Demi ingin mencapai tujuan masing-masing, Ashley dan Hayden sepakat untuk melakukan pernikahan bisnis. Ashley harus mempertahankan miliknya yang ingin direbut Pamannya, sedangkan Hayden ingin hidup bebas dari kekangan keluarganya. Keduanya berjuang bersama. Ashley dan Hayden saling membantu, saling mendukung dan saling menghibur. Sampai tanpa mereka sadari, rasa ketertarikan muncul. Dan tumbuhlah benih cinta diantara keduanya.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dea Anggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Tak Bertanggung Jawab
Julia mengajak Jayden bertemu di sebuah kafe. Julia menuntut pertanggung jawaban Jayden, karena ia tengah mengandung. Mendengar itu, Jayden pun terkejut. Ia lantas meminta Julia untuk menggugurkan janin dalam kandungan Julia, karena ia belum siap untuk menikahi Julia. Julia pun marah, ia langsung menampar Jayden dan memaki Jayden.
"Aku salah menilaimu, Jayden. Kau pria sampah! setelah kau merenggut kesucianku dan membuatku mengandung, sekarang kau memintaku menggugurkan janin ini? Kau memang gila," kata Julia marah sembari mengepalkan tangan.
Jayden mengusap pipiny yang terasa sakit, "Sialan! wanita ini berani sekali menamparku. Dia tidak tahu diri dan gila," batin Jayden.
"Hei, kau jangan asal bicara. Kau bicara seolah aku sudah memaksamu. Padahal kau juga suka saat aku menjamah tubuhmu, kan? aku juga tak yakin itu anakku. Siapa yang tahu, kau sudah berhubungan dengan pria selain aku. Kau mendatangiku dan memintaku bertanggung jawab, karena aku adalah orang yang paling bisa diandalkan dari semua pria yang bersamamu. Benar begitu, Julia?" kata Jayden mengerutkan dahinya.
Julia terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka Jayden akan mengatakan perkataan yang menyakitkan. Ucapan Jayden jelas terdengar seperti Julia tidur dengan banyak pria selain Jayden. Dan saat tahu Julia hamil, ia lebih memilih mendatangi Jayden dan meminta pertanggung jawaban, karena Jayden terlihat lebih menyakinkan dari pria lain.
"Bisa-bisanya kau bicara sembarangan seperti itu, Jayden. Selama ini aku tak pernah tidur dengan pria manapun, selain kau. Bahkan saat aku dan Hayden berpacaran, kami bahkan hampir tak pernah bersentuhan secara fisik. Kalian Kakak beradik, tapi aku tidak sangka sifat kalian jauh berbeda. Baiklah, jika kau tak mau bertanggung jawab. Aku harap suatu saat kau menerima hukuman atas perbuatanmu ini," kata Julia yang langsung pergi meninggalkan Jayden.
Jayden menatap kepergian Julia, "Huh, memangnya dia siapa? Aku mendekatinya kan karena aku ingin membuat perasaan Hayden Hancur. Aku tak akan mau menikahi wanita sepertinya," batin Jayden kesal. Ia juga langsung pergi meninggalkan kafe.
***
Beberapa hari kemudian. Karena akhir pekan, Ashley dan Hayden pun senggang. Mereka menghabiskan waktu bersantai berdua. Dan saat itu keduanya sedang menonton televisi bersama di kamar. Mereka mengobrol dan makan kudapan. Seorang pembawa berita pun menginformasika penemuan sesosok mayat misterius di sungai.
"Sesosok mayat perempuan ditemukan mengambang di sungai. Dan setelah diselidiki, mayat itu bernama Julia. Wanita berusia dua puluh enam tahun, dan sedang dalam keadaan mengandung ... "
Hayden terkejut saat mendengar nama Julia. Ia langsung kepikiran dengan Julia, mantan kekasihnya. Ashley yang juga sepemikiran pun langsung bertanya, apakah Hayden memikirkan Julia mantan kekasihnya? dan Hayden pun menjawab dengan anggukan kepala pelan.
"Setelah kejadian di apartemen waktu itu. Apakah dia ada mengirim pesan atau menghubungimu?" tanya Ashley.
Hayden menggelengkan kepala, "Tidak. Dia tidak pernah menghubungiku lagi, ahh ... " tiba-tiba Hayden mencari-cari ponselnya dan langsung sibuk dengan ponselnya.
"Ada apa?" tanya Ashley.
"Sepertinya kemarin aku menerima pesan darinya. Karena sibuk aku tak sempat membuka pesan dan membacanya," jawab Hayden membuka pesannya.
Benar saja. Julia mengirimkan pesan pada Hayden. Dan saat membuka pesan dari Julia, Hayden merasa ada yang aneh dari pesan tersebut. Melihat wajah tegang Hayden, Ashley pun bertanya-tanya apa yang terjadi. Dan Hayden menunjukkan ponselnya pada Ashley, agar Ashley membaca sendiri isi pesan dari Julia. Ashley melebarkan mata terkejut saat membaca pesan Julia untuk Hayden.
"A-apa maksudnya ini? dia mengandung Anak Kakakmu?" tanya Ashley menatap Julia.
Hayden mengusap kasar wajahnya, "Jayden sungguh keterlaluan. Tidak apa kalau dia membenciku dan ingin menghancurkanku, tapi ... bagaimana bisa dia melakukan itu pada Julia? Bedebah itu bahkan tak mau mengakui janin dalam kandungan Julia," kata Hayden kesal.
"Jayden ... pria itu sungguh sampah masyarakat. Dia bedebah sialan yang harusnya mendekam dipenjara. Kau harus memberitahu Papamu soal ini, Hayden. Kau dan Julia memang sudah putus hubungan, tapi setidaknya sekerang kau harus membantunya mendapatkan keadilan. Dia sampai mengakhiri hidupnya karena putus asa, semua karena Kakakmu, Jayden. Aku benar-benar ingin menyiram pria itu dengan air mendidih," kata Ashley.
Hayden terdiam. Ia berpikir keras apa yang harus ia lakukan. Namun, ia kepikiran usulan Ashley, yang memintanya mencarikan keadilan untuk Julia. Hayden lantas mengajak Ashley bersiap-siap. Keduanya akan pergi ke kediaman orang tua Hayden. Namun, sebelum pergi, Ashley meminta bantuan David menyelidiki, apakah sesosok mayat yang ditemukan benar-benar Julia yang sama atau bukan, agar tidak ada kesalahpahaman.
***
Satu jam kemudian. David memberikan informasi terkait Julia. Nama, usia, sampai alamat tempat tinggal Julia, juga barang pribadi Julia yang ditemukan bersama dengan ditemukanya tubuh Julia. Hayden yakin, itu adalah Julia yang sama. Julia mantan kekasihnya. Setelah memastikan kebenaran tentang Julia, Hayden pun segera turun dari dalam mobil dan membantu Ashley berpindah duduk ke kursi roda. Hayden menutup pintu mobil, ia mendorong kursi roda menuju pintu utama.
Setelah menekan bel, tidak beberapa lama pintu dibuka oleh Bibi pelayan. Bibi pelayan dengan ramah menyapa Hayden dan mempersilakan Hayden masuk.
"Silakan masuk, Tuan Muda, Nyonya Muda," kata pelayan.
"Terima kasih, Bi. Apa Papa dan Kakak ada di rumah?" tanya Hayden menatap Bibi pelayan.
"Tuan besar ada di ruang baca. Tuan Muda pergi, sejak beberapa hari lalu belum pulang ke rumah," jawab Bibi pelayan.
"Bi, tolong buatkan istriku minuman hangat dan bantu dia sebentar. Aku mau menemui Papa," kata Hayden berpesan.
Hayden menatap Ashley, "Sayang, kau bisa menunggu sebentar, kan? aku akan segera kembali. Bibi akan membantumu," kata Hayden.
Ashley menganggukkan kepala perlahan, "Ya, pergilah. Aku tidak apa-apa," jawab Ashley.
Hayden mengusap lembut kepala Ashley. Ia langsung pergi meninggalkan Ashley menuju ruang kerja Papanya. Sedangkan Bibi pelayan membawa Ashley ke dapur bersamanya.
***
Hayden menunjukkan pesan yang dikirim Julia pada Papanya. Hayden mengatakan, kalau Jayden sengaja mendekati Julia dengan tujuan tidak baik. Setelah melakukan hal tak terpuji, dan Julia hamil, Jayden justru meminta Julia untuk menggurkan kandungannya. Julia yang stres pun akhirnya memutuskan mengakhiri hidup dengan tragis.
"Jayden sudah keterlaluan, Pa. Papa tidak boleh diam saja," kata Hayden.
Dion terdiam. Ia tidak percaya Jayden akan melakukan hal semalukan itu. Dion berpikir, kalau sampai masalah itu ketahuan oleh orang luar, maka reputasinya akan hancur.
"Masalah ini, biarkan Papa yang mengurus. Kau tidak perlu khawatir," kata Dion.
"Apa Papa yakin sungguh akan mengurusnya? Papa tidak berbohong, kan? ini bukanlah masalah sepele, Pa. Ini sama seperti Jayden telah membunuh dua nyawa," kata Hayden.
Plakk ... tamparan keras mendarat di pipi Hayden. Dion menampar Hayden karena kesal putranya itu tak mendengar ucapannya dan malah membangkang.
Cuma bab terakhir ini terkesan buru-buru.
Semangat berkarya ya Author........