CINTA SHERINA
"Aku kan udah bilang kalau kamu ngga usah repot-repot kaya gini Rin" Abi sebenarnya sudah tidak tau lagi bagaimana caranya untuk memberitahu Sherin agar tidak lagi membawakan makanan untuknya.
"Nggak papa kok Bi, aku sama sekali nggak merasa direpotkan" Sherin, wanita yang teguh dengan pendiriannya itu malah asik menata sarapan di meja kontrakan Abi, tanpa memperhatikan tatapan tak suka dari pria itu.
Sherin sudah sangat cekatan menyiapkan makanan untuk mereka berdua itu, karena sudah sekitar empat tahun belakangan ini, Sherin melakukan hal yang sama setiap harinya tanpa rasa bosan.
"Sebenarnya tujuan kamu melakukan ini semua untuk apa Rin??"
Sherin menghentikan tangannya, lali kini mata jernihnya menatap mata Abimanyu yang terlihat begitu jengah ketika menatapnya.
"Kenapa masih tanya lagi sih Bi?? Kan kamu udah tau aku kaya gini karena apa??" Sherin sudah biasa dengan tatapan Abi yang sering berubah-ubah itu. Kadang menatapnya jengah, kadang tak suka, kadang juga tatapan aneh yang Sherin terima. Tapi hanya satu yang belum pernah Sherin lihat dari tatapan mata Abi, yaitu tatapan cinta.
"Kamu nggak capek??" Tanya Abi lagi.
"Capek lah, ini udah hampir empat tahun aku nungguin kamu kaya gini loh Bi"
"Tapi aku udah bilang kan kalau aku nggak akan bisa terima perasaan kamu"
Lagi-lagi penolakan yang Sherin dapatkan. Meski tak memungkiri jika hatinya tetap saja sakit saat Abi menolaknya berkali-kali, tapi Sherin seolah telah kebal dengan semua itu.
"Tau, tapi aku belum tau alasannya karena apa. Kamu dari dulu cuma bilang nggak bisa nggak bisa tapi nggak ada alasan yang jelas. Jadi nggak ada salahnya kan kalau aku tetap berjuang untuk kamu Bi??"
Abi hanya diam saja, tak lagi menanggapi Sherin. Dia justru mulai menikmati sarapan yang di bawa oleh Sherin.
Meski Abi masih dingin sampai sekarang, tapi satu hal yang membuat Sheri bahagia. Abi tidak pernah menolak makanan atau permintaan sederhana Sherin, seperti ikut membonceng motor Abi untuk ke kampus, juga mengajak Abi untuk makan berdua di luar.
Itulah yang membuat gadis dua puluh dua tahun itu begitu yakin kalau lama-kelamaan Abi pasti bisa membalas perasaannya.
"Aku mau berangkat, piring kotornya biar di situ aja, nanti aku yang beresin kalau pulang dari kampus" Abi sudah beranjak berdiri.
"Eh, tunggu dong Bi" Sherin bergegas menyusul Abi ke depan. Pria jangkung itu sudah memakai helmnya sampai berbunyi klik saat Sherin menghampirinya.
"Jangan tinggalin aku dong Bi. Aku kan mau bareng kamu" Sherin masih kesusahan memakai sepatunya karena terburu-buru mengejar Abi.
"Kamu ngapain bareng aku?? Kamu di antar sopir kamu kan?? Lagian naik motor itu panas, nggak enak"
Sherin sudah bosan dengan alasan Abi yang itu-itu saja saat ingin menolak Sherin membonceng motornya.
"Pak Udin udah aku suruh pulang kok, kan aku emang sengaja mau bareng kamu. Biasanya juga kaya gitu"
Abi mengalihkan pandangannya dengan jengah. Dia merasa seperti sia-sia saja saat berbicara dengan Sherin. Gadis dari keluarga kaya raya yang manja dan keras kepala.
"Ya udah ayo naik!!" Abi menyodorkan helm yang biasa di pakai oleh Sherin.
Kenyataannya Abi tetap saja berangkat ke kampus dengan Sherin, walau sejak tadi berusaha menolaknya dengan berbagai alasan.
Sherin begitu menikmati saat-saat seperti ini. Membonceng motor bersama Abi, jarak paling dekat antara dirinya dengan Abi ya saat naik motor seperti itu. Makanya Sherin tidak pernah melewatkan kesempatan seperti itu. Sherin bisa bebas memeluk pinggang Abi tanpa adanya penolakan dari pria itu pujaan hatinya itu.
"Aku yakin lama-kelamaan kamu akan luluh sama aku Bi" Sherin menyandarkan kepalanya di punggung kokoh Abi. Meski pria itu jarang sekali memakai parfum, tapi Sherin suka aroma Abi yang sepertu baju baru di keluarkan dari lemari. Memiliki bau khas yang membuat Sherin betah berlama-lama dalam posisi itu.
Hanya butuh waktu sepuluh menit, merkea pun sampai di parkiran kampus tempat mereka menimba ilmu. Tempat dimana Sherin akhirnya mengenal Abi untuk pertama kalinya.
Mahasiswa sederhana tanpa sanak saudara yang memiliki otak cerdas dan itu semua bisa menarik perhatian Sherin yang notabennya putri dari keluarga kaya-raya.
Sherin yang sejak awal tertarik dengan Abi, memutuskan untuk mendekati Abi. Berbagai hal telah ia lakukan selama empat tahun ini untuk menarik perhatian Abi. Salah satunya dengan mengirim makanan untuk Abi seperti tadi pagi.
Tapi entah karena Sherin kurang menarik di mata Abi. Atau karena Abi sudah mempunyai pujaan hati yang lain, yang jelas Sherin belum mendapatkan hati Abi sampai detik ini.
Padahal, dengan wajah Sherin yang cantik serta tubuh idealnya, banyak sekali pria yang sengaja mendekatinya. Tapi seakan buta dan tuli, Sherin hanya terpaku pada satu laki-laki yaitu Abimanyu. Namanya hanya Abimanyu, tidak ada nama panjangnya lagi.
Meski Abi mempunyai wajah tampan, namun gadis-gadis lain terutama gadis dari keluarga kaya di kampusnya lebih sering memandang Abi sebelah mata.
Di jaman sekarang, mana ada wanita yang ingin hidup susah meski pria yang mereka cintai itu tampan. Begitulah mereka menilai tentang Abi.
Tapi itu semua berbanding terbalik dengan Sherin. Dia yakin kalau Abi kelak bisa mengubah hidupnya dengan otak yang pintar itu. Meskipun tidak....
"Aku nggak butuh Abi dengan uang yang banyak, karena aku sudah punya banyak uang. Yang penting aku bisa hidup dengan pria yang aku cintai"
Pikiran konyol itu sudah terpatri di benak Sherin. Kalau saja ada yang mendengarnya pasti akan mengatakan kalau Sherin hanya makan cinta, tak memikirkan masa depannya sama sekali.
Tapi itulah cinta sering membuat mereka lupa diri, sampai mengesampingkan harga diri. Tak sadar jika dia telah menjatuhkan harga dirinya depan laki-laki yang tak pernah memberikan jawaban atas ungkapan perasaanya.
"Makasih ya Bi, nanti kalau pulang bareng lagi ya??" Sherin menatap Abi dengan matanya penuh harap.
Abi tak menjawab, dia langsung pergi meninggalkan Sherin begitu saja. Menolak Sherin saat ini hanya akan membuang waktunya saja.
Perlu di ingat jika Sherin adalah gadis dengan seribu sanggahan jika Abi memberikan satu alasan.
"Hufffttt, sampai kapan aku harus menunggu kamu Bi. Sikap kamu kadang membuat ku bingung" Sherin memandang punggung pria itu yang semakin menjauh.
*
*
*
Hay hay readers ku tercinta....
Otor kembali lagi dengan karya yang tak jauh-jauh dari kata romantis dan bucin....
Mohon dukungan dan semangatnya ye readres 😘😘😘😘😘😘
Semoga karya otor yang baru ini bisa menemani hari-hari kalian seperti karya-karya otor yang sebelumnya...
HAPPY READING..... 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
Capricorn 🦄
i
2024-09-30
0
Anonymous
k
2024-09-21
0
rinny
novel yg ke 8 yg AQ baca. semoga ceritanya juga bagus
2024-09-15
0