Karena Fitnah Ibu Mertua ku, rumah tangga ku berantakan. Dia tega memfitnah dan menghadirkan orang ketiga di dalam rumah tangga ku.
Aku tak tahu, kenapa ibu mertua jadi kejam seperti ini, bahkan bukannya dia yang meminta agar aku dan Mas Doni segera menikah.
Ada apa ini?
Bagaimana nasib rumah tangga ku?
Siapa yang akan bertahan, aku atau ibu mertua ku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan Ibu Mertua Yang Kejam
Sudah dua hari hubungan Sindy dan Doni merenggang, karena Doni memilih untuk pisah kamar. Sejak saat itu pula Sindy jarang terlihat dan selalu mengurung dirinya di dalam kamar.
Ini adalah malam ketiga dirinya tidur tanpa sang istri dan dua hari sudah Doni tak pernah melihat istrinya itu keluar dari rumah.
Perasaan rindu mulai mendera hari Doni. Rindu ingin bertemu dengan sang istri. Rindu untuk bercengkrama dengannya.
Doni terlentang menatap langit-langit kamarnya.Mencoba menetralisir perasaannya. Namun, tetap saja ia merasakan perasaannya yang tidak tenang.
Doni mulai merasakan gelisah. Berulang kali ia membolak-balikan tubuhnya. Namun, tak juga bisa terlelap.
"Aku rindu sama kamu Sin, rasanya aku gak bisa lebih lama untuk jauh dari kamu."
Perasaan gelisah mulai menghantui Doni, hingga dia tak bisa tidur dengan nyenyak.
Sementara di kamarnya Sindy saat ini sedang melakukan shalat malamnya.Beberapa hari ini ia bermunajat memohon pertolongan kepada Allah.
Sindy bersujud sambil berdoa.
"Ya Allah, bukakan lah pintu hati suami hamba agar mas Doni percaya pada hamba. Singkaplah tabir kebenaran ini sesungguhnya. Hamba tak tahu apa yang membuat mas Doni berubah hingga dia mengacuhkan hamba, berilah jalan terbaik untuk kamu berdua ."
Setelah menunaikan ibadahnya, Sindy melipat sajadah dan mukenanya kemudian tertidur. Ia memang sengaja tidak mengunci pintu kamarnya berharap Doni datang kepadanya di malam ini.
Baru saja memejamkan matanya,Sindy merasa ada pergerakan dari atas tempat tidurnya.
Sindy menoleh ke arah belakang. Kaget dan senang. Senyum bahagia terbit di bibir Sindy.
"Mas Doni," gumam Sindy.
Doni berbaring di samping Sindy kemudian memeluknya.
"Aku kangen sama kamu Sin," ucap Doni sambil mencium ceruk leher Sindy dengan mesra.
"Mas Doni. Aku juga kangen sama mas Doni," lirih Sindy.
Sindy langsung memeluk suaminya itu.
Doni menyambar bibir Sindy kemudian memagut mesra bibir Sindy.
Dengan senang hati Sindy membalas pagutan bibir suaminya. Keduanya insan itu pun kembali melakukan penyatuan.
***
Doni memeluk Sindy setelah melakukan pelepasannya sambil mengatur napasnya.
"Aku cinta sama kamu Sin. Aku tak sanggup jauh dari kamu."
"Aku juga Mas, aku hanya mencintai kamu," balas Sindi sambil mengusap peluh yang membanjiri tubuhnya.
Di malam itu Doni berusaha melupakan masalah yang membuat hubungan mereka jadi renggang dan menganggap jika itu hanya kesalahpahaman.
Setelah tubuh mereka kembali dingin. Doni kembali merangkak naik untuk melakukan penyatuan kembali bersama istrinya.
***
Pagi harinya keadaan rumah tangga mereka sudah seperti biasanya.
Sindy dan Doni turun dari lantai atas rumah menuju meja makan sambil berbincang-bincang. Keduanya kembali bergandengan mesra dengan Rina wajah yang bahagia.
"Selamat pagi Ma," ucap keduanya secara serempak ketika melewati Bu Misye.
"Pagi juga."
Bu Misye memutar bola mata malasnya melihat kemesraan Doni
'Dasar sih Doni, mau saja dia di goda sana Sindy. Aku harus pikirkan cara agar rencana selanjutnya bisa segera terealisasi,' batin Bu Misye.
Setelah sarapan Sindy kembali mengantar Doni di depan pintu. Setelah itu ia kembali ke kamarnya lagi.
***
Bu Misye berada di kamarnya sedang menghubungi seseorang.
"Jadi bagaimana Viola? Sepertinya Sindy dan Doni semakin mesra saja. Bagaimana kalau kita percepat saja rencana kita selanjutnya. Tante takut sindy keburu hamil. Jadi sulit untuk memisahkan mereka berdua."
"Iya Tante, kalau Sindy hamil akan susah memisahkan mereka. Doni pasti akan berpikir ribuan kali untuk tak menceraikan Sindy.
Bu Misye dan Viola ngobrol panjang lebar di kamar itu untuk mengatur skenario mereka selanjutnya.
Butuh persiapan yang matang untuk menjalankan rencana selanjutnya karena akan melibatkan banyak orang.
Selama beberapa hari Bu Misye mencari waktu yang tepat untuk menjalankan eksekusinya.
Tiba-tiba Bu Misye mendapatkan kabar bahwa di group sahabatnya jika ada salah temannya yang sakit, kebetulan temannya itu berada di luar kota.
"Wah-wah sepertinya berita ini akan sangat membantuku," gumam Bu Misye.
Bu Misye kembali berkonsultasi lagi dengan Viola untuk merencanakan skenario berikutnya.
Setelah itu Bu Misye dan Viola mempersiapkan perencanaan yang matang.
***
Bu Misye duduk di ruang tamu menunggu kedatangan Doni yang sebentar lagi pulang dari kantornya.
"Assalamualaikum," ucap Doni setibanya di depan pintu.
"Waalaikumsalam."
Bu Misye menghampiri Doni kemudian mencegatnya.
"Doni. Kamu bisa gak temani mama ke luar kota untuk satu hari saja. "
"Memangnya mau kemana Ma?" tanya Bu Misye.
"Mama mau jenguk teman Mama, katanya lagi sakit."
"Oh kalau begitu aku ajak Sindy sekalian ya."
"Eh gak usah, toh kita gak nginep kok. Rencananya teman Mama mau numpang saat kita pulang nanti. Jadi kalau Sindy ikut sepertinya gak akan muat mobilnya."
"Ehm, iya Ma, nanti aku beri tahu sindy dulu ya."
"Iya terserah kamu."
Sindy turun dari anak tangga kemudian ia menghampiri suami dan juga ibu mertuanya.
"Eh kebetulan Sin ada kamu," ucap Bu Misye.
"Kenapa Ma?" tanya Sindy.
"Besok hari minggu Mama minta tolong Doni antar Mama ke luar kota untuk jenguk teman Mama yang lagi sakit."
"Oh iya gak apa kok Ma."
"Iya Sin, sebenarnya mama ingin mengajak kamu, tapi sayangnya teman Mama pulangnya Mau numpang ke mobil kita, jadi kalau kamu ikut gak akan muat."
"Oh nggak apa kok ma, nggak nginep juga kan? Lagi pula Beberapa hari ini Sindy ngerasa kurang enak badan. Bawaannya ngantuk melulu."
"Iya mama juga gak lama kok, cuman ingin lihat keadaan dia saja, setelah itu pulang."
"Iya nggak apa-apa kok Ma."
"Istri aku memang pengertian Ma," ucap Doni sambil merangkul pundak Sindy.
"Ayo Sayang, kita ke kamar," ajak Doni.
Bu Misye tersenyum menyeringai melihat keduanya yang berjalan sambil merangkul.
"Aku gak sabar, untuk balas dendam ke Bramantyo," gumam Bu Misye sambil membelalakkan bola matanya.
***
Keesokan harinya Doni dan Bu Misye berangkat menuju luar kota.
Setelah mengantar suaminya di depan pintu. Sindy lebih memilih beristirahat di kamarnya. Karena beberapa hari ini kondisinya memang sedang tidak fit.
**
Waktu menunjukkan pukul satu siang. Dan sudah tiga jam Doni dan Bu Misye pergi.
Untuk menghilang perasaan jenuhnya, Sindy melanjutkan kegiatannya dengan menulis.
Ketika sedang serius menulis, suara gedoran pintu seketika mengejutkan Sindy.
"Sepertinya mas Doni sudah pulang."
"Iya tunggu Mas!"
Dengan bergegas Sindy membukakan pintu untuk Doni.
Kreak… pintu kamar pun terbuka.
Sindy membelalakkan bola matanya karena kaget.
"Sahrul, kenapa kamu di sini ?"
Bukannya menjawab, Sahrul langsung menutup mulut Sindy dengan menggunakan sapu tangan.
Sindy berusaha memberontak dan beryeriak. Namun, sepertinya sapu tangan yang menutupi mulut dan hidung Sindy sudah diberi obat tidur dosis tinggi.
Tangan Sindy yang mencekam tangan Sahrul perlahan terlepas, Sindy pun kehilangan kesadarannya.
Jangan ditanya kenapa Sahrul bisa masuk ke rumah itu. Itu semua karena Bu Misye yang berpesan kepada Satpam dan Art mereka untuk menerima kehadiran Sahrul. Bu Misye juga sudah bekerja sama dengan para ARTnya.
Para ART itu diancam oleh Bu Misye sehingga mereka mau menuruti keinginan Bu Misye.
Setelah berhasil membekap Sindy dan membuatnya tak sadar.Sahrul kemudian mengirim pesan rahasia kepada bu Misye dengan kode tertentu.
**
Bu Misye memang menjenguk salah satu sahabatnya sedang sakit. Namun itu juga sudah di skenario olehnya agar bisa membawa Doni.
Bu Misye mengumpulkan donasi dan teman-teman SMAnya untuk ikut menjenguk salah satu temannya.
Selain itu Bu Misye juga menawarkan mereka untuk ikut pulang bersamanya.
Sekitar dua jam berada di rumah itu, Bu Misye memutuskan untuk pulang kembali. Ada beberapa ibu-ibu yang ikut denganku mereka juga.
Setelah mengantar teman-temannya Bu Misye dan Doni segera pulang ke rumah.
***
Doni turun dari mobil setibanya di rumah.
Keadaan rumah sangat sepi saat itu. Bahkan tak ada Sindy yang menyambut kedatangannya, padahal Doni sudah mengirimkan pesan kepada Sindy bahwa sebentar lagi dia akan tiba di rumah.
"Kemana Sindy ya. Kok rumah terasa sepi sekali."
"Mungkinaaih di kamarnya kali Don."
"Kalau begitu Doni langsung istirahat saja ya Ma"
"Iya Doni."
Doni melangkah cepat menaiki anak tangga, setibanya di kamar ia langsung menekan handle pintu dan menemukan istrinya sedang berada dalam pelukan pria lain di atas ranjangnya. Seketika Doni melototkan bola matanya dengan dada yang bergemuruh hingga mencapai ubun-ubunnya.
"Sindy!"
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
tahniah buat kehamilan mu Ainun
tahniah Ainun