Masih ingat dengan putra bungsuh Pak Zain dan Bu Jihan,
Yes... Labib Muhasibi Khoirul Musthofa yang biasa di panggil Bibi, adek dari Zula
Yang mana kini tumbuh dewasa menjadi laki laki tampan yang cukup dingin
sikapnya bar bar turunan dari kakak dan juga Uminya, yang sering pergi bermotor besar untuk mendatangi tongkrongan para remaja dan tkngkrongan gak jelas
dengan tujuan untuk berkumpul sekaligus berdakwah,
Ya namanya anak kyai se nakal nakalnya dia tetap sholat puasa dan juga mengaji
walaupun aneh dan sering di bilang gus kok tukang nongkrong
tapi itu hanya omongan manusia netizen saja, tapi saat di rumah dia juga punya pesona tersendiri bagi para santri putri
wajah tampannya mampu menghipnotis para santri putri saat mengaji,
walaupun sikapnya yang super duper dingin seperti di kutup utara, dan justru itu yang makin membuat mereka terpesona pada Gus Bibi
gimana kelanjutan ceritanya.. yuk simak.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ulfatun khasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adu domba
Saat Bibi keluar dari rumahnya pas Zula pulang dan akan masuk ke dalam rumahnya
" Mau kemana?" tanya Zula saat berpapasan dengan Bibi
" Bang El" jawab Bibi singkat
" Oh.. Iya" jawab Zula yang mengetahui jadwal adeknya
" Malam pulang bawain kwetiau depan komplek kakak ya" tambah Zula saat Bibi sampai di motornya
" Kalau masih buka" jawab Bibi santai
" Sampai sini jangan harap masih utuh ya, lonyot iya, " tambahnya sambil naik ke motornya
" Emang kenapa?" tanya Zula belum menyadari
" Eh...Bawa mobil lah, " jawab Zula langsung sadar
" Macet" jawab Bibi sambil pake helm
" Udah jalan dulu kak, Assalamualaikum.." ucap Bibi langsung mengendarai
" Eh dasar anak orang, gak sopan" ucap Zula kesal karena adeknya asal pergi aja
Sedangkan para santri yang menyaksikan justru melongo dan menghenyikan aktifitasnya saat melihat Bibi dan Zula yang sedang ngobrol
Zula menoleh dan masuk kedalam membuat mereka gelagapan dan kembali bergerak dari patung yang awalnya berhenti.
" Mbak..." sapa Zula lembut pada mereka
" Iya Neng" jawab mereka menundukkan kepalanya
Zula tersenyum dan lanjut berjalan ke arah tangga untuk ke lantai 2
Tapi saat hendak naik Zula melihat abah Uminya sedang makan dia akhirnya berbelok ke arah meja makan
" Bah... Mi" ucap Zula menghampiri mereka
" Udah pulang?" tanya Jihan pada Zula yang mencium tangannya
Zula bergantian juga mencium Tangan abahnya
" Iya, Syifa gak mau di antar ke dalam, katanya berani, ya tadi ada pengurusnya sih yang keluar saat Zula WA beliau" jawab Zula sambil duduk di sebelah Uminya
Tadi Syifa memang gak mau di antar Zula sampai dalam, karena dia merasa sudah berani dan sudah terbiasan
Akhirnya Zula yang menghubungi pengurusnya untuk keluar dan bertemu dengannya di depan pintu gerbang
Ya Zula setiap kali bertemu denga ibu kamar atau pengasuh Syifa selalu memberi tips, ya karena Zula merasa menitipkan anaknya pada pengasuhnya
" Tadi juga gak mau Zula belikan jajan karena udah banyak jajan dari Umi tadi" ucap Zula lagi sambil menyomot kentang goreng yang ada di meja makannya
Tapi sebelum tangannya berhasil menyomot Jihan langsung memukul tangan Zula cepat
" Cuci tangan dulu, jorok" ucap Jihan yang sangat higenis sampai sekarang
Pola hidup sehat dan teratur cukup dia terapkam semenjak dia sekolah di fakultas kedokteran hingga saat ini
Makanya dia dan Zain selalu hidup sehat dan awet muda masih kuat juga karena dari pola hidup dia yang sangat sehat banget
" Hehehehe" Zula nyengir dan berdiri lalu mencuci tangannya
Setelah cuci tangan dengan sabun dia kembali dan mulai ikut makan cemilan yang tersedia di atas meja makan
" Suamimu mana, sekalian ajak dia makan" ucap Zain pada Zula
" Nanti kalau laper cari sendiri" jawab Zula jutek
Zula masih kesal dengan Ryan yang marah ngomel di sepanjang perjalanan kepulangan mereka
Masih di salah salahkan padahal mereka sama sama sibuk dan sama sama capek
Apa lagi sama ibu mertuanya yang juga ikut memarahi Zula, bahkan cenderung memojokkan Zula untuk masalahnya pada Syifa tadi
" Gak boleh gitu, ladeni Nak" ucap Jihan pada Zula
" Capek Zula mi, Zula masih sakit hati" jawab Zula saking jengkelnya
Zula gak tau mau cerita sama siapa selain sama kedua orang tuanya
" Zula juga sibuk Zula juga kerja, kenapa Zula masih di salahin juga, anak kita buat sama sama, untuk mengurus anak bukan jadi urusan Zula saja kan, " tambah Zula kembali emosi bahkan sampai menitikkan air matanya
" Sekarang Zula di bilang perempuan udah punya anak masih aja kerja, kalau gak mau anaknya sampe terlantar Zula di suruh untuk berhenti bekerja, padahal mereka kan tau, anak mereka itu kerjanya dimana sama siapa, itu perusahaan milik siapa, warisan siapa, kenapa Zula juga yang di salahin" tambah Zula saking jengkelnya sampai di kuliti
Dia gak pernah tinggal bareng mertuanya sama sekali, dan juga orang tuanya dan itu menjadi setiap impian bagi semua pasangan yang bosa hidup damai dengan keluarga kecilnya tanpa ada yang ikut campur dalam keluarganya
" Gak boleg gitu, Umi sama Abah gak pernah ngajarin kayak gitu lho" ucap Jihan mengingatkan
" Iya Mi, tau, dan Zula bukan anak kecil lagi yang harus di ingatkan sama abah dan Umi" jawab Zula sadar diri
" Tapi Zula kan punya hati, Zula kalau di salahkan terus Zula juga bisa menguliti Mi, lagian yang Zula repotkan kan bolak balik saudara Zula sendiri, orang tua Zula sendiri adek Zula sendiri, bukan mereka, kalaupun Zula salah, gak seharusnya Zula di pojokkan juga, sampai di gak pecusin, emang mereka udah pecus ngajarin anak mereka yang sukanya adu domba antara mereka dan Zula, " Tambah Zula makin kemana mana
Karena adek Ryan tak jarang dia sering kali mengadu domba antara Zula dan ibunya
Sering kali Puput panggilan dari Putri adeknya Ryan memcari cari kesalahan Zula untuk di adukan ke ibunya
Dan tak jarang Ibunya ngomel ngomel dan menyalahkan Zula walaupun bukan langsung ke Zula dan melewati Ryan tapi Zula mendengar saat mereka sedang komunikasi
Berawal dari Zula yang sikapnya super jutek dan sibuknya ngalahin pejabat, membuat Zula kadang kurang ngeh atau kurang perhatian sama saudara dari Ryan
Terkadang waktu Ryan pulang Zula jarang ikut karena harus menggantikan posisi Ryan di kantor juga
Dari situ Putri timbul Fitnah dan mencari gara gara pada Zula.
Sikap Zula yang bodo amat, yang sejak dulu ada pada dirinya membuat Zula santai dan gak peduli dengan sindiran Dari Puput
Tapi lama kelamaan Puput makin menjadi seiring berjalannya waktu makin kurang ajar dan mecari gara gara
Terkadang Ryan yang membela puput berlebihan membuat Zula terbawa emosi dan sering kali membuat Mereka berantem
Bahkan bukan hanya pada Ibu mertuanya saja, tapi kadang Puput adu domba antara Ryan dengan Zula yang membuat mereka kadang sering cek cok dan berantem
" Nanti kalau ada apa apa mereka sering kali mengungkit pengorbanan abang dulu, itu kan juga udah abah kembalikan, pada bang Ryan, masih mereka sebut sampai saat ini, Zula capek bah, Mi" tambah Zula dengan tangisan yang makin menjadi
" Zula lama lama gak tahan bah Mi" tambah Zula lagi makin menjadi tangisnya
Apa lagi dia yang merasa di adu domba dari dulu sampai saat ini sama sodara iparnya sendiri
Kalau sama kakak kakak iparnya justru Zula selalu di lindungi abangnya selalu menomer satukan Zula sehingga para istrinya faham dan mengerti lama kelamaan
" Zula gak kuat lagi Bah Mi" tambah Zula lagi dan Ryan melihat istrinya menangis di hadapan kedua orang tuanya saat dia hendak turun dari tangga
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤