Kematiannya sia-sia. Hidup barunya menyebalkan. Tapi semuanya berubah saat dia mendapatkan Sistem yang aneh.
Kang Ji-Ho, seorang karyawan lelah yang mati secara mengenaskan, bangkit di tubuh Ling Feng, seorang bangsawan muda pemalas dari klan yang terhina. Dunia Murim yang kejam menertawakannya. Namun, Ji-Ho datang dibekali sebuah sistem unik yang memberinya kekuatan dengan satu syarat: Jangan kerja keras!
[Tugas: Tidur Siang 4 jam. Reward: +10 Qi Murni] [Tugas: Nikmati Semangkuk Sup. Reward: Seni Beladiri 'Telapak Tidur Berdarah']
Dengan kekuatan barunya dan sifat aslinya yang kejam dan tak kenal ampun, Ji-Ho memutuskan untuk mengubah segalanya. Aturannya sederhana:
1. Klan ini tidak tunduk pada siapa pun.
2. Langgar perintahku, mati.
3. Bersekongkol dengan musuh, mati bersamaan mereka.
Dia merekrut orang-orang terbuang yang ditakuti dunia—seorang pembunuh gila, seorang gadis racun, seorang pandai besi penghancur—dan membangun kekuatan yang membuat seluruh dunia Murim gemetar ket
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenbi Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10 : Dengkur yang Mengguncang Dunia Murim & Sambutan Berdarah
Tiga hari berlalu dengan cepat. Klan Ling, yang biasanya seperti sarang semut yang disiplin, sekarang berubah menjadi mesin perang yang bergemuruh. Ji-Ho, bertentangan dengan kemalasannya, sebenarnya memberikan perintah yang sangat detail melalui sistemnya, mengatur pasukannya dengan presisi yang menakutkan.
Para anggota baru—Chu Yue, Shen Rou, dan Meng Po—masih sedikit bingung dengan lingkungan barunya. Mereka baru tiba, diseret atau dibujuk oleh Wu Ming, Tie Dan, dan Ling Wei. Mereka mengharapkan semacam upacara penyambutan, atau setidaknya waktu untuk beradaptasi. Mereka salah.
Ji-Ho, masih berbaring di sofanya, memandangi ketiganya dengan tatapan malas namun menusuk.
"Kalian," katanya, suaranya datar. "Aku tidak punya waktu untuk menyambut kalian dengan pesta atau basa-basi. Kalian di sini karena kalian berguna. Dan kegunaan kalian akan diuji sekarang juga."
Ketiganya saling memandang. Ada sedikit kekecewaan, tetapi juga rasa penasaran dan—pada Chu Yue dan Shen Rou—kegembiraan yang sadis.
"Keluarga Ling!" teriak Ji-Ho, suaranya tiba-tiba mengguntur meski dia tidak bangkit. "Perkenalkan anggota baru kita. Mereka akan membantumu membersihkan sampah yang mengganggu kita. Perlakukan mereka seperti alat yang berguna. Jika mereka berkhianat, hancurkan mereka."
Sambutannya dingin dan kejam. Bahkan bagi Chu Yue yang sudah gila, itu adalah pengingat yang jelas: mereka adalah alat, bukan tamu.
Ling Shan mendekati Shen Rou, memandangi tubuhnya yang lentur dengan tatapan penilai. "Pisau Fleksibel, ya? Ayo kita lihat seberapa tajam kau. Jangan mengecewakan Tuan Muda."
Shen Rou hanya menyeringai, tangannya tiba-tiba meregang dan mencakar batu di dekatnya, meninggalkan bekas cakar yang dalam. "Jangan khawatir, tua. Aku lebih tajam dari pidato penyambutanmu."
Chu Yue disambut oleh beberapa wanita keluarga Ling yang juga ahli racun—meski levelnya jauh di bawahnya. Mereka memandangnya dengan campuran rasa takut dan iri. "Gadis Racun? Racunmu sekuat apa? Jangan sampai mencemari persediaan air kita," hardik salah satu dari mereka.
Chu Yue tertawa kecil, mengeluarkan kelabang ungu dari lengan bajunya. "Tenang. Racunku hanya membunuh musuh. Kecuali kalian ingin menjadi musuh?"
Meng Po, si Penelan Mimpi, hanya berdiri di sudut, terasing. Orang-orang menghindarinya karena aura tidak nyaman yang dipancarkannya. Hanya Xiao Mei yang mendekatinya.
"Kau melihat mimpi buruk mereka, ya?" bisik Xiao Mei, matanya yang kosong seolah memahami.
Meng Po mengangguk lesu. "Mereka semua punya. Sangat... berisik."
Ji-Ho mengabaikan dinamika itu. Dia punya perang untuk direncanakan. Dia membagi pasukannya, memasukkan ketiga anggota baru itu ke dalam unit-unit penyerang tanpa kesempatan untuk beristirahat.
"Chu Yue, kau dengan unit racun keluarga Ling. Racuni Klan Hutan Berkabut dan Sekte Danau Tenang. Sebelum mereka menyadari kau ada di sana." Chu Yue mata berbinar."Tugas pertama langsung. Aku suka ini."
"Shen Rou, kau dengan Tie Dan. Hancurkan Klan Baja Gunung. Aku ingin forg mereka rata dengan tanah sebelum makan siangku." Shen Rou meregangkan jari-jarinya hingga berbunyi"krek". "Baja? Aku ingin melihat seberapa kuat baja mereka menghadapi dagingku."
"Meng Po, kau bersamaku. Kita akan memberi mimpi indah... lalu mimpi buruk... untuk Aliansi Lima Puncak." Meng Po mengangguk,lesu tapi ada sedikit anticipation di matanya yang biasanya kosong.
Para anggota baru ini tidak diberi waktu untuk berkenalan atau beristirahat. Mereka langsung dilemparkan ke dalam pertempuran, ditempatkan di garis depan, diuji loyalitas dan kegunaannya dalam ujian yang paling berdarah.
Dan mereka berkembang.
Chu Yue, bukannya disambut dengan hangat, justru menemukan kesamaan dengan wanita-wanita kejam keluarga Ling dalam obsesi mereka akan kematian yang perlahan. Mereka berbagi racun dan teknik, dan dalam satu malam, mereka mengubah hutan yang tadinya hijau menjadi kuburan beracun.
Shen Rou, ditempatkan di bawah komando Tie Dan yang blak-blakan, justru menghargai kesederhanaan dan kekuatan langsung sang pandai besi. Mereka menjadi duo penghancur yang sempurna: satu menghancurkan dengan palu, yang lain memotong-motong dengan tubuhnya.
Meng Po, yang merasakan ketakutan dan mimpi buruk setiap orang di Aliansi Lima Puncak, merasa seperti dijamu makanan enak. Ji-Ho memberinya izin untuk melakukan apa yang membuatnya diusir, dan itu adalah sambutan terbaik yang pernah dia terima.
Setelah pemusnahan selesai, ketiganya kembali dengan aura yang berbeda. Mereka tidak lagi sebagai orang luar yang bingung. Mereka sekarang dilumuri darah yang sama, bagian dari mesin pembunuh yang disebut Klan Ling. Mereka disambut bukan dengan tepuk tangan, tapi dengan anggukan hormat dari keluarga Ling dan para veteran lainnya. Mereka telah membuktikan nilai mereka.
Ji-Ho, melihat laporan dari Xiao Mei, hanya mengangguk puas.
"Bagus," gumannya. "Sekarang mereka mengerti. Di sini, satu-satunya sambutan adalah melalui pertumpahan darah. Selamat datang yang sebenarnya."
Dia berbaring kembali, meninggalkan ketiga anggota barunya yang sekarang telah terikat dengan erat kepada klan melalui ikatan kekejaman yang mereka lakukan bersama. Mereka tidak lagi membutuhkan sambutan hangat. Mereka telah mendapatkan tempat mereka di neraka pribadi Ji-Ho, dan bagi mereka, itu adalah rumah yang sempurna.