NovelToon NovelToon
World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Perperangan / Robot AI
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit Neo-Kyoto malam itu selalu sama: kabut asam bercampur polusi elektronik yang membuat bulan tampak seperti koin usang. Hujan buatan yang beraroma logam membasahi jalanan, memantulkan cahaya neon raksasa dari papan reklame yang tak pernah padam. Di tengah kekacauan visual itu, sosoknya berdiri tegak di atap gedung tertinggi, siluetnya menentang badai.

Kaelen. Bukan nama asli, tapi nama yang ia pilih ketika meninggalkan masa lalunya. Kaelen mengenakan trench coat panjang yang terbuat dari serat karbon, menutupi armor tipis yang terpasang di tubuhnya. Rambut peraknya basah kuyup, menempel di dahi, dan matanya memancarkan kilatan biru neon yang aneh. Itu adalah mata buatan, hadiah dari seorang ahli bedah siber yang terlalu murah hati. Di punggungnya, terikat sebuah pedang besar. Bukan pedang biasa, melainkan Katana Jiwa, pedang legendaris yang konon bisa memotong apa saja, baik materi maupun energi.

WORLD OF CYBERPUNK: NEO-KYOTO

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Kebangkitan Sang Penguasa Kegelapan

Di kedalaman alam semesta yang tak terjamah, di sebuah dimensi yang gelap dan dingin, terbaring sebuah entitas yang sangat tua, yang dikenal sebagai Kebencian Kosmik. Ia bukanlah makhluk hidup, melainkan sebuah kekuatan yang terbentuk dari ketakutan, keputusasaan, dan kebencian dari triliunan kehidupan yang telah punah. Selama ribuan tahun, ia berdiam diri, mengumpulkan kekuatan, dan menunggu saat yang tepat untuk menghapus semua kehidupan.

Kini, Kebencian Kosmik telah bangkit. Ia merasakan keberadaan Klan Pencipta dan kekuatan mereka. Ia juga merasakan kekuatan Katana Jiwa, Palu Perusak, dan Sky Death, senjata-senjata yang diciptakan untuk melawannya. Ia tahu, ia harus menghancurkan mereka sebelum mereka menjadi ancaman.

Kebencian Kosmik mulai bergerak. Ia tidak memiliki bentuk fisik, melainkan sebuah bayangan yang menyebar ke seluruh alam semesta, menyentuh setiap planet, setiap bintang, dan setiap kehidupan. Ia tidak menyerang dengan kekuatan, melainkan dengan ketakutan. Ia menyebarkan keraguan, kebencian, dan keputusasaan, membuat setiap makhluk hidup saling bertarung, saling membenci, dan saling menghancurkan.

Di Planet Anomali, Kira, Tora, dan Zeki merasakan kehadiran Kebencian Kosmik. Mereka merasakan ketakutan, kebencian, dan keputusasaan yang menyebar ke seluruh alam semesta. Mereka tahu, ini adalah ujian pertama mereka. Ujian yang akan menentukan apakah mereka layak menjadi Malaikat Penyelamat.

"Kita harus menghentikannya," kata Kira, suaranya dipenuhi tekad. "Kita tidak bisa membiarkan kebencian ini menyebar."

Tora mengangguk. "Tapi bagaimana? Kita tidak bisa melawannya secara fisik."

"Kita akan melawannya dengan harapan," jawab Zeki, sabitnya bersinar. "Kita akan melawan kebencian dengan cinta, ketakutan dengan keberanian, dan keputusasaan dengan harapan."

Mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke Planet CyberZenith. Mereka harus melindungi rumah mereka terlebih dahulu, sebelum mereka bisa melindungi seluruh alam semesta.

Namun, di tengah perjalanan, mereka menemukan sebuah planet yang telah dikuasai oleh Kebencian Kosmik. Planet itu dipenuhi dengan kegelapan, dan makhluk hidup di sana saling bertarung satu sama lain, saling membenci, dan saling menghancurkan.

"Kita harus membantu mereka," kata Tora.

Kira, Tora, dan Zeki mendarat di planet itu, dan mereka mencoba untuk menyebarkan harapan. Mereka menggunakan kekuatan mereka untuk menyembuhkan, untuk menyatukan, dan untuk menyebarkan cinta. Namun, Kebencian Kosmik terlalu kuat. Kekuatan mereka tidak cukup.

Di tengah pertarungan yang brutal, Zeki menyadari sesuatu. "Kita tidak bisa mengalahkan kebencian dengan harapan," bisiknya. "Kita harus mengalahkannya dengan kekuatan. Kita harus mengalahkannya dengan kekuatan yang lebih besar."

Kira, Tora, dan Zeki mengerti. Mereka harus membangkitkan kekuatan sejati dari senjata mereka. Mereka harus menyalurkan semua energi mereka ke dalam Katana Jiwa, Palu Perusak, dan Sky Death.

Mereka bertiga berdiri di tengah planet yang dilanda kekacauan, dan mereka menyalurkan semua energi mereka. Katana Jiwa, Palu Perusak, dan Sky Death bersinar dengan cahaya yang sangat terang, dan cahaya itu menyebar ke seluruh planet. Cahaya itu tidak hanya mengusir kegelapan, tetapi juga menyembuhkan. Cahaya itu membuat setiap makhluk hidup di sana kembali normal, dan mereka semua saling memaafkan, saling mencintai, dan saling menyayangi.

Kebencian Kosmik merasa marah. Ia tidak pernah menyangka, tiga orang dari satu planet bisa mengalahkannya. Ia memutuskan untuk menyerang mereka dengan kekuatan penuh. Ia mengirimkan bayangan-bayangan kegelapan ke arah mereka, mencoba untuk menghancurkan mereka.

Namun, Kira, Tora, dan Zeki tidak takut. Mereka berdiri tegak, dan mereka bersatu. Katana Jiwa, Palu Perusak, dan Sky Death bergabung, menciptakan sebuah pedang besar yang memancarkan cahaya yang sangat terang. Pedang itu adalah simbol dari harapan, cinta, dan keberanian.

Dengan pedang itu, Kira, Tora, dan Zeki menebas Kebencian Kosmik. Pedang itu menembus bayangan-bayangan kegelapan, dan ia menghancurkannya.

Kebencian Kosmik berteriak, dan ia mundur. Ia tidak hancur, tetapi ia terluka. Ia tahu, ia telah menemukan lawan yang sepadan.

Kira, Tora, dan Zeki kembali ke Planet CyberZenith. Mereka tahu, ini adalah awal dari petualangan baru mereka. Mereka telah menjadi Malaikat Penyelamat sejati, pelindung alam semesta.

Kemenangan melawan Kebencian Kosmik terasa manis, namun rapuh. Kira, Tora, dan Zeki kembali ke Planet CyberZenith, disambut sebagai pahlawan. Namun, di hati mereka, ada kegelisahan yang tumbuh. Mereka tahu, kemenangan itu hanyalah sementara.

Di markas mereka, mereka menyusun strategi. Kaelen dan Luna membantu mereka, berbagi pengetahuan tentang Kebencian Kosmik. "Kekuatan itu tidak bisa dihancurkan," jelas Luna. "Kalian hanya bisa mengusirnya. Tapi ia akan kembali, dengan kekuatan yang lebih besar."

Mereka memulai persiapan. Planet CyberZenith, dengan semua teknologi dan kekuatan kunonya, menjadi benteng terakhir mereka. Mereka melatih para murid di Sekolah Geopata, mengajarkan mereka cara bertarung dan cara untuk tidak menyerah. Harapan menyebar, namun di saat yang sama, ketakutan juga tumbuh.

Kira, Tora, dan Zeki menyadari, Kebencian Kosmik tidak hanya menyerang dari luar, tetapi juga dari dalam. Kekuatan itu menyebarkan keraguan, keputusasaan, dan kebencian. Orang-orang mulai saling curiga, saling bertarung, dan saling menyalahkan.

"Ini adalah jebakan," bisik Tora. "Kebencian Kosmik ingin kita menghancurkan diri kita sendiri."

Di suatu pagi yang damai, Kebencian Kosmik kembali. Kali ini, ia tidak datang sebagai bayangan, melainkan sebagai badai besar yang menyelimuti seluruh planet. Badai itu adalah badai kegelapan, badai yang menghapus setiap cahaya, setiap harapan, dan setiap kehidupan.

Kira, Tora, dan Zeki, bersama dengan Kaelen dan Luna, memimpin pasukan mereka. Pertarungan terakhir pun dimulai. Namun, kali ini, mereka tidak bisa menang. Kebencian Kosmik terlalu kuat. Setiap kali mereka menghancurkan satu bagian dari badai itu, badai itu kembali, lebih kuat dari sebelumnya.

Di tengah pertarungan, Zeki menyadari sesuatu. "Kita tidak bisa mengalahkannya," teriaknya, matanya dipenuhi air mata. "Kita harus mengorbankan diri kita. Kita harus menyalurkan semua energi kita ke dalam planet, menciptakan sebuah perisai energi yang bisa melindunginya."

Kira dan Tora mengangguk. Mereka tahu, ini adalah satu-satunya cara. Mereka tahu, ini adalah takdir mereka.

Mereka bertiga, bersama dengan Kaelen dan Luna, berkumpul di tengah kota. Mereka menyalurkan semua energi mereka ke dalam planet. Katana Jiwa, Palu Perusak, dan Sky Death bersinar dengan cahaya yang sangat terang, dan cahaya itu menyebar ke seluruh planet.

Sebuah perisai energi raksasa muncul, melindungi Planet CyberZenith. Namun, perisai itu tidak bisa bertahan. Kebencian Kosmik terlalu kuat. Perisai itu retak, dan akhirnya, pecah.

Di saat yang paling kritis, Kira, Tora, Zeki, Kaelen, dan Luna membuat sebuah keputusan terakhir. Mereka memutuskan untuk menyatukan semua energi mereka, dan mereka menciptakan sebuah ledakan besar. Ledakan itu tidak hanya menghancurkan Kebencian Kosmik, tetapi juga menghancurkan mereka semua dan Planet CyberZenith.

Dengan ledakan besar, Planet CyberZenith hancur, dan semua kehidupan di dalamnya musnah. Kebencian Kosmik juga hancur.

1
Yusi Yustiani
Next...
Isa Tawaf
Semangat thorrr🔥🔥🔥
Isa Tawaf
Next thorrrr🔥
Nomaero
Fress banget Thor ini🥶
Nomaero
Nanggung😌
Asep Opow
Lanjutkan jngan kasih kendor thoorrrr
Asep Opow
🤯🤯🤯
Hidden
Semangat Thor 😁
Hidden
Mati semua kah??
Arifah Hidayat
Lanjutkannya ditunggu Thor udh tambah ke rak buku hehe
Arifah Hidayat
Mantep nih
Amrullah Algifari
moga up nya konsisten😁
Amrullah Algifari
Next next
Alvin Mirza
Next lanjutkan thorrrrr
Alvin Mirza
Next Thor masih penasaran, ga mungkin sampe sini ka?🤣
Alvin Mirza
Thor becanda
Alvin Mirza
pembawaan karakternya bagus
Alifa Alfatunisa
Aku suka cerita yg alurnya fantasi, kebanyakan rata2 alurnya hampir sama, TPI ini beda baru Nemu ada author yg buat cerita tema cyberpunk.
Keren Thor Aku ikutin novelnya😉😉😉
Alifa Alfatunisa
ditunggu lanjutannya Thor😉
Alifa Alfatunisa
MC Mati beberapa chapter🙃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!