Perfect Partner

Perfect Partner

1. Perselisihan

Seorang wanita muda sedang bertengkar dengan seorang pria paruh baya. Keduanya berselisih paham tentang masalah perusahaan. Sebagai calon penerus, wanita muda itu sudah berusaha dan melakukan yang terbaik, tapi pria paruh baya yang merupakan Pamannya tidak pernah puas akan hasil yang ditunjukkan wanita muda itu. Pria paruh baya itu menilai keponakannya tidaklah pantas menjadi penerus. Ia ingin Kakak sepupunya mencari calon lain sebagai penerus.

Setelah pertengkaran itu, dalam perusahaan terpecah menjadi dua kubu. Satu kubu pendukung wanita muda tersebut, satu lagi mendukung Paman dari wanita muda itu. Dan itu membuat Papa dari wanita muda itu bimbang. Ia percaya pada putrinya, tapi ia tidak bisa mengabaikan sepupunya yang sudah puluhan tahun bekerja diperusahaan dan cukup banyak berjasa pada perusahaan. Meski ia tahu, sepupunya memiliki tujuan tak baik, tapi ia tidak memiliki cukup kuat bukti untuk mengeluarkan sepupunya itu dari perusahaan.

Wanita muda itu bernama Ashley Dominique. Ia merupakan putri tunggal dari seorang konglomerat bernama Mattew Dominique. Mattew mengidap penyakit mematikan dan masa hidupnya sudah tak lama lagi, masalah kesehatannya itu dirahasiakan dari seluruh orang, dan hanya putrinya saja yang tahu, karena Mattew tidak ingin penyakitnya menjadi kelemahan yang bisa menghancurkannya dan putrinya. Mattew pun berencana mencarikan calon suami untuk putrinya, agar bisa menjadi sandaran dan perisai bagi putrinya yang lemah. Ia memerintahkan Asistennya untuk mengumumkan kabar pencarian calon menantu, dan tentu saja nantinya semua calon akan diseleksi satu per satu olehnya sendiri.

***

Di ruangannya, Ashley menangis. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan karena ia sudah berusaha. Ia mengakui, jika ia masih banyak kekurangan dibandingkan Pamannya yang sudah puluhan tahun berkecimpung di perusahaan.

"Apa aku memang tidak pantas?" gumam Ashley.

"Apa maksudmu tak pantas, sayang?" tanya Mattew. Yang ternyata sedari tadi sudah berdiri di belakang putrinnya.

Ashley terlalu fokus memikirkan pertengkarannya dengan Pamannya, sampai ia tidak sadar kalau Papanya sudah ada di belakangnya. Ashley cepat-cepat menghapus air matanya, ia perlahan memutar kursi rodanya dan mendekati Papanya.

Mattew menyeka air mata Ashley, "Ini pasti berat untukmu. Padahal sudah hampir satu tahun kau di sini, tapi kinerjamu tak diakui sama sekali. Papa bisa mengerti perasaanmu, Ashley. Maafkan Papa yang membuatmu harus menghadapi semua hal berat ini," kata Mattew.

"Tidak apa-apa, Pa. Aku tahu Paman terus mrncari cela dan menyalahkanku kalau ada kesempatan. Itu bukan hal pertama sejak aku datang dan bekerja, kan? hanya saja aku tidak percaya diri menghadapi Paman yang sudah banyak pengalaman. Apa aku bisa menggantikan Papa, dan menjadi kuat seperti Papa?" tanya Ashley dengan mata berkaca-kaca.

Mattew tersenyum, "Tentu saja kau bisa. Kau kan putri Papa. Kau punya ingatan tajam juga jenius, dan itu hanya Papa yang tahu. Buka begitu? Tidak apa-apa, sayangku. Bertahanlah dan jadilah kuat. Sepotong besi tidak akan menjadi sesuatu yang berguna jika tak ditempa. Begitu banyak proses dan begitu banyak waktu yang dihabiskan sampai jadi benda yang berharga. Kau pun demikian, satu tahun ini kau lewati dengan sudah payah. Jadi kau tak boleh menyerah, mengerti?" kata Mattew menyemangati putrinya.

"Tunggulah sampai Papa mendapatkan calon suami yang tepat untukmu, sayang." batin Mattew.

"Semakin banyak hinaan dan cacian yang kudapatkan, semakin aku terbiasa. Meski terkadang aku masih suka diam-diam menangis karena sakit hati. Namun, aku tidak seperti dulu, saat pertama kali datang ke perusahaan. Sekarang, beberapa orang yang tahu kinerjaku mengakuiku. Hanya orang-orang yang mendukung Pamanlah yang meremehkanku. Papa benar, aku tak boleh menyerah. Aku akan melindungi milikku dan pertahankan hakku. Memangnya siapa dia? Huh," batin Ashley menahan kekesalan.

Ashley menghela napas panjang, "Papa tenang saja. Aku tidak akan menyerah begitu saja. Perkataan Papa benar. Terima kasih sudah menghiburku, Pa." kata Ashley tersenyum cantik.

Karena sudah tiba waktu makan siang, Mattew pun mengajak putri kesayangannya untuk makan bersama di kantin. Mattew mengatakan kalau ada menu masakan baru dan ia ingin mencicipi. Ashley memanggil David, Asistennya. Meminta bantuan David mengantarnya ke kantin.

***

Di ruangan lain. Seorang pria paruh baya sedang duduk meremat kertas ditangannya. Ia pun segera melemparkan kertas itu dan memukul meja.

"Sialan! dia semakin berani saja dari hari ke hari. Berani sekali dia menatapku dengan matanya itu. Aku akui kecantikannya serupa Ibunya, tapi kenapa dia harus memiliki tatapan dan sifat keras serupa Ayahnya?" gumamnya.

Pria paruh baya itu bernama Luise, sepupu Mattew. Luise adalah anak dari adik Papa Mattew. Karena punya potensi dan kemampuan, dulu Papa Mattew menyetujui Luise masuk perusahaan atas rekomendasi Adiknya, Ibu dari Luise. Dan meminta keponakannya itu bekerja sama dengan anaknya. Sampai Papa Mattew meninggal, semua hak dan wewenang dilimpahkan pada Mattew. Luise yang merasa lebih unggul pun merasa kesal tak diberikan posisi sebagai Presiden Direktur , dan hanya diderikan posisi  Direktur bagian. Ia yang iri hati perlahan-lahan mengumpulkan kubu pendukung. Kebencian Luise pada Mattew semakin menjadi saat wanita yang dicintainya ternyata lebih memilih menikah dengan Mattew dibandingkan dengannya. Kebencian itu terus berlanjut hingga detik ini.

Pintu ruangan diketuk, tidak lama terbuka dan seseorang masuk. Seseorang itu merupakan tangan kanan Luise yang dipergunakan Luise mencari informasi tentang Mattew ataupun Ashley, baik di dalam maupun diluar perusahaan.

"Ada apa?" Tanya Luise menatap tangan kanannya.

"Ini berkas dokumen yang Anda minta," kata seseorang itu menyerahkan sebuah berkas dokumen pada Luise.

Luise menerima berkas dokumen pemberikan seseorsng itu, "Kau boleh pergi," katanya.

"Ada hal lain yang ingin saya sapaikan. Saya mendengar, kalau Pak Presdir meminta Asistennya mencari calon suami untuk Nona Ashley." kata seseorang itu.

Luise mengerutkan dahi, "Apa kau yakin soal ini?" tanya Luise seolah tak percaya.

"Ya, Pak. Saya mendengar sendiri, saat Asisten Pak Presdir berbicara ditelepon tadi dalam perjalanan ke sini." jawab seseorang itu menyakinkan informasi yang didengarnya.

Luise menatap seseorang itu, "Aku mengerti. Kau boleh pergi," kata Luise.

Seseorang itu pergi meninggalkan ruangan. Luise berpikir, mengetuk-ketuk meja dengan ujung jemari tangan kirinya.

"Apa yang sedang kau rencanakan, Mattew? apa kau berniat mencari perisai yang bisa membantu Ashley? baiklah, aku akan lihat dan mengikuti alur permainanmu. Meski kau melakukan apa saja, pada akhirnya perusahaan tetap jatuh padaku. Hahaha ... " kata Luise tersenyum senang.

Luise sangatlah percaya diri bisa merampas posisi Mattew dari Ashley yang merupakan calon penerus. Ia memiliki banyak pengalaman, memiliki saham dan pendukung. Ia memiliki persyaratan sebagai seorang penerus. Luise berpikir, keponakannya tidaklah pantas karena tidak bisa apa-apa, terlebih keponakannya hanya bisa duduk di kursi roda.

Terpopuler

Comments

Puput Regina Putri

Puput Regina Putri

lumpuh krna kecelakaan kah apa bawaan lahir hmmm

2024-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!