NovelToon NovelToon
Ketika Ibu Mertua Datang Ke Rumah

Ketika Ibu Mertua Datang Ke Rumah

Status: tamat
Genre:Keluarga / Angst / Romansa / Tamat
Popularitas:61.7k
Nilai: 5
Nama Author: Danie A

Kehidupan pernikahan Tiara dan Dimas berjalan harmonis dan bahagia. Namun semuanya berubah ketika sang mertua dari desa datang ke rumah. Ibu mengkritik kebiasaan Tiara yang bangun beberapa jam dari jam kerjanya, kebiasaannya melondri baju padahal memiliki mesin cuci, juga kebiasaannya yang lebih sering jajan di luar dari pada memasak untuk suaminya. Di awal Tiara tidak terlalu ambil pusing, namun ibu mertuanya menganggap semua pekerjaan itu haruslah dilakukan oleh sang istri. Beberapa perdebatan kecil terjadi antar ibuk dan Tiara. Perbedaan pendapat dan pandangan membuat menantu dan mertua berselisih pada akhirnya. Ketegasan Dimas pun di uji. Menjadi penengah antara ibu dan istrinya tentu tidaklah mudah. Hingga Tiara memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danie A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chap 13

Bab 13

Tiara duduk termangu seorang diri di halte dengan membawa koper dan banyak barang bawaan. Wanita itu memandangi kendaraan yang berlalu-lalang dengan tatapan kosong.

"Aku harus pergi ke mana?" gumam Tiara bingung.

Wanita itu pergi dari rumah suaminya tanpa rencana. Tiara tak tahu ke mana kakinya harus melangkah.

"Kenapa pernikahanku jadi kaya gini?" oceh Tiara dengan manik mata berkaca-kaca.

"Sebelum Ibu datang, semuanya masih baik-baik aja. Sebelum Ibu datang, aku hidup bahagia sama Mas Dimas. Kenapa semuanya jadi begini?" Tiara menangis seorang diri di halte yang sepi itu.

Tiara benar-benar kesal dan kecewa pada suami serta ibu mertuanya yang tak mau mengerti dirinya. Tiara sudah berusaha keras menjalankan tugas sebagai istri dengan baik disaat dirinya masih harus membantu suaminya mencari nafkah.

Pikiran wanita itu mulai melayang ke mana-mana. Penyesalan dan kekesalan mulai bercampur aduk dalam hatinya.

"Aku pergi ke mana, ya?" gumam Tiara sembari mengotak-atik ponselnya.

Setelah lama termenung di halte, akhirnya Tiara pun memutuskan untuk menghubungi temannya, Lesti. Tiara tidak tahu lagi siapa orang yang bisa ia hubungi untuk meminta bantuan. Daripada ia mencari hotel dadakan, lebih baik Tiara mencoba mencari tumpangan pada teman-temannya.

"Halo, Lesti?"

"Kenapa, Mbak?" sahut Lesti melalui sambungan telepon.

"Kamu di mana sekarang?"

"Di kosan, Mbak. Ada apa, Mbak?"

Tiara memainkan jemarinya dan nampak sungkan untuk memberitahu Lesti. Tapi Tiara tidak mempunyai pilihan lain. "Aku boleh ke kosan kamu nggak?"

"Sekarang? Boleh, Mbak. Datang aja!"

"Makasih ya, Lesti! Aku jalan ke sana sekarang, ya?"

Tiara bergegas menyeret kopernya menuju ke kosan Lesti. Begitu sampai di tempat Lesti, teman kerjanya itu cukup terkejut saat melihat Tiara yang membawa banyak barang.

"Mbak Tiara ngapain bawa koper?" tanya Lesti keheranan.

Tiara menampakkan senyum tipis. Wanita itu masuk ke dalam kosan Lesti terlebih dahulu sebelum menceritakan hal yang terjadi padanya, hingga membuat Tiara kabur dari rumah.

"Masuk dulu, Mbak. Mau minum apa? Aku bikinin teh hangat, ya?" tawar Lesti dengan penuh perhatian.

Tanpa banyak bertanya, Lesti seharusnya sudah tahu kalau Tiara saat ini telah kabur dari rumah, melihat wanita itu yang pergi dengan membawa koper besar.

"Nggak perlu. Makasih banyak. Maaf ya udah bikin kamu repot," ucap Tiara sungkan.

"Nggak masalah, Mbak. Aku nggak merasa direpotin kok."

"Aku boleh ngerepotin kamu lagi nggak?" tanya Tiara.

"Ngerepotin apa, Mbak?"

"Aku ... boleh nginep di sini untuk sementara waktu nggak?" tanya Tiara kemudian.

Sebelum Lesti memberikan jawaban, tentu saja gadis itu ingin tahu terlebih dahulu sebenarnya apa yang terjadi pada Tiara. "Maaf Mbak, bukannya aku mau ikut campur, tapi aku boleh tahu nggak kenapa Mbak pergi dari rumah sambil bawa koper? Mbak kabur dari rumah?"

Tiara menundukkan kepala. "Aku lagi ada masalah sama Mas Dimas."

Lesti dapat memaklumi. Meskipun dirinya masih gadis, tapi Lesti cukup paham mengenai permasalahan rumah tangga.

"Tapi kenapa Mbak sampai harus kabur segala? Memangnya nggak bisa Mbak bicarakan baik-baik dulu? Bukannya aku mau sok tahu, tapi kalau Mbak sampai pergi dari rumah begini, suami Mbak pasti cemas," sahut Lesti.

"Aku juga nggak mau kaya gini. Aku juga nggak mau pergi dari rumah. Tapi aku nggak punya pilihan lain, Lesti!" terang Tiara. "Rumah yang aku tempati bersama suamiku bukan lagi rumah yang nyaman buat aku. Makanya aku lebih memilih buat pergi."

Tiara pun mulai menceritakan permasalahannya dengan sang ibu mertua yang terlalu mengatur dirinya. Bukan maksud Tiara untuk menjelek-jelekan ibu mertuanya, tapi wanita itu hanya tidak suka dipaksa mengikuti peraturan yang berbeda jauh dengan prinsip yang dianutnya.

"Aku tahu maksud ibu mertua aku tuh baik. Tapi aku juga punya caraku sendiri. Aku juga punya pendapatku sendiri. Tapi ibu mertuaku nggak pernah mau menghargai pendapatku," ujar Tiara.

Lesti hanya dapat manggut-manggut tanpa memberikan banyak komentar. "Suami Mbak pasti sekarang lagi bingung banget terjepit di antara Mbak sama ibunya."

"Aku cuma pengen Mas Dimas bersikap tegas. Aku juga cuma manusia biasa, Lesti. Aku nggak bisa terus-terusan sabar. Aku nggak mau mengorbankan kebahagiaanku buat orang lain. Aku yang sekarang udah nggak bahagia tinggal di rumah sama mertuaku," terang Tiara panjang lebar.

"Tapi wajar kalau suami Mbak kesulitan mengambil keputusan. Suami Mbak pasti juga pasti bingung dan ingin mempertahankan Mbak serta ibunya," cetus Lesti berusaha bersikap netral tanpa ikut menyalahkan Dimas.

Lesti dapat memahami kebimbangan Dimas yang tidak bisa memilih antara istri dan juga ibu. Gadis itu tidak bisa ikut menyalahkan Dimas, karena memang Dimas sendiri juga memiliki kesulitan yang tidak bisa ia tangani.

"Mungkin di sini Mbak cuma butuh komunikasi lebih intens aja, Mbak. Mbak sama ibu mertua Mbak cuma pengen sama-sama saling dimengerti, kan? Mungkin cara komunikasinya aja yang kurang tepat," sahut Lesti.

"Aku udah bilang berkali-kali sama Mas Dimas buat bujuk ibunya. Tapi Mas dimas terkesan meremehkan dan terus bersikap plin-plan. Aku sengaja keluar dari rumah buat ngasih Mas Dimas pelajaran supaya dia bisa lebih tegas lagi jadi suami," tegas Tiara.

Lesti menepuk-nepuk bahu Tiara dan mencoba menenangkan wanita itu. Pelupuk mata Tiara pun mulai basah selama ia menceritakan hal tersebut pada Lesti.

"Aku udah nggak tahan lagi ngadepin sikap kolot mertuaku. Tubuh aku capek. Pikiran aku capek. Nggak salah kan kalau aku ngeluh sama suamiku? Kalau aku terus-terusan bersabar, lama-lama badan aku bisa remuk," ujar Tiara dengan tangis sesenggukan.

Tiara tak sanggup lagi menceritakan penderitaan yang ia alami selama beberapa minggu terakhir ini. Tekanan demi tekanan yang diberikan oleh Bu Ismiyati benar-benar membuat psikis wanita itu juga ikut mulai terguncang hingga Tiara mengalami stres berkepanjangan.

"Istirahat aja, Mbak! Mbak boleh tinggal di sini selama ya Mbak mau," timpal Lesti kemudian. "Aku nggak bisa bantu banyak. Aku cuma bisa doain semoga masalah Mbak bisa cepat selesai."

"Aku juga nggak tahu mau ngapain lagi. Aku udah coba bahas masalah ini sama Mas Dimas. Aku udah coba bersabar sesuai permintaan Mas Dimas. Aku udah coba melakukan apa pun sesuai keinginan ibu mertuaku. Tapi semua yang aku lakukan nggak pernah membuat mereka puas."

"Tapi Mbak juga nggak mau kaya gini terus-terusan, kan? Mbak juga harus mempersiapkan solusi buat masalah ini. Coba Mbak bicarakan lagi baik-baik sama suami dan juga ibu mertua Mbak. Asal ada komunikasi yang bagus antara Mbak dengan ibu mertua Mbak, semua masalah Mbak pasti bisa teratasi," saran Lesti.

Tiara mengangguk sembari melempar senyum tipis pada sang teman. "Terima kasih banyak ya atas bantuannya! Berkat kamu, aku benar-benar tertolong hari ini."

1
Raudatul zahra
udah tamat kah ini??? segini aja??
Raudatul zahra
maafkan yaa buk.. maafkan menantu mu.. bukan maksud menantu mu tidak menghormati dan tidak ingin berbakti kepada mu.. ini semua cuma karna perbedaan cara pandang kita aja buu
Raudatul zahra
lihatkan??? gimana rasanya jadi ibu ???
ibu selalu ingin yang terbaik buat anaknya.. ibu berusaha mendidik menantu nya buat bisa memberikan yang terbaik juga buat anaknya.. meskipun terbaik nya itu versi dirinya..
dan ibu juga rela merendahkan ego nya demi kebahagiaan anaknya..

ibuu oh ibuu... ibu kandung ataupun ibu mertua,, itu sama...

dicerita ini tuh sebenarnya salah semua.. tapi yaa juga bener semua..
Raudatul zahra
aku bingung mau komen apa..

terlalu syuliiitt..
nyalahin Dimas, salah.. nyalahin bu Ismiyati, salah juga.. biar bagaimanapun mertua juga termasuk orang tua kita.. nyalahin Tiara, salah juga.. yaah namanya manusia pasti ada titik lelah dan ingin dimengerti nya..

nyalahin author aja apa yak???
Raudatul zahra
nggak setuju sama ucapan terakhir Tiara.. nggak bisa kita nyuruh suami kita memilih antara ibu nya dan kita.. salah itu...
kamu skrg bisa ngomong gitu, nanti suatu saat kalau kamu punya anak laki, dan istrinya juga nyuruh memilih antara kamu atau istrinya, gimana hayo??
Raudatul zahra
kaaaaann.. mulai sayang kan sama Tiara.. masih mending Tiara katanya.. walaupun makanan sering beli, dan cucian sering laundry, tp Tiara nggak sampek minta tolong sama Dimas.. Tiara masih bisa ngerjain sendiri
Raudatul zahra
nanti akhirnya Bu Ismiyati ini bakal sayang banget sama menantu nya.. karna ngeliat tetangga² yg lain dan banyak ngeluhin menantu nya.. juga ngeliat Adam yg masih bantu "tugas" istrinya padahal istri nya dirumah aja dan Adam kerja. bu Ismiyati jadi mikir, walaupun Tiara sering beli makanan, sering laundry.. tp Tiara ttp ngelakuin tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan Dimas nggak sampe nyentuh tugas istrinya..

Yaa walaupun Adam nggak salah juga mau bantu istrinya.. bagus malah .. istri jd lebih merasa diperhatikan dan di mengerti..
Raudatul zahra
dikomentar sebelum nya aku berusaha buat nggak nyalahin ibu mertua... tapi di bab ini aku jadi kesel sama bu Ismiyati🤣🤣
udah siih buk,, udah nurut loh mantu nya itu.. udah nyuci baju sendiri nggak laundry. udah mask sendiri nggak beli. keasinan atau hambar dikit nggak papa kali ah.. nggak bikin ibu meninggoy mendadak juga kok.. yaa sambil minum aja bu kalau keasinan.. atau nyuap nya nasi nya dibanyakin, sayur nya dikit aja biar nggak kerasa asin nya
Raudatul zahra
ini selalu terjadi di antara menantu perempuan dan ibu mertua..
dari sabang sampai Merauke kayaknya permasalahan nya ini terus deh..

yaaahh gimana ya,, sbg seorang ibu yg melahirkan dan menjaga anak laki² nya dari bayi sampai dewasa, mencurahkan segenap cinta & usaha terbaik nya, wajar siih kalau ibu² agak kesel ngelihat anak nya nggak diperlakukan semaksimal dia memperlakukan anaknya.. kita juga pasti nanti gitu,, sama anak kita, kita usahakan yg terbaik, dan kita juga nggak mau kalau anak kita dapat pasangan yg apa² beli, apa² laundry. kasian pasti ngelihat anak kita, capek² kerja, tp istri keluar duit terus.. tapi yaa,, terkadang mertua juga ngomong nya kelewatan. terlalu kasar mungkin..

sama-sama introspeksi diri ajasiih kayaknya baiknya..
Samaniah
Tiara coba deh bljr ndablek tp jg hrs ada sabrnya,,ky q iki loossss dol
yg penting suami ttp syg sama kita
Windarti08
emang lebih baik rebutan salah daripada semuanya merasa paling benar.
cerita ini bisa jadi pelajari buat readers, intinya komunikasi antara suami istri juga mertua itu penting untuk menghindari salah paham berujung kehancuran rumah tangga
Windarti08
sebenarnya masalah akan selesai klo mereka bertiga bisa komunikasi dengan baik dan saling menurunkan ego masing-masing
Windarti08
kayaknya Adam nih yg bisa bantu menyelesaikan masalah antara Dimas Tiara dan juga ibunya
Windarti08
aduhh Bu Ismi ini... Lagi-lagi bawa jaman dulu ke sekarang, mana bisa kerja di ladang yg sekedar bantu suaminya disamain dengan kerja kantoran yg punya office hour?
Dimas tegas sedikit sama ibumu tanpa harus menjadi anak durhaka, tp klo ibumu tetap keras kepala gitu ya siap-siap aja untuk kehilangan istrimu
Windarti08
gak gitu juga kali konsepnya Maemunah..... jangan pernah nyuruh suami untuk memilih antara istri dan ibunya. sampai kapanpun anak laki-laki adalah milik ibunya dan istri adalah milik suaminya.
sabar, cari jalan keluar yg terbaik, minta bantuan ustadz atau siapa yg bisa bantu menyelesaikan masalah kalian
Windarti08
kemare2 dipuji-puji karena Mas Adam sama istrinya harmonis... sekarang penilaiannya beda lagi Bu...?
Bu Ismi mah komennya hanya apa yg terlihat oleh matanya aja, gak tau kan... klo dirumahnya gimana... ini Bu Ismi su'udzon bilang suami pulang kerja gak disambut pake teh hangat segala, padahal kan td si Adam bilang klo belanja skalian pulang kerja karena searah sm jalan pulang
Windarti08
etdah keterlaluan juga tuh si Dimas sama Tiara.. masa orang tua dibiarin bawa yg berat2, meskipun bawa bekal makanan keinginan Bu Ismi tp gada salahnya kan yg lebih muda yg bawain
Windarti08
klo Ibu pulang kampung dan gak ngerecokin rumah tangga anakmu lagi, mungkin mereka bisa harmonis Bu...
Windarti08
eh Bu Ismi... dulu Ibu ikut kerja cari duit buat bantu finansial suami gak?
klo gak kerja, gampang aja bilang bisa ngerjain semua kerjaan domestik seperti masak nyuci sampai beres-beres rumah karena seharian gak keluar rumah buat nyari cuan, ini posisi istri kerja, pulangnya aja lebih dulu suaminya, gimana mau ngerjain semuanya...
punya mulut jangan asal jeplak ya Bu...
jadi gemes emosi sendiri gue😖😖😖
Dela
ibu dan istri itu bukan pilihan..punya ibu yang terbiasa mengurus auami dan anak dengan tangan sendiri otomatis mengukur sikap dan pfilaku istri anaknya ya dari standart pengalaman dan ilmu dia.. begitu juga istri mengukur rumah tangga menurut Standartnya dia.. jadi wajar saja gak ketemu solusinya..tapi kodrat seorang istri mmang mengharuskan mengurus rumah tangga yg termsuk suami dan anak.. dari bangun hingga tidur jadi solusinya lw menurut saya saling sadar posisi aja..kasihan suami bila ditekan harus mmilih hal yg tidak mungkin dipilih.. karna keduanya bukan pilihan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!