambang. Ada yang tau karena dihubungi temannya yang berada di lapangan, ada yang dari toilet maupun ruangan-ruangan lain yang tak sengaja melewati lapangan tersebut. Beberapa kelas yang memiliki jam kosong menuju lapangan karena berita tersebut mulai menyebar di grup kelas. Apalagi yang bertanding trio bully dan tiga adik kelas yang lagi ramai dibicarakan satu sekolah. Khususnya mereka ingin melihat Zelva yang sedang hangat-hangatnya di gosipkan karena memiliki paras cantik bak bidadari bahkan dijuluki gadis tercantik di SMA Nusa Bangsa, mengalahkan kecantikan princess Nusa Bangsa.
Steven, Raymond dan Javier mendekati Zelva. "Va, kalo kalah gimana?" Wajah Steven terlihat khawatir. Ia takut jika ketiga perempuan kesayangannya kalah.
Zelva yang sedang memegang tali tarik tambang memandang Steven dengan senyuman manisnya. "Lo tenang aja, ciwi-ciwinya Steven, Raymond sama Javier gak akan kalah." Zelva menepuk pundak Steven, menenangkan lelaki itu.
Raymond memegang kedua pundak Zelva, menatap lekat netra coklat gadis itu. "Semangat Va, gue yakin kalian pasti menang." Raymond berujar penuh keyakinan.
Zelva tersenyum. Ia memegang kedua tangan Raymond yang bertengger di pundaknya. "Lo harus yakin." Raymond menyingkirkan kedua tangannya dari pundak Zelva. Ia menggenggam tangan mungil gadis itu, mengecupnya singkat sebelum melepaskan genggamannya.
"Jangan sampe malu-maluin." Javier terkekeh. Ia mengusap rambut Zelva penuh kasih sayang. Berharap sahabatnya ini akan meraih kemenangan.
"Sans aja, lo pada bakal liat aksi gue." Zelva menyombongkan dirinya lalu tertawa. Ketiga lelaki itu memeluk Zelva, berusaha menyalurkan semangat. Setelah pelukan mereka lepas, gadis itu melangkah menuju tengah lapangan.
"SINI LO PADA, UDAH BANYAK PENONTON NIH YANG GAK SABAR." Zelva menatap kedua sahabatnya lalu beralih ke Karin, Mira dan Resty.
Kelima perempuan itu menuju tengah lapangan. Javier, Raymond dan Steven melangkah kearah Dilma dan Senna, memeluk kedua perempuan itu sama halnya seperti Zelva.
Selepas kepergian Javier, Raymond dan Steven. Suara tepuk tangan menggema di lapangan, bahkan gazebo dan bangku terisi full. Beberapa murid ada membeli cemilan dikantin untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
"ADA YANG BERSEDIA JADI WASIT, GAK?" Zelva berteriak sambil bertanya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan.
"GUE," sahut salah satu siswa bernama Ozi sambil mengangkat tinggi tangannya. Ia siswa kelas 11 IPA 4. Ozi melangkah menuju tengah lapangan. Setelah tiba, Ia berdiri di depan Zelva.
"Oke." Zelva tersenyum pada Ozi membuat lelaki itu terpukau.
"Cewek sialan," ucap Resty yang hanya didengar Karin dan Mira. Resty ingin sekali menonjok wajah Zelva di tengah lapangan, namun ia harus menjaga image.
"Licik juga tuh cabe," balas Mira sembari bersedekap dada. Ia menatap tajam pada Zelva.
"Kita ikutin permainan cewek anjing itu. Biarin dia songong untuk saat ini, tapi nanti kita yang bakal buat dia malu. Intinya kita harus menang." Karin tersenyum miring dengan pandangan kearah Zelva.
Liat aja, gue bakal bikin senjata makan tuan. Batin Karin.
Ozi membuat garis di lapangan sebagai pembatas. Jika salah satu tim melewati batas tersebut, maka tim itu dinyatakan kalah.
"Oke, semua bersiap ditempat, pegang tali sesuai tim kalian. Tunggu aba-aba dari gue baru kalian boleh mulai tarik talinya," kata Ozi selaku wasit. Ia menatap keenam perempuan yang berada di sisi kiri dan kanannya secara bergantian.
Zelva, Dilma dan Senna berada dibagian kanan. Sementara Karin, Mira dan Resty dibagian kiri. Mereka memegangi tali tersebut. Dengan Ozi yang menginjak tali bagian tengah sebelum direntangkan oleh keenam perempuan itu.
dia sngja msuk jd gru d sma,biar lbh gmpng nyri trget....jgn blng vava jg udh d incar?????
cntik plus gmesin,tp mkannya buanyakakkk.....siap2 yg bkln jd pcarnya,mst tbel dong y dompetnya...isi dmpetnya trutama....
😁😁😁
c kk lg bgus mood'ny y????up bnyk hr ni....mksh kk....lope sekebon y....
😁😁😁
Duuuhhh....jgn y,mndingn jd cwek imut aja...lbh mnggemaskn drpd jd psikopat....
yg drama kn mreka,laahhh....yg bca ikutn bapeeuurrrr......
mngkn zelva bkn adik kndungnya zigas kli y????mngkn zelva cma ank angkat....mslhnya,dia jg amnesia...jd lupa kjdian d msa lalu,atw mngkn sngja d buat lupa....
Ada rhsia apakh????
untng regan sm gevan plus antek2nya ga pd mncul,kl nongol pst ikutn gelut....emng y,kl jd cwek cntk tu bs bkin huru hara....🤣🤣🤣
crtanya seru pke bgt...bru nemu hr ni,lngsung ngebut buat baca....
btw...zigas,zaka,sm zelva tu saudra kndung bkn sih????ko zigas jth cnta sm adeknya????tp bkn cnta kya'ny,tp obsesi.....mna psesif bgt lg....
lnjut dong.......😁😁😁