NovelToon NovelToon
Jodoh Wasiat Mami

Jodoh Wasiat Mami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naira_W

Aldena Faradila tak menyangka akhirnya harus kembali ke tempat yang paling dihindarinya selama lima tahun ini. Dena harus kembali karena saudara kembarnya yang jatuh sakit dan juga wasiat dari Vania, almarhum ibunya.
Kembalinya Dena ke rumah almarhum maminya membuat keluarga papinya tak suka dan mencoba mengusirnya kembali.
Sayangnya, Dena lima tahun yang lalu sudah berubah dan kini bersiap membalaskan dendam dan sakit hatinya.
Rupanya semua tak berjalan semulus apa yang direncanakan oleh Dena. Dia harus menikah sebelum usianya dua puluh lima tahun dengan lelaki yang sudah dipilihkan oleh almarhum maminya.
Apakah Dena bersedia menikah dengan Gara, atau lebih memilih kehilangan harta warisannya? Lalu bagaimana jika ternyata Dena masih belum bisa melupakan masa lalunya yang ternyata keponakan dari Gara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kana Dan Tedi, Pasangan Yang Serasi

"Bik, tetap jaga rumah ini sampai aku balik ya, kalau ada apa-apa hubungi aku."pesan Dena pada Bik Yun.

Pagi ini Dena dan Anggara akan meninggalkan rumah mereka selama beberapa minggu ke depan dengan alasan berbulan madu.

"Yang benar saja Dena. Suami kamu sedang terluka malah tetap berangkat bulan madu. Seharusnya kamu rawat Anggara sampai sembuh dulu baru bulan madu." ucap Kana tiba-tiba nimbrung ketika Dena pamit pada Bik Yun.

Kana terlihat sok bergaya seperti nyonya rumah. Berjalan angkuh dan duduk sambil menikmati teh hijau yang di antar oleh mbak Wawa ke teras depan.

"Saya yang nggak mau membatalkan rencana bulan madu kami." sahut Anggara membalas ucapan Kana yang terlihat seperti menasehati tapi sebenarnya menyindir Dena.

"Lagipula tante nggak berhak mencampuri urusan kami, sementara papi Dena saja tidak meributkan hal ini." ucapan Anggara tajam seperti pisau yang menusuk Kana.

Anggara bukan bocah kemarin sore. Dia tau sepak terjang Kana alias Karnasih. Lagipula wanita itu tak punya hak apapun di rumah ini. Dia hanya menumpang.

"Mama cuma mau ngasih tau Dena aja kok, Gara. Maklumlah Dena masih muda dan perlu banyak bimbingan." nada suara Kana melembut dan terdengar bijak.

"Cih... Mama??" Dena memutarkan matanya sambil berdecih jijik pada wanita ular itu.

"Maaf Tante, bukannya saya tak tau attitude. Tapi selama yang saya tau, Tante tak pernah berperan sebagai ibunya Dena. Jadi jangan harap saya menganggap anda mama mertua saya. Cukup anda menjadi mama mertua Evan saja." kata-kata Anggara membuat Kana memanas. Tangannya menggenggam erat cangkir teh hijaunya.

"Ayo sayang, kita bisa terlambat kalau terlalu lama berangkatnya." kata Anggara mengajak Dena untuk segera meninggalkan rumah menuju mobil yang sudah disiapkan oleh om Albert.

"Oh ya, pulang nanti saya akan langsung mengambil alih salon mami. Hari ini sudah ada orang yang akan mengaudit semua keuangan. Jadi Tante harus siap-siap dengan segala resiko karena telah membuat usaha mami hampir bangkrut." kata Dena sebelum dia beranjak dari sana.

Dengan langkah tertatih dan Dena yang tetap setia membantunya, mereka pun masuk ke dalam mobil yang disupiri oleh supir pribadi om Albert.

Karena punggung Anggara masih terluka, jadi lelaki itu hanya bisa duduk tegak tanpa bisa bersandar di jok mobil.

Prang!!!

Sebelum mobil meninggalkan halaman rumah, mereka mendengar suara benda yang pecah.

Sepertinya Kana mengamuk dan membanting cangkir yang tadi dipegangnya.

"Dasar pelakor gak tau diri. Udah ngambil suami mami, harta mami juga mau dijarah." ucap Dena sambil bersedekap.

"Namanya juga manusia nggak bersyukur. Dikasih kerja sama mami kamu malah menggigit." Anggara menimpali ucapan istrinya.

Tangan kirinya yang tak terluka mengelus lembut rambut Dena yang terlihat cemberut.

"Kalau ingat itu, rasanya aku nyesel banget bantuin mereka. Harusnya waktu itu aku cuek aja dengan kondisi mereka. Udah dibantuin malah menghancurkan keluarga aku."

"Gila ya mereka, kurang baik apa aku sama mami. Tega banget buat begitu sama kami. Aku nggak bisa bayangin perasaan mami yang tau mereka berselingkuh bahkan di saat mami sekarat." kata Dena yang terlihat berkaca-kaca.

Bayangan maminya yang berbaris tak berdaya sementara dua pendosa itu bersenang-senang membuat hati Dena mendidih.

Dirinya saja yang dikhianati Evan hampir ingin mati rasanya. Apalagi maminya yang sudah mendampingi papinya selama dua puluh tahun.

"Kita nggak boleh menyesali segala sesuatu yang udah terjadi. Jadikan semuanya pengalaman buat kita supaya jadi lebih dewasa dan pandai bersyukur. Kamu juga harus ikhlas, mami sudah tenang di sana. Yang penting kita rajin kirimkan doa buat beliau. Oke, sayang?"

Dena menatap Anggara, lelaki itu masih terlihat sama dengan dulu. Sangat dewasa dan mengayomi.

Dena pun tersenyum lalu mengangguk.

Anggara benar, mau menyesali juga percuma. Maminya tak akan hidup kembali. Yang penting saat ini dia harus mulai menata masa depan bersama Dana dan juga... Anggara.

Walaupun dijodohkan, tapi Anggara tak terlihat terpaksa. Malah lelaki itu selalu bersikap bak suami idaman.

Mudah-mudahan saja Anggara tak berkamuflase seperti papinya.

Lelaki egois yang hanya mau enaknya saja.

***

"Saya mau mencairkan semuanya. Lalu tanah itu, saya akan menjualnya. Tolong kamu cari pembeli." kata Tedi pada seorang lelaki yang sepuluh tahun lebih muda darinya.

"Anda yakin pak? Prospek tanah itu bakalan bagus beberapa tahun lagi. Apalagi proses pembangunan jalan lintas daerah sudah dimulai." kata Fandi asisten Tedi.

"Saya sedang perlu lagipula dijual sekarang saya juga udah untung." ucap Tedi yang sudah memiliki rencana untuk ke depannya.

Dan dia butuh uang yang cukup banyak untuk melaksanakan rencananya.

Kemarin Albert sudah menyampaikan kalau dia akan kembali ke kantor ini. Otomatis membuat Tedi ketar ketir.

Walaupun Albert tak turun langsung, tapi lelaki itu tetap memantau kinerja orang-orang yang bekerja di agen properti ini.

Hanya saja, selama ini Tedi dihormati oleh para direksi dan juga karyawan. Karena dia adalah menantu dari Juanda, pendiri perusahaan ini.

Tedi pun bisa seenaknya membeli tanah atau bangunan yang diinginkan dengan meminjam uang kantor.

Walaupun kalah langkah dengan Vania, tapi setidaknya dia masih memiliki beberapa aset yang bisa menunjang hidupnya.

Semua surat-surat berharga ini memang dia simpan di safe deposit box pada suatu bank swasta. Tapi setelah Vania meninggal, Tedi tak lagi menggunakan SDB itu.

Karena biaya sewa yang dikeluarkan cukup lumayan. Dan ditambah Tedi sekarang harus mengeluarkan uang untuk menafkahi Kana.

Drrrt.... Drrrt....

Tedi melirik ke arah ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya.

Nama Kana terpampang di sana. Tedi melengos melihat benda pipih itu.

Wanita itu sungguh menyusahkan. Jika saja tau Kana adalah ahli waris palsu, Tedi tak mungkin mau menikahinya.

Mau bercerai pun, Kana sudah mengancam meminta harta gono-gini yang cukup besar. Kana bahkan menghitung semua yang dia anggap sebagai hak nya selama lima tahun menjadi istrinya.

Perempuan itu memang parasit yang licik. Bahkan beberapa hari yang lalu, Kana berani membuka dan melihat isi lemari pribadinya.

Untung saja semua surat-surat berharganya suda dia simpan di brankas kantornya. Jika tidak, sudah pasti lembaran kertas itu kini berada di tangan Kana.

Sekarang Tedi harus berpikir keras, bagaimana caranya lepas dari Kana tanpa menimbulkan kerugian untuknya.

Tanpa Tedi sadari karma sudah mulai berjalan.

Harusnya dia tak heran dengan apa yang dilakukan Kana.

Seperti kata-kata bijak, pasangan kita itu adalah cerminan diri. Orang baik berpasangan dengan orang baik.

Orang licik pasangannya juga akan selicik dirinya.

1
Susi Akbarini
moga2...
banyuan segera datang...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
moga2 tim Gara segera sampai dan nagjap wvan sblm membunuh susi..

❤❤❤❤
Susi Akbarini
ajankah Asta bertemu dengan rombongan Anggarq..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
selamtakh Mbak Susi...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
moga s3lamat..

waahh.


moga2 dena segera tlp anggara..
kan jaeak mereka lebih dekat..

❤❤❤❤❤❤
Naira_Widya
buat para pembaca, mohon tinggalkan jejak likenya dong. Oto butuh dukungan buat cerita ini di kontes YAAW. Like banyak-banyak ya/Kiss/
Susi Akbarini
up yg banyak..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
mkasi udah up..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
moga kaburnya susi membawa berkah..
bawa bala bantuan.

biar mereka bisa lepas dari evan..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhh..
dena ama maya otw bestian ini..

😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
gimana ya caranya gara dkk ketemu ama asta..
biar mereka barengan ngegrebej evan...
😀😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhhh..
kalo kanur sdri bisa2 cila dan pengasuhmya jadi korban..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhh..

deg2an..

moga2 ada petunjuk buat Gara...
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
minta bantuan om albert...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀😀
sama aja..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
akhir ya Dena gak jadi nglabrak Maya..
tapi malh sangat berterima kasih..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
mobil blm bener di bengkel..
ehhh..
motor udah dipeyokinnaja ama evan..

❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhhh..
maya itu...
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
emang gitu ya klao bucin..
apa pun selalu tampak indah..
coba kalo gak pasti akan bilang istri kurang ajar...

😀😀😀😀❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!