NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan Diujung Panggilan

Butik Xanara kini sepi, tirai sudah di tutup, cahaya sore masuk dari sela-sela jendela. Sedangkan Harvey duduk di sofa butik, jasnya sudah dilepas dan kemejanya sedikit kusut karena jejak dari pelukan dan ciuman yang baru saja mereka bagi.

 

Xanara membawa dua cangkir kopi, meletakkannya di meja.

 

“Kamu gak takut setelah ini orang akan tahu tentang kita?”

 

“Aku justru ingin semua orang tahu, supaya gak ada lagi yang berani main tuduh” ucap Harvey dengan tersenyum samar dan menatap xanara dengan oenuh arti.

 

Xanara duduk di seberangnya, mencoba menjaga ekspresi netral, tapi dalam dadanya ada denyut yang sulit dijinakkan. Sorot mata Harvey terlalu dalam, terlalu mengunci, membuatnya sulit berpaling. Sesekali tatapan itu bergeser ke bibirnya dan itu cukup membuat jantungnya berdebar lagi.

 

Keheningan nyaman itu tiba-tiba pecah oleh dering telepon, Xanara meraih ponselnya dan melihat layar ponselnya.

 

“Iya Lucy” – Xanara

 

Xanara menjawab telepon tersebut dengan menekan tombol speaker.

 

“Xa, aku cuma keluar negeri beberapa hari, dan begitu aku buka berita aku lihat foto kamu sama Pak Harvey di media. Tell me, ini sungguhan?” – Lucy

 

Suara Lucy terdengar panik bercampur heran, dan Xanara hanya tersenyum tipis. Lalu Xanara melirik Harvey, yang hanya tersenyum dan menyandarkan diri ke sofa dengan ekspresi puas.

 

“Iya beneran. Dan kalau kamu ada disinimungkin kamu akan lihat sendiri bagaimana dia memperjuangkan aku” – Xanara

 

Lucy terdiam sejenak, lalu terdengar suaranya sedang tertawa yang penuh kejutan.

 

“Oh my God, Xanara. Aku pikir kamu gak akan jatuh hati lagi, dan ternyata.. astaga aku suka sekali kamu seperti ini lagi. Tapi, kamu sudah siap dengan segala konsekuensinya?” – Lucy

“Aku gak akan kabur lagi Lucy. Aku sudah lama sembunyi dibalik masalalu” – Xanara

 

Harvey menatapnya dengan bangga, sementara diujung telepon Lucy tengah menghela napas lega.

 

“Baiklah kalau begitu selamat datang di babak baru hidupmu, teman” – Lucy

 

Telepon terputus. Xanara meletakkan ponselnya di meja, dan dalam sekejap tangan Harvey sudah meraih jemarinya.

 

“Sekarang kamu cuma perlu siap sama aku” ucap Harvey pelan tapi penuh dengan makna.

“Bawa aku kemanapun kamu mau” jawab Xanara tanpa ragu dengan senyum mengembang di bibirnya.

 

Harvey tidak melepas tangan Xanara, jemarinya bermain lembut di punggung tangan itu, sesekali menelusuri kulitnya seolah menghafal setiap garis.

 

“Xanara” ucap Harvey dengan nada rendah, nyaris seperti bisikan.

“Aku gak pernah merasa sebegininya buat jagain seseorangg” lanjut Harvey.

 

“Kamu baru kenal aku beberapa bulan Harvey. Gimana kalau ternyata aku gak seperti yang kamu pikir?” tanya xanara dengan mengangkat tatapannya, sorot mat aitu sulit dibaca, campuran antara kagum dan penuh rasa.

 

“Kalau kamu jatuh, aku yang akan jadi orang pertama yang nangkap kamu, kalau kamu lari, aku juga yang akan ngejar” Ucap Harvey mendekat.

 

Kalimat itu membuat udara diantara mereka terasa lebih tebal. Xanara mendekat, dia menggeser duduknya. Kini jaraknya hanya sejengkal, aroma kopi bercampur dengan wangi parfumnya yang maskulin. Xanara bisamerasakan napasnya, hangat di kulit wajahnya.

 

“Harvey” panggil Xanara yang suaranya nyaris tak terdengar.

 

Harvey mengangkat tangannya, menyelipkan helaian rambut yang jatuh di pipi Xanara, lalu jemarinya tertahan disana, menyentuh kulit Xanara lebih lama dari yang perlu.

 

Tatapan mereka bertaut begitu lama, hingga Xanara merasa dunia di luar butiknya lenyap tak tersisa.

 

“Aku gak akan mundur, jadi kamu juga jangan” ucap Harvey.

 

Senyum tipis Xanara mengembang, tapi dalam hatinya ia tahu kata-kata itu bukan sekedar janji, itu adalah peringatan. Bahwa apapun yang terjadi setelah ini, mereka akan maju bersama.

 

Saat Xanara hendak beranjak untuk membereskan mejanya, Harvey menahan pergelangan tangannya.

 

“Jangan kemana-mana. Duduk sama aku sebentar lagi” ucapnya, lebih seperti perintah yang lembut.

 

Xanara menurut, mereka berdua duduk bersebelahan, diam, hanya saling merasakan kehadiran satu sama lain.

 

Di luar, lampu jalan mulai menyala. Di dalam butik, dua hati itu mulai bergerak pada irama yang sama.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!